Timbal (Pb) adalah senyawa logam berat pencemar lingkungan bersifat toksik, mengganggu berbagai fungsi organ tubuh melalui peningkatan stress oksidatif. Kondisi stress oksidatif mengganggu keseimbangan prooksidan dan sistem antioksidan, menghasilkan produksi spesies oksigen reaktif (ROS) yang berlebihan dan penurunan antioksidan seluler. Peningkatan stress oksidatif menimbulkan peroksidasi lipid yaitu reaksi antara ROS dengan lipid tak jenuh pada system membrane sel terutama lipid tidak jenuh, dan menghasilkan malondialdehyde (MDA) yang merupakan bahan toksik perusak sel. Peningkatan kadar MDA menunjukkan adanya penurunan aktivitas antioksidan dan peningkatan ROS sehingga memerlukan antioksidan alami dari luar dan salah satunya adalah kurkumin.
Kurkumin memiliki efek antioksidan, namun bioavailabilitas kurkumin adalah buruk sehingga diperlukan nanoteknologi untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kelarutan, stabilitas, dan bioavailabilitas hayati kurkumin.. Nano kurkumin hasil nanoteknologi kurkumin memiliki potensi lebih kuat dibanding dengan kurkumin. Pembuatan nano kurkumin pada penelitian ini menggunakan metode milling. Bubuk curcumin dimilling dengan penumbukan oleh bola-bola cubic zircornia, dengan perbandingan kurkumin : bola-bola cubic zirconia = 1:10 dan dimilling pada mesin High Energy miling (HEM) Penelitian ini membuktikan nano kurkumin berperan sebagai proteksi peroksida lipid sel granulosa ovarium akibat timbal asetat (PbAc).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni laboratorik dengan rancangan penelitian randomized post test only control experimental, menggunakan 45 tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negative (C-) tikus diberikan minyak jagung dan satu jam kemudian diberikan aquabidest, kelompok kontrol positive (C+) tikus diberikan minyak jagung dan satu jam kemudian diberikan timbal asetat (Pb) 40 mg/kg bb/hari, kelompok eksperimen 1 (E1) tikus diberikan nanokurkumin 50 mg/kg/bb/hari yang dilarutkan dalam minyak jagung dan satu jam kemudian diberikan timbal asetat (Pb) 40 mg/kg bb/hari, kelompok eksperimen 2 (E2) tikus diberikan nanokurkumin 100 mg/kg/bb/hari yang dilarutkan dalam minyak jagung dan satu jam kemudian diberikan timbal asetat (Pb) 40 mg/kg bb/hari, dan kelompok eksperimen 3 (E3) tikus diberikan nanokurkumin 200 mg/kg/bb/hari yang dilarutkan dalam minyak jagung dan satu jam kemudian diberikan timbal asetat (Pb) 40 mg/kg bb/hari. Perlakuan diberikan secara oral dan waktu perlakuan adalah setiap hari setiap pukul 08.00 AM selama 26 hari. Ovarium diambil untuk dilakukan analisis immunohistokimia ekspresi MDA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian nano kurkumin 200 mg/kg bb tikus memberikan proteksi peroksida lipid sel granulosa ovarium tikus paling besar dibanding dengan pemberian nano kurkumin 50 mg/kg/ bb dan 100 mg/kg/bb. Pemberian nano kurkumin 50 mg/kg bb sama dengan pemberian nano kurkumin 100 mg/kg bb dalam proteksi peroksida lipid sel granulosa tikus putih yang diinduksi timbal asetat (Pb) 40 mg/kg bb.
Penghambatan peroksidasi lipid dapat dilakukan nano kurkumin, yaitu melalui proses netralisasi radikal bebas yang terlibat dalam peroksidasi dengan cara penangkapan radikal bebas dengan cara mendonasikan atom hidrogen (H) dari gugus hidroksil (OH) fenoliknya saat bereaksi dengan radikal bebas. Reaksi ini akan menghasilkan radikal fenoksil kurkumin yang kurang reaktif dan; penghambatan pembentukan radikal hidroksil (OH*) melalui pencegahan terjadinya reaksi Fenton dan Haber Weiss.
Penulis: Anis Satus Syarifah, Sri Agus Sudjarwo, Hendy Hendarto, Reny I’tishom
Berikut link jurnal terkait artikel di atas: http://medicopublication.com/index.php/ijfmt/index Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat di Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology, Vol. 14 No. 4 (2020). 764 – 769