Sariawan merupakan salah satu bentuk luka yang timbul pada rongga mulut. Setiap obat yang diaplikasikan pada sariawan harus mampu menstimulasi dan mempercepat proses penyembuhan. Penyembuhan adalah proses kompleks yang mencakup respons seluler dan jaringan. Respon seluler, sebagai bagian dari inflamasi, merupakan respon kedua setelah hemostasis pada kaskade penyembuhan, yang meliputi perekrutan sel inflamasi seperti neutrofil dan makrofag ke daerah sariawan. Beberapa mediator seperti sitokin dan faktor pertumbuhan (growth factor) yang dilepaskan oleh makrofag dan limfosit merupakan hal penting untuk proses proliferasi sel sebagai langkah awal pembentukan epitel baru. Di sisi lain, fibroblast adalah komponen seluler yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen untuk mebentuk epitel baru.
Tempurung kelapa merupakan bagian dari buah kelapa atau disebut sebagai endocarp. Tempurung kelapa ini dapat menghaislkan suatu bahan yang sdisebut sebagai liquid smoke tempurung kelapa melalui proses pirolisis. Liquid smoke tempurung kelapa, mengandung senyawa fenol seperti fenol, guaiacol, dan 4-ethyl-2-methoxyphenol (2-EMP). Senyawa ini memiliki kemampuan untuk menghambat radikal bebas.
Penelitian yang telah dilakukan selama 2 tahun menunjukkan bahwa, liquid smoke tempurung kelapa dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan sariawan karena dapat memodulasi proses penyembuhan sariawan dengan menurunkan ekspresi tumor necrosis factor α (TNF-α) dan nuclear factor kappa B (NF-kB), meningkatkan kolagen. Proses ini akan menyebabkan peningkatan proses penyembuhan. Penurunan TNF-α dan NF-kB akan mempercepat respon inflamasi.
Respon inflamasi pertama dalam proses penyembuhan adalah rekrutmen sel inflamasi seperti neutrofil, makrofag, dan limfosit. Berdasarkan alasan tersebut, kami kembali melakukan penelitian untuk mengkonfirmasi bagaimana respon sel inflamasi pada sariawan yang diterapi menggunakan liquid smoke yang dianalisis menggunakan pemeriksaan histopatologi.
Penelitian yang dilakukan dengan memberikan liquid smoke tempurung kelapa pada sariawan, kemudian diamati pada hari ke-3, hari ke-5 dan hari ke-7. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan recruitmen sel inflamasi ditandai dengan peningkatan jumlah sel makrofag, dan limfosit pada pengamatan hari ke- 3 sampai hari ke- 7, kecuali sel neutrofil yang meningkat pada pengamatan hari ke-3 sampai hari ke-5 kemudian menurun pada hari ke-7. Akibat dari peningkatan sel inflamasi ini, terjadi peningkatan jumlah sel fibroblast pada sariawan. Analisis yang kami lakukan, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sel fibroblast sebagai akibat peningkatan jumlah sel makrofag pada sariawan.
Proses yang terjadi dikarenakan kandungan senyawa phenol pada liquid smoke tempurung kelapa. Senyawa fenol yang memiliki sifat antioksidant kuat adalah 2-metoksifenol (guaiacol), fenol, dan 2-EMP. Senyawa fenol merupakan senyawa yang paling penting sebagai terminator radikal bebas dan antioksidan utama. Dalam proses inflamasi, fenol berperan selama proses penyembuhan dengan mengikat radikal bebas. Selama fase inflamasi, neutrofil, makrofag, fibroblas, dan sel endotel menghasilkan radikal bebas sebagai respons inflamasi dan perlindungan dari invasi mikroorganisme. Radikal bebas yang berlebihan dapat menurunkan kecepatan proses penyembuhan sariawan.
Penelitian ini merupakan bukti yang menguatkan bahwa liquid smoke dapat mempengaruhi penyembuhan sariawan, terutama pada penderita diabetes, dengan mempengaruhi respon sel inflamasi. Hasil penelitian ini juga menegaskan pada dua penelitian sebelumnya bahwa liquid smoke juga mempengaruhi makrofag dengan cara menghambat langsung proses inflamasi dan meningkatkan densitas kolagen, sehingga meningkatkan penyembuhan. Kesimpulan penlitian ini adalah, senyawa fenolik yang tinggi dalam liquid smoke tempurung kelapa bertanggung jawab untuk peningkatan proliferasi fibroblas dengan mempercepat respons sel inflamasi seperti makrofag. Sehingga liquid smoke dapat digunakan sebagai bahan untuk terapi sariawan.
Penulis: Meircurius Dwi Condro Surboyo dan Diah Savitri Ernawati
Tulisan lengkap dapat dilihat di:
Diah Savitri Ernawati, Meircurius Dwi Condro Surboyo, Nurina Febriyanti Ayuningtyas, Ayu Anggraini Broto Nagoro. European Journal of Dentistry 2020; Aug 31. doi: 10.1055/s-0040-1715913.