Luka dapat menyebabkan gangguan pada fungsi dan struktur anatomi tubuh. Salah satu contoh bentuk luka adalah luka paska ekstraksi gigi. Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks melalui fase hemostasis, inflamasi, proliferasi dan maturasi (remodelling). Fase hemostasis terjadi segera setelah terinisiasi luka. Fase inflamasi merupakan fase ke-2 dalam proses penyembuhan luka yang bertujuan untuk memperkuat pertahanan imun melawan mikroorganisme asing pada daerah luka. Fase proliferasi dimulai sejak hari ke-3 setelah terjadi luka dan dapat berlangsung selama dua minggu. Sel fibroblas merupakan sel yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka karena terdistribusi secara luas di jaringan ikat, memproduksi prekursor kolagen, serat elastis dan serat retikuler. Fibroblas dan myofibroblas di jaringan akan terstimulasi untuk berproliferasi. Fibroblas akan menghasilkan kolagen dan pada luka dengan jaringan granulasi, ditemukan 40% kolagen tipe III.
Penyembuhan luka dapat dibantu dengan bahan alami seperti kunyit. Penggunaan kunyit memiliki banyak manfaat, mudah dijumpai di lingkungan sekitar dan harganya relatif murah. Kurkumin dan minyak atsiri pada kunyit berfungsi sebagai antioksidan yang dapat membantu mencegah oksidasi sel-sel tubuh, serta fungsi lain sebagai antimikroba dan antifungal. Ion seng dari seng oksida merupakan salah satu mineral, yang berguna dalam pertumbuhan jaringan dan penyembuhan luka. Seng juga dapat menembus membran sel bakteri sehingga mengganggu metabolisme dari bakteri. Penelitian mengenai kombinasi ekstrak kunyit dan seng oksida terhadap penyembuhan luka sayat sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu sebagai bahan dressing untuk membantu menutup luka agar tidak terkontaminasi, dengan cara melindungi luka paska operasi yang dilakukan pada punggung tikus Wistar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati fibroblas dan kolagen pada soket setelah pencabutan gigi pada tikus. Penelitian ini menggunakan subjek 20 tikus Wistar jantan yang dibagi ke dalam empat kelompok secara acak, masing-masing lima ekor tikus. Ekstraksi dilakukan pada satu gigi insisif rahang bawah setiap tikus. Selanjutnya, pada kelompok perlakuan diberikan dressing kombinasi ekstrak kunyit dan seng oksida ke dalam soket setelah pencabutan gigi, kemudian dilakukan suturing dan diamati pada hari ke 3 dan 7, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan dressing. Pada hari ke 3 dan ke 7, tikus dikorbankan untuk diambil jaringan mandibula. Jaringan mandibula setelah diambil, difiksasi dengan formalin 10% dan selanjutnya di dekalsifikasi dengan ethylenediaminetetraacetate (EDTA) 6% hingga lunak.
Jaringan yang sudah selesai di dekalsifikasi ditanam pada blok parafin, diiris tipis dan diletakkan pada preparat kaca. Pewarnaan hematoksilin-eosin (HE) pada preparat jaringan luka dilakukan untuk mengamati jumlah fibroblas dan pewarnaan masson trichrome (MT) dilakukan untuk mengamati jumlah kolagen. Hasil penelitian membuktikan bahwa kombinasi seng oksida dan ekstrak kunyit dapat meningkatkan jumlah fibroblas dan kolagen pada luka paska ekstraksi, sehingga proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat.
Penulis: Nadia Mutiara Hasri dan Asti Meizarini
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://connectjournals.com/03896.2020.20.4821
Hasri NM, Muhammad FY, Meizarini A, Agustantina TH, Soekartono H (2020). Turmeric-Zinc Oxide Combination Promotes Fibroblasts and Collagens Proliferation in Socket Healing Process After Tooth Extraction. Biochem. Cell. Arch., 20(2): halaman 4821-4826.