Pengaruh Lemak Unggas Pada Tubuh
Unggas merupakan bahan makanan yang hampir setiap hari tidak boleh dilewatkan. Unggas merupakan tipe burung yang diternakkan untuk produksi daging dan telur. Daging unggas memiliki kandungan lemak lebih rendah dibandingkan daging ternak non unggas seperti sapi, kambing, domba, dan babi.
Covid 19 merupakan wabah terbaru yang belum ada obat yang pasti bisa menyembuhkan secara sempurna. Berbagai protokol kesehatan dijalankan diberbagai belahan dunia. Salah satu himbauan banyak pemerintah yakni saran untuk diet sehat dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak dan junk food yang bisa berakiba mengebabkan berbagai komplikasi penyakit. Makanan berlemak bisa menyebabkan diabetes, tekanan darah tinggi, asam urat, stroke, dan bahkan serangan jantung. Masyarakat dengan penyakit bawaan seperti stroke, diabetes melitus, tekanan darah tinggi, penyakit pernafasan, serta penyakit organ lain lebih mudah terserang COVID-19.
Amerika serikat sebgai negara adidaya tampaknya juga unggul dalam jumlah kasus positif serta kasus meninggal karena virus tersebut. Orang amerika gemar makan fast food serta junk food. Hampir semua makana siap saji di amerika menggunakan daging ayam sebagai bahan bakunya. Ayam yang digunakan berasal dari jenis broiler, yang mana bisa tumbuh lebih cepat dibandingkan unggas yang lain serta lebih mudah gemuk, sehingga bisa segera dipotong. Jenis unggas lain yang populer di amerika yakni kalkun, namun lebih banyak digunakan untuk acara penting dan festival.
Metode dan Hasil Studi
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder sebagai data utama. Subjek penelitian ini ada dua, pertama yakni data konsumsi daging ayam broiler dan kalkun di amerika serikat.Data konsumsi dan produksi daging bebek diambil dari website USDA. Subjek kedua yaki data mengenai jumlah kasus COVID diambil dari situs worldometer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging ayam broiler jauh lebih banyak dikonsumsi jika dibadingkan kalkun. Hal ini dikarenakan harga ayam broiler yang lebih murah dikarenakan biaya produksi ternak yang lebih murah pula. Selain itu daging kalkun lebih rendah lemak jika dibandingkan ayam broiler, namun mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar.
Hasil studi menunjukkan bahwa jumlah konsumsi kedua unggas tersebut tidak berhubungan dengan jumlah kenaikan kasusu positif dikarenakan jumlah konsumsi yang fluktuatif. Selain itu, jumlah konsumsi kalkun yang signifikan turut berperan dalam penambahan angka pasien yang sembuh. Penambahan jumlah konsumsi ayam broiler yang terlalu berlebihan bisa memicu gangguan organ dalam. Hal ini dikarenakan beberapa peternak ayam broiler di amerika menggunakan obat perecepat tumbuh yang dsuntikkan lewat sayap, sehingga bisa berbahaya bagi tubuh jika terlalu banyak masuk ketubuh.
Daging kalkun mengandung triptofan yang membantu tubuh untuk memproduksi serotonin yang dibutuhkan untuk menjaga kekebalan tubuh. Selain itu daging kalkun kayak akan omega-3, walaupun tidak sebanyak tuna, yang berguna untuk pertumbuhan sel otak bagi bayi dan remaja. Daging kalkun di amerika cenderung diternakkan tidak menggunakan obat percepatan tumbuh seperti ayam broiler, sehingga lebih aman dikonsumsi. Namun harga daging kalku yang lebih mahal serta stereotip makanan siap saji di amerika yang lebih banyak menggunakan ayam broiler menyebabkan kalkun kurang laris dipasaran.
Daging unggas tidak hanya mendatangkan sisi negatif, namun juga manfaat bagi tubuh. Daging kalkun bermanfaat bagi penyembuhan tubuh. Selain itu, konsumsi daging kalkun secara tepat bisa menambah imunitas tubuh. Berbeda dengan kalkun, ayam broiler bisa mendatangkan masalah pada tubuh jika dikonsumsi berlebihan
Penulis: Maslichah Mafruchati
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: