Covid-19 atau virus corona merupakan jenis virus yang menyerang sistem pernapasan manusia dimana virus tersebut masih terkait dengan virus SARS dan MERS yang sudah menginfeksi penduduk dunia. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada Desember 2019. Berdasarkan penelitian, virus ini mampu menyebabkan kematian, meski sudah banyak yang sembuh dari penyakit ini. Jumlah orang yang terinfeksi virus corona terus meningkat setiap hari. Kekhawatiran terhadap virus ini semakin meningkat karena virus ini dapat mengakibatkan kematian pada orang yang tertular. Kekhawatiran muncul karena virus corona sangat menular. Gejala Covid-19 mirip dengan gejala flu biasa.
Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, banyak orang sering khawatir tertular. Saat mereka batuk, mereka juga sering khawatir apakah itu tanda Covid-19 atau batuk biasa. Dari gejala klinik, sebenarnya dapat diketahui apakah seseorang mengidap Covid-19 atau tidak. Pada penelitian kami, kami menggunakan set data gejala klinik untuk mengklasifikasikan gejala dengan menggunakan algoritma Decision Tree. Decision Tree yang digunakan dalam penelitian ini adalah J48 dan Hoeffding Tree.
Decision Tree adalah salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena mudah diinterpretasikan oleh manusia. Model prediksi dengan menggunakan struktur hierarki. Konsepnya adalah dengan mengubah data menjadi decision trees atau decision rules. Hasil dari J48 sedikit lebih baik daripada Hoeffding tree dalam hal akurasi, presisi, dan perolehan hasil, sedangkan dari hasil Hoeffding Tree lebih sederhana dan jumlah nodenya kurang dari J48.
Menurut World Health Organization (WHO), Covid-19 atau coronavirus dapat menyebabkan penyakit pernapasan. Covid-19 menyebar melalui tetesan pernapasan (droplets) dan kontak dekat. Transmisi droplets terjadi ketika ada kontak dekat dalam jarak satu meter dengan orang yang mengalami gejala pernapasan seperti batuk atau bersin. Batuk atau bersin ini dapat menyebarkan droplets yang berpotensi menularkan virus. Droplets biasanya berukuran 5-10 mikron dari orang yang bersin atau batuk menuju ke tubuh manusia yang tertular.
Mengidap flu biasa bisa merupakan gejala awal dari infeksi virus corona. Gejala yang datang terkadang mirip dengan penyakit lain. Decision tree bisa menjawab permasalahan tersebut dengan membuat aturan sehingga jelas seseorang telah terjangkit virus corona atau tidak. Decision tree adalah metode klasifikasi yang menggunakan struktur pohon, di mana setiap node mewakili atribut dan cabang (branch) yang mewakili nilai atribut, sedangkan daun (leaves) digunakan untuk mewakili kelas (class). Node teratas dari decision tree disebut sebagai akar (root).
Penggunaan J48 dan Hoeffding Tree dapat menghasilkan aturan yang jelas apakah seseorang terpapar Covid-19 ringan, sedang, berat, atau bukan Covid-19. Perbandingan antara algoritma J48 dan Hoeffding Tree tidak terlalu signifikan. Hanya saja pada penelitian kami, hasilnya algoritma J48 sedikit lebih baik daripada Hoeffding Tree dalam hal akurasi, presisi, dan recall, sedangkan dari hasil tree view, Hoeffding Tree tampak lebih sederhana dan jumlah nodenya kurang dari J48.
Ke depan, penelitian juga dapat dilakukan dengan menggunakan set data yang sama dengan pre–processing yang berbeda. Penelitian juga dapat dilakukan dengan lebih banyak variasi dalam validasi silang (cross-validation) dan persentase pemisahan data pelatihan dan pengujian.
Tulisan ini disadur dari hasil penelitian bersama tim yang terdiri dari: Naim Rochmawati, Hanik Badriyah Hidayati, Yuni Yamasari, Wiyli Yustanti, Lusia Rakhmawati, Hapsari P. A. Tjahyaningtijas, Yeni Anistyasari. Penelitian ini merupakan kolaborasi tim peneliti dari Universitas Airlangga (UNAIR) dan Universitas Negri Surabaya (UNESA).
Penulis: Hanik Badriyah Hidayati
Link artikel lengkap dapat diakses melalui: https://ieeexplore.ieee.org/document/9243246