UNAIR NEWS – Pandemi Covid-19 membawa dampak yang begitu meluas dan multidimensional. Tidak terbatas pada kesehatan, sosial, pariwisata, maupun politik, akan tetapi juga ranah teknologi digital. Isu tersebut yang kemudian coba diangkat oleh dosen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Agie Nugroho Soegiono, S.IAN., M.P.P. Membentuk tim bersama Dosen Ilmu Politik Febby Widyanto, S.IP., M.Sc., serta mahasiswa Ilmu Politik Marsya Martia, ketiganya menggelar lima seri Governansi Data.
Digelar secara daring, pengabdian masyarakat tersebut menitikberatkan pada edukasi perlindungan data pribadi pada masa pandemi. Ditujukan bagi masyarakat sipil, seri tersebut berusaha meningkatkan kesadaran serta kontrol masyarakat terhadap digital yang rawan disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab.
“Kami bergerak sebagai integrator serta perancang solusi di tingkat individu dengan keamanan aktivitas dunia siber mereka. Implementasinya kami selenggarakan melalui seminar, dialog, maupun bincang publik terkait keamanan siber di masa maupun pasca pandemi,” ungkap Agie selaku ketua tim.
Untuk outputnya sendiri, rangkaian kegiatan pengmas tersebut diabadikan dalam poster, podcast, infografis, video singkat, serta jurnal pengadian masyarakat yang dapat diakses oleh banyak pihak. Tidak tanggung-tanggung, tim governansi data turut menggandeng berbagai perwakilan institusi nasional maupun internasional.
Pada seri ketiga misalnya, tim mengundang Nenden Sekar Arum selaku anggota South Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet). Diskusi pada Selasa (17/11/2020) tersebut menyoroti perlindungan data serta maraknya kekerasan gender berbasis online. Nenden sendiri menyebut bahwa salah satu masalah utama dunia siber adalah kasus-kasus kriminalisasi dan persekusi terhadap pengguna internet karena penggunaan haknya dalam berekspresi.
Dalam seri diskusi yang lain tim turut mengundang Beltsazar Krisetya dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Lembaga riset dan analisis isu sosial dan politik nasional tersebut menggarisbawahi mengenai kerentanan dunia siber masa depan yang didominasi oleh sektor privat dengan kebijakan perlindungan yang rendah dari pemerintah.
Sementara itu dalam seri terakhir pada Sabtu (28/11/2020), tim governansi data mengundang Edwin Purwandesi selaku Head of Big Data Platform and Cybersecuity Telkom Indonesia. Pada kesempatan tersebut para pembicara berusaha menekankan solusi di tingkat pemerintah daerah dalam usaha perlindungan data pribadi masyarakat.
Dari serangkaian seri diskusi yang seluruhnya digelar secara daring tersebut, Agie dan Febby selaku tim dan dosen FISIP turut membagikan ilmunya terkait perlindungan data pada aspek relasi kuasa politik maupun regulasi. Kepada total 800 peserta webinar, keduanya menekankan pada kebijaksanaan penggunaan internet agar dapat melindungi data pribadinya.
“Kami mengangkat isu ini karena perlindungan terhadap data pribadi masih sebatas RUU. Belum lagi pemahaman masyarakat yang masih rendah pada kejahatan dunia siber. Harapannya, kelima seri webinar ini dapat menjadi acuan agar masyarakat semakin teredukasi saat menggunakan platform maupun layanan publik berbasis digital,” tutupnya.
Penulis: Intang Arifia
Editor: Khefti Al Mawalia