UNAIR NEWS – Kementerian Riset, Teknologi dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) memberikan penghargaan kepada Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai Institusi Terproduktif Bidang Non Kesehatan dan Obat. Penghargaan itu disiarkan langsung secara online melalui kanal Youtube Kemenristek/BRIN, dari Hotel the Westin, Jakarta, Rabu (18/11).
Sekretaris Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan, dan Hak Kekayaan Intelektual UNAIR Ferry Efendi, S.Kep.Ns., MSc., PhD. mengatakan bahwa penghargaan sebagai Institusi Terproduktif Bidang Non Kesehatan dan Obat tersebut terpilih berdasarkan data yang dihimpun dari Web of Science. Penilaiannya berdasarkan kualitas jurnal para peneliti yang ditentukan dari impact factor. Selain itu, ada indikator lain yang menjadi penilaian dari Kemenristek/BRIN.
“Mereka juga melihat posisi penulis sebagai penulis utama atau koresponden. Dilihat juga ranking kualitas jurnalnya,” ucap Ferry.
Selain mendapatkan penghargaan sebagai Institusi Terproduktif Bidang Non Kesehatan dan Obat, UNAIR juga menempati posisi ketiga nasional sebagai Institusi Terproduktif Bidang Kesehatan dan Obat, dan dua dari dosen UNAIR dinobatkan sebagai Penulis Produktif Bidang Sosial dan Humaniora.
“Ke depan kita fokus membangun budaya riset dan publikasi yang kuat. Sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Kita perlu pertajam dan perkuat (budaya riset, Red) disesuaikan dengan konteks saat ini. Strategi peningkatan kuantitas harus diimbangi dengan peningkatan kualitas,” ujar Ferry yang merupakan dosen sekaligus peneliti di Fakultas Keperawatan UNAIR tersebut.
Sementara itu, dalam penghargaan ‘Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif dan Berkualitas 2020’, Menristek/ Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro berharap pemberian anugerah dapat mendorong peneliti untuk terus melakukan riset dan inovasi untuk pembangunan indonesia ke depan.
“Pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok masyarakat, serta kepada lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pusat maupun daerah yang telah berkontribusi pada penelitian di Indonesia,” ujar menteri yang pernah meresmikan Teaching Industry Cangkang Kapsul UNAIR tersebut.
Ia juga menjelaskan bahwa riset yang dilakukan oleh para peneliti tidak hanya sekadar untuk memenuhi persyaratan administrasi kredit naik pangkat. Lebih dari itu, riset didorong untuk lebih mengedepankan kualitas dengan berhasil mempublikasikan karya ilmiah di jurnal yang bereputasi dan dengan sitasi yang tinggi.
Pada kesempatan itu, selain memberikan penghargaan, Menristek juga memberikan bantuan pemerintah sebesar Rp 40 miliar kepada penerima anugerah dari 10 kategori yang telah melalui proses seleksi sebelumnya. Bantuan pemerintah itu antara lain berupa Hak Kekayaan Intelektual Produktif, Penghargaan Artikel Ilmiah Berkualitas Tinggi Bidang Kesehatan dan Obat, Penghargaan Artikel Ilmiah Berkualitas Tinggi Bidang Non Kesehatan dan Obat, Penghargaan Penulis Produktif, Penghargaan Penulis Utama Produktif Bidang Sains dan Teknologi.
Selain itu, ada pula Penghargaan Penulis Utama Produktif Bidang Sosial dan Humaniora, Penghargaan Penulis Kolaborator Internasional Produktif, Penghargaan Penulis Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lainnya yang Produktif, Penghargaan Jurnal Indonesia Bereputasi Internasional, dan Penghargaan Jurnal Indonesia Berkualitas Menuju Indeksasi Standar Internasional. (*)
Penulis: Binti Q. Masruroh