UNAIR NEWS – Tanaman Obat Keluarga atau yang dikenal TOGA merupakan tanaman yang memiliki fungsi sebagai obat herbal dan sengaja ditanam di pekarangan atau kebun milik warga. Tanaman toga sering dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional karena selain harganya terjangkau, tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan.
Karena pentingnya manfaat TOGA bagi kesehatan manusia, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga melalui Departemen Farmakognosi dan Fitokimia mengedukasi penghuni Panti Rehabilitasi Mental Al-Hafizh Kabupaten Sidoarjo. Program pengabdian masyarakat dengan tema “Pembuatan Taman Toga Dan Penyuluhan Pemakaian Tanaman Obat, Buah Dan Sayuran Untuk Penderita Gangguan Jiwa Di Panti Rehabilitasi Mental Al-Hafizh, Kec. Sidoardjo, Kab. Sidoardjo, Prop. Jawa Timur” diinisiasi tiga Srikandi Dosen Farmasi UNAIR. Yakni, Dra. Rakhmawati, MS., Apt selaku Ketua, Rr. Retno Widyowati, SSi., M.Pharm., PhD., Apt , dan Dr. Idha Kusumawati, SSi., MSi., Apt.
Ketika dimintai keterangan UNAIR NEWS, Retno Widyowati., PhD., Apt mengungkapkan bahwa pengmas yang dilaksanakan pada Sabtu (28/11/2020). Kegiatan itu diikuti 26 penghuni panti yang rata-rata mereka merupakan alumni Rumah Sakit Jiwa Menur dan 7 orang pengurus panti. Alasan melakukan pengmas di panti tersebut, sebut Retno, tim ingin berbagi dan memberikan solusi penanganan kesehatan otak melalui kearifan local, yaitu tanaman obat.
“Supaya penderita kesehatan mental tidak hanya tergantung dari obat modern, tapi dapat memanfaatkan tanaman obat, sayur, dan buah,” ungkap Retno.
Tim Dosen Farmasi mengenalkan tanaman toga kepada penghunti panti dengan cara menanam bersama-bersama tanaman toga, kemudian diiringi dengan pembuatan taman mini toga di rumah panti. Total 63 tanaman toga dan 18 spesies tanaman; mulai tanaman Katu, Daun Mint, Lidah Buaya, Jeruk, Delima, Jeruk Lemon, Markisah, Besaran, Seledri, Oregano, Peterseli, Lavender, Kembang Telang, Mimba, Jambu Biji, Jahe, Kencur, Kunir, Temulawak, Laos, Kelor, dan Pegagan.
Retno mengatakan penghuni panti sangat antusias. Berkat pengmas tersebut, mereka mendapatkan ilmu baru, bahwasanya memanfaatkan tanaman dapat membantu meningkatkan kesehatan otak.
“Mereka akan menanam lebih banyak lagi. Terdapat lahan kosong milik keluarga dari salah satu penghuni panti. Nantinya ditanami sayur, buah, dan tanaman obat,” ujarnya.
Bukan hanya itu, Dra. Rakhmawati bersama tim memberikan modul tentang tanaman obat, sayur dan buah guna meningkatkan kesehatan otak. Modul tersebut akan diperdalam dan akan dijadikan buku sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat.
Tim berharap setelah pengmas tersebut berlangsung, penghuni Panti Rehabilitasi bisa merawat dan memanfaatkan tanaman toga yang telah diberikan. Yang tidak kalah penting, mereka diharapkan mulai tidak lagi bergantung terhadap obat modern. (*)
Penulis: Dimar Herfano
Editor: Feri Fenoria