UNAIR NEWS – Tepat Desember 2020 yang lalu, Departemen Administrasi Negara Universitas Airlangga (UNAIR) secara resmi telah berganti nama menjadi Departemen Administrasi Publik. Pergantian nama tersebut menandai upgrade kualitas departemen yang siap membuka program double degree, persiapan redesain kurikulum baru,hingga meningkatkan jaringan akademik di tingkat internasional.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Departemen Dr. Antun Mardiyanta, Drs., MA. dalam wawancara bersama Tim UNAIR NEWS, departemennya selama ini telah menunjukkan progres akademis yang luar biasa dan akan terus berlanjut di masa depan.
Pertama dalam segi akreditasi, dua program studi yang dibawahi departemen tersebut yakni S1 Administrasi Publik serta S2 Kebijakan Publik telah meraih akreditasi A dari BAN-PT. Tidak hanya itu, Administrasi Publik juga mendapatkan nilai skor tertinggi di antara prodi sama dari perguruan tinggi lain.
“Lalu kami juga terakreditasi A oleh lembaga akreditasi internasional ASIC dari United Kingdom, dan kini sedang dalam proses untuk meraih akreditasi unggul. Semuanya kami raih melalui kesinambungan redesain kurikulum mengikuti feedback dari berbagai stakeholder,” ujar kepala departemen yang dilantik pada bulan Desember 2020 lalu.
Dr. Antun mengungkapkan bahwa departemennya secara konsisten selalu menjalin hubungan dengan alumni, pemerintah, pihak swasta, perguruan tinggi, lembaga riset, maupun asosiasi ahli administrasi publik. Keseluruhan pihak tersebut menjadi bagian penting dalam proses akademik serta memperkuat skill dan pengetahuan para lulusan mereka di dunia kerja.
Komitmen itu sendiri membuat Administrasi Publik berhasil menjadi satu-satunya departemen di UNAIR yang mendapat dana hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 2020 lalu.
Hal tersebut mendorong Dr. Antun untuk semakin menggencarkan kegiatan merdeka belajar dan agenda smart university. Yang terbaru, departemennya berhasil mengirim dua mahasiswa untuk magang dan melakukan kolaborasi riset bersama para akademisi Osaka University, Jepang.
Sementara itu untuk program tahunan, Departemen Administrasi Publik memiliki program pengabdian masyarakat yang telah membuahkan satu desa binaan di daerah Gresik. Desa binaan tersebut menjadi wujud pengabdian masyarakat sekaligus lapangan praktik bagi mahasiswa untuk merumuskan rencana kebijakan serta administrasi di tingkat daerah. Selain itu, konferensi internasional juga telah menjadi agenda tahunan wajib yang merekatkan Departemen Administrasi Publik dengan universitas partner mereka.
“Yang paling dekat itu ada international mini-conference bersama Universiti Teknologi MARA Malaysia (UiTM). Konferensi itu sudah menjadi acara rutin, walaupun kali ini digelar secara daring karna pandemi,” imbuhnya.
Bersama UiTM pula, prodi S2 Kebijakan Publik segera siap untuk membuka program double degree. “Mahasiswa S2 double degree nantinya saat lulus akan mendapat dua gelar, yakni Magister Kebijakan Publik serta Master of Administrative Science dari UiTM Malaysia,” jelasnya.
Sementara itu mengikuti situasi pandemi, Dr. Antun menegaskan bahwa keseluruhan aktivitas akademik akan berjalan seperti biasa meskipun digelar secara daring. Bahkan Departemen Administrasi Publik sendiri siap untuk mengundang dosen tamu internasional maupun praktisi sebagai pengisi mata kuliah.
Melalui kualitas akademik tersebut, Departemen Administrasi Publik UNAIR sendiri telah menelurkan banyak lulusan bereputasi yang tersebar di lingkungan akademis, pemerintahan, swasta, maupun institusi internasional. “Beberapa di antaranya mengisi jabatan-jabatan kepala dinas, dekan, berbagai kementerian, perusahaan swasta multinasional, maupun konsultan World Bank juga ada,” kata Dr. Antun.
Ke depannya, Dr. Antun beserta staf departemen akan semakin mengarahkan kurikulum pada kegiatan praktikum, digital administrative, serta data science. Upaya tersebut dilakukan sebagai respon cepat Departemen Administrasi Publik terhadap Revolusi Industri 4.0, permintaaan lapangan kerja, serta pandemi Covid-19 yang melahirkan kebutuhan digital yang begitu besar.
Penulis: Intang Arifia
Editor: Khefti Al Mawalia