UNAIR NEWS – Pandemi Covid-19 belum menunjukkan titik akhir. Bahkan meski telah ditemukan vaksin, angka konfirmasi positif semakin hari kian menciptakan rekor baru. Berdasar data terakhir yang dihimpun covid19.go.id. pada 1 Februari 2021, terdapat 1.089.308 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Meski seluruh negara masih dipusingkan akibat pandemi Covid-19, ancaman pandemi lain ternyata juga menimbulkan kekhawatiran bagi para ilmuwan. Ancaman pandemi itu disebabkan virus Nipah. Virus tersebut bisa menyebabkan infeksi dan dapat menimbulkan pandemi berikutnya.
World Health Organization (WHO) dalam situsnya mengatakan bahwa virus Nipah merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan kepada manusia. Selain itu dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau penularan langsung dari orang ke orang.
“Awalnya ,virus ini ditularkan pertama kali oleh kelelawar buah. Kemudian menular ke babi. Dari babi menular ke manusia. Dari sinilah akhirnya terjadi proses penularan beruntun,” ujar Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo dr., M.Si, M.Ked.Klin, SpMK. dosen Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Virus itu kali pertama ditemukan di Malaysia pada 1999. Bahkan virus ini sempat menyebabkan wabah pada kalangan peternak babi di sana pada tahun yang sama. Wabah yang terjadi di Malaysia juga berdampak pada Singapura di mana penularan virus disebabkan kontak langsung dengan babi sakit atau jaringan yang terkontaminasi.
Pada 2001, wabah yang sama juga terjadi di Bangladesh. WHO melaporkan bahwa pada 2001 di Siliguri, India penularan virus ini terjadi pada layanan kesehatan. Sebanyak 75 persen kasus di antaranya terjadi pada staf rumah sakit serta pengunjung.
WHO mengatakan bahwa negara lain juga bisa mengalami wabah yang sama karena ditemukan spesies kelelawar Pteropus dan spesies lain yang dapat menyebabkan penularan virus ini. Negara tersebut ialah Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand.
Tanda dan gejala yang timbul akibat virus itu menyerupai tanda dan gejala pada influenza. “Gejala awal yang terjadi seperti orang sakit influenza. Badannya meriang, demam, otot-otot badan sakit,” ujar Agung.
“Kemudian gejala ini akan berlanjut, infeksi virusnya, lalu menyebar. Virus ini juga bisa menyebabkan gangguan napas dan infeksi pada otak,” pungkas Dewan Pakar Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur tersebut. (*)
Penulis: Icha Nur Imami Puspita
Editor: Feri Fenoria