Tugas seorang pemimpin merupakan hal penting agar dapat mengelola karyawannya untuk dapat bertahan dan bersaing dalam keadaan sebuah bisnis. Seiring berjalannya waktu semakin banyak perusahaan jasa khususnya restoran yang bermunculan dan oleh karena itu peranan sumber daya manusia di dalam keberlangsungan perusahaan jasa seperti restoran sangatlah penting, karena hal tersebut membuat secara tidak langsung persaingan bisnis restoran semakin ketat. Sehingga seorang pemimpin perlu memperhatikan job satisfaction karyawan mereka, dan hal tersebut sangat diperlukan karena dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam menghadapi persoalan yang kemungkinan terjadi. Selain itu pemimpin juga harus meningkatkan kemampuan karyawannya, yang dapat dijelaskan melalui aspek dari self-efficacy dan work engagement sehingga karyawan dapat terlibat di dalam kemajuan organisasi.
Menurut Ghadi yang dikutip oleh Bui et al., (2017) juga telah meneliti hubungan antara kepemimpinan transformational leadership dan work engagement dan keduanya memiliki hubungan yang kuat. Ketika mendapatkan pengaruh dari transformational leadership yang telah diidealkan, stimulasi intelektual, motivasi inspirasional, dan pertimbangan individu maka akan menciptakan work engagement pengikut yang mengalami peningkatan. Breevaart juga telah menegaskan bahwa transformational leadership dapat meningkatkan tingkat work engagement setiap hari dan dapat terjadi ketika karakteristik pengikut lebih positif, seperti inovatif, kreatif, berinisiatif, proaktif, dan berorientasi pada suatu pembelajaran. Selanjutnya dalam keadaan tersebut pengikut dapat mempengaruhi peningkatan job satisfaction nya, karen menurut Song et al., (2020) job satisfaction mencerminkan sikap positif seseorang terhadap pekerjaannya.
Menurut Ghadi yang dikutip oleh Bui et al., (2017) juga telah meneliti hubungan antara kepemimpinan transformational leadership dan work engagement dan keduanya memiliki hubungan yang kuat. Ketika mendapatkan pengaruh dari transformational leadership yang telah diidealkan, stimulasi intelektual, motivasi inspirasional, dan pertimbangan individu maka akan menciptakan work engagement pengikut yang mengalami peningkatan. Breevaart juga telah menegaskan bahwa transformational leadership dapat meningkatkan tingkat work engagement setiap hari dan dapat terjadi ketika karakteristik pengikut lebih positif, seperti inovatif, kreatif, berinisiatif, proaktif, dan berorientasi pada suatu pembelajaran. Selanjutnya dalam keadaan tersebut pengikut dapat mempengaruhi peningkatan job satisfaction nya, karen menurut Song et al., (2020) job satisfaction mencerminkan sikap positif seseorang terhadap pekerjaannya.
Para pemimpin dengan gaya transformational leadership dapat menciptakan lingkungan kerja di mana pengikut dapat mencoba pendekatan baru dan menantang pemimpin mereka tanpa ragu-ragu. Para pemimpin ini sangat mementingkan pembelajaran dan pengembangan, dan mereka menganggap masalah sebagai peluang yang berharga. Sehingga melalui transformational leadership dapat mempengaruhi perilaku self-efficacy pada karyawan yang merupakan hal penting dalam hal motivasi meningkatkan kepercayaan pada diri individu (Mañas Rodríguez et al., 2020). Dengan demikian, karyawan dengan self-efficacy tinggi cenderung merasa lebih positif terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya, yang berkontribusi terhadap job satisfaction (Song et al., 2020). Karena diketahui self-efficacy merupakan keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk memenuhi suatu tugas yang selanjutnya dapat mempengaruhi hasil kerja mereka seperti, mempengaruhi peningkatan job satisafction.
Penelitian Bayraktar & Jiménez, (2020) telah menunjukkan bahwa self-efficacy adalah salah satu mekanisme transformational leadership yang dapat meningkatkan perubahan sikap suportif dengan memberikan kepercayaan pengikut bahwa perubahan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Melalui stimulasi intelektual, para pemimpin tersebut akan meminta karyawan untuk menggunakan keterampilan dan membagikan ide-ide mereka dan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah. Selanjutnya juga dapat dilakukan melalui transformational leadership yang mendorong karyawan tersebut untuk bekerja melebihi ekspektasi dan menunjukkan kepercayaan yang besar pada kemampuan mereka untuk mencapai tugas (Shaw & Allen, 2009). Pemimpin yang merangsang secara intelektual menunjukkan kepercayaan pada kemampuan pengikut yang selanjutnya dapat mempengaruhi hasil kepemimpinan seperti job satisfaction.
Penelitian telah dilakukan pada rumah makan Ikan Bakar Cianjur Surabaya, hasilnya pengaruh transformational leadership terhadap job satisfaction pada karyawan rumah makan Ikan Bakar Cianjur Surabaya dengan self-efficacy dan work engagement sebagai variabel mediasi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara transformational leadership terhadap job satisfaction pada karyawan rumah makan Ikan Bakar Cianjur Surabaya. Lalu, self-efficacy memediasi secara parsial pengaruh transformational leadership terhadap job satisfaction pada karyawan rumah makan Ikan Bakar Cianjur Surabaya. Terakhir, work engagement memediasi secara parsial pengaruh transformational leadership terhadap job satisfaction pada karyawan rumah makan Ikan Bakar Cianjur Surabaya. Job satisfaction telah digunakan sebagai sarana untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang memenuhi syarat dalam organisasi, dan hal tersebut memerlukan pengaruh dari transformational leadership dalam mewujudkannya. Menurut Puni et al., (2018) terdapat berbagai gaya kepemimpinan pada hasil organisasi seperti job satisfaction, dan dinyatakan oleh penelitian tersebut bahwa transformational leadership lebih efektif dalam mempengaruhi job satisfaction. Selain itu, job satisfaction juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti, keyakinan karyawan terhadap kemampuannya (self-efficacy) dan work engagement karyawan dalam bekerja. Sehingga pada penelitian ini melalui pengaruh pimpinan rumah makan Ikan Bakar Cianjur Surabaya dalam menerepakan gaya kepemimpinan transformational leadership, mampu membuat karyawan menerapkan self-efficacy dan work engagement pada perilakunya yang selanjutnya dapat mempengaruhi mereka dalam meningkatkan job satisfaction.
Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan rekomendasi oleh jajaran manajemen perusahaan mengenai pengaruh transformational leadership terhadap job satisfaction dengan mediasi self-efficacy dan work engagement pada pada karyawan rumah makan Ikan Bakar Cianjur Surabaya. Hal tersebut dapat mempengaruhi karyawan untuk selalu terlibat dalam setiap penyelesaian masalah dan juga untuk dapat selalu berusaha memberikan solusi untuk permasalahan yang terjadi dengan ide-ide kreatif dan konstribusi yang diberikan karyawan mungkin akan meningkatkan kemajuan rumah makan Ikan Bakar Cianjur Surabaya sesuai dengan visi dan misi. Yang selanjutnya bertujuan untuk memberikan respons evaluatif yang terkait dengan keadaan emosi karyawan terhadap pekerjaannya yang lebih baik dan juga untuk peningkatan job satisfaction karyawan.
Penulis: Prof. Dr. Anis Eliyana, S.E., M.Si.
Artikel selengkapnya dapat diunduh pada:
http://www.sysrevpharm.org/index.php?fulltxt=29409&fulltxtj=196&fulltxtp=196-1605130453.pdf