Metastasis tumor ke jantung berupa hambatan total konduksi listrik jantung atau blok atrioventrikular (AV) total merupakan kasus yang sangat jarang terjadi. Beberapa studi melaporkan insiden terjadinya metastasis jantung sebesar 2,3% hingga 18,3%. Hingga saat ini belum ada pedoman khusus mengenai penanganan kasus blok jantung yang terjadi pada pasien kanker stadium terminal. Pemasangan pacu jantung permanen menjadi pilihan yang sulit karena harus mempertimbangkan antara manfaat klinis dan perawatan paliatif yang diberikan pada pasien.
Kami melaporkan satu kasus pasien laki-laki berusia 24 tahun yang didiagnosis kanker lidah tipe karsinoma sel skuamosa sejak 6 bulan. Seminggu dalam perawatan di rumah sakit pasien mengeluh dada terasa tidak nyaman dan tubuh lemah. Tekanan darah menjadi hipotensi yaitu 80/40 mmHg, denyut jantung melambat hanya 44 kali per menit, frekuensi napas dan saturasi oksigen normal. Hasil EKG menunjukkan blok AV total dengan irama lolos penghubung 44 kali per menit. Dari pemeriksaan ekokardiografi ditemukan massa intrakardiak berukuran 2,1 x 0,9 cm dan 1,8 x 0,8 cm di atrium kanan dan katup trikuspid dan dicurigai massa tersebut berasal dari sel kanker mulut yang bermetastasis ke jantung. Ditemukan pula cairan (efusi) di rongga perikardium derajat sedang namun berkembang menjadi derajat berat setelah 2 minggu bahkan diperlukan tindakan mengevakuasi cairan perikardium (perikardiosentesis) dan didapatkan cairan hemoragis yang tipikal dari penyakit keganasan.
Karena pasien mengalami bradikardia disertai gejala bahkan mengalami syok , segera dipasang pacu jantung sementara sebagai upaya menyelamatkan jiwa. Pasien mengalami perbaikan dan perawatan dilanjutkan dengan mengkoreksi berbagai faktor lain penyebab gangguan konduksi jantung seperti anemia, infeksi serta gangguan elektrolit. Seiring dengan perbaikan kondisi, pasien tidak lagi menunjukkan gangguan hemodinamik ketika pacu jantung sementara dicoba dimatikan tetapi gangguan konduksi jantung (blok AV total) tetap muncul. Namun demikian, kami memutuskan pacu jantung permanen tidak dipasang berdasar pertimbangan adanya komorbiditas yang serius dengan survival pasien yang rendah serta risiko infeksi . Pasien meninggal pada perawatan hari ke-20 yang disebabkan gagal napas dan syok sepsis.
Dari literasi mengenai blok jantung akibat metastasis keganasan ditemukan bahwa dari 10 kasus yang dilakukan pemasangan pacu jantung permanen, hanya 1 pasien menunjukkan durasi hidup yang bermakna. Kanker yang paling sering bermetastasis ke jantung berasal dari rongga mulut, uterus, dan tiroid. Tipe histologi sel kanker yang paling sering adalah karsinoma sel skuamosa. Manifestasi klinis metastasis jantung beragam, dapat tidak menunjukkan gejala hingga menunjukkan gejala batuk darah dan sinkop. Lokasi metastasis kebanyakan adalah ventrikel kanan.
Adanya gangguan konduksi jantung berupa blok AV total pada pasien kanker mulut harus diwaspadai oleh dokter sebagai suatu kejadian metastasis. Keganasan yang berasal dari mulut dilaporkan jarang hingga menimbulkan blok AV total. Keputusan untuk memasang pacu jantung permanen sangat bergantung pada pertimbangan untung dan rugi pada masing-masing pasien. Pertimbangan tersebut haruslah mencakup status fungsional pasien, komorbid, prognosis, dan respon terhadap terapi konservatif.
Penulis : Andrianto
Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini: https://f1000research.com/articles/9-1243