Diabetes melitus, atau yang masyarakat akrab ketahui sebagai kencing manis, merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang pada tahun 2017 prevalensinya mencapai 425 juta penderita atau 8,8% dari jumlah seluruh penduduk dunia dengan rentang usia 20-79 tahun. Jenis yang paling sering diderita adalah DM tipe 2 (T2DM) yang disebabkan karena produksi insulin untuk mengatur kadar gula dalam darah tidak mencukupi kebutuhan. Gejala umum dan utama dari diabetes melitus adalah tingginya indeks glikemik di dalam tubuh atau kadar glukosa (gula) dalam darah yang melebihi 120 mg/dL darah sehingga kunci utama penatalaksanaan DM adalah pada kontrol gula darah.
Kondisi diabetes melitus yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya tindakan pengobatan dan pencegahan akan menimbulkan dampak atau komplikasi yang terbagi menjadi komplikasi akut dan kronis dengan komplikasi yang wajib diwaspadai adalah komplikasi kronis yang terbagi lagi menjadi ya komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Menurunnya tajam pandangan, hilangnya sensasi sensorik hingga timbulnya gangren atau luka borok utamanya di kaki menjadi masalah yang sering muncul pada penderita diabetes yang tidak segera mendapatkan penanganan. Oleh karena itu, penting sekali penggencaran upaya deteksi dini, penanganan dan pencegahan diabetes melitus dilakukan oleh setiap orang.
Kajian literatur yang dilakukan oleh Ferry Efendi dan tim tentang upaya pencegahan dan modifikasi faktor risiko kardiovaskuler melalui studi literatur ilmiah yang sistematis menunjukkan hasil bahwa berolahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin di dalam tubuh dan memodifikasi faktor risiko terkait sirkulasi yang dapat meminimalisir terjadinya komplikasi berkaitan dengan vaskularisasi. Penulis dan tim melakukan studi literatur secara sistematis menggunakan protokol kajian literatur dan dilakukan di 3 database ilmiah internasional yaitu Science Direct, Proquest dan Scopus untuk mengkaji terkait efektivitas olahraga untuk perawatan dan pencegahan komplikasi mikrovaskuler pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Dengan melakukan studi komprehensif pada beberapa database ilmiah internasional bereputasi didapatkan 15 artikel dengan temuan menunjukkan bahwa Latihan olahraga teratur memiliki beberapa manfaat yang berkaitan dengan kontrol glikemik melalui mekanisme penurunan resistensi insulin, insulin plasma, glukosa darah puasa, glukosa darah postpandrial dan hbA1c. Latihan olah raga teratur memiliki manfaat pada penderita diabetes antara lain memodifikasi faktor risiko kardiovaskular kearah yang lebih baik. Olahraga dapat memperlancar aliran transportasi darah dalam tubuh sehingga kebutuhan sirkulasi pada setiap bagian tubuh dapat terpenuhi. Kajian yang dilakukan ini juga menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan secara berkelompok dan berjadwal rutin akan meningkatkan minat dan kepatuhan sehingga dapat meningkatkan komitmen setiap orang untuk melakukan olahraga bersama. Bukan hanya untuk mencegah komplikasi diabetes melitus, namun juga sebagai salah satu upaya preventif dengan menerapkan pola hidup sehat. Bersama-sama melakukan olahraga dengan keluarga/teman atau kelompok di lingkungan sosial akan meningkatkan minat individu untuk konsisten menerapkan pola hidup sehat dan bukan sekedar sebagai upaya menurunkan risiko komplikasi penyakit yang telah dimiliki.
Penulis: Ferry Efendi S.Kep.Ns., M.Sc., PhD.
Link jurnal: Effect Of Physical Exercise On Insulin Sensitivity And The Modifiable Cardiovascular Risk Factors Of Patients With T2dm: A Systematic Review (2020) Wahyu Sukma Samudera, Ferry Efendi, Retno Indarwati (https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/20521).