Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melaju cepat hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan teknologi komunikasi. Perusahaan Grapari Telkomsel Surabaya akan dituntut untuk dapat bersaing dalam keadaan tersebut. Sehingga perusahaan Grapari Telkomsel Surabaya dapat menggunakan konsep locus of control untuk mengetahui hal dasar seorang karyawan dalam mengontrol perbuatan mereka saat bekerja sehingga akan mempengaruhi job satisfaction karyawan terhadap pekerjaannya. Perilaku karyawan secara individual dapat diketahui dan dijelaskan dengan menggunakan sejumlah atribut kepribadian, yang salah satu diantaranya adalah locus of control. Locus of control merupakan konsep dalam psikologi yang berhubungan dengan keyakinan seseorang dalam apa yang menyebabkan hasil yang baik atau buruk dalam hidupnya. Locus of control juga dapat mempengaruhi sebuah komunikasi. Selanjutnya hal tersebut berkaitan dengan harapan umum seseorang tentang kejadian-kejadian mengenai pekerjaan yang dilakukan selanjutnya. Jadi, perilaku pada karyawan Grapari Telkomsel Surabaya dalam meningkatkan kepuasan kerja mereka akan dipengaruhi oleh locus of control.
Pada penelitian yang telah dilakukan diketahui karyawan Grapari Telkomsel Surabaya memiliki tingkat locus of control internal yang masih rendah dan locus of control eksternal yang masih ditingkat cukup. Tetapi tingkat kepuasan kerja mereka berada pada kategori tingkat tinggi. Sehingga walaupun locus of control internal yang masih rendah dan locus of control eksternal yang masih ditingkat cukup, karyawan Grapari Telkomsel Surabaya tetap dapat mencapai kepuasan kerja yang tinggi. Kepuasan kerja karyawan Grapari Telkomsel Surabaya merupakan evaluasi dari perilaku mereka saat bekerja atau saat berinteraksi dengan pelanggan.
Secara umum, locus of control internal berkorelasi positif dengan kesejahteraan umum pada karyawan, sedangkan locus of control eksternal berhubungan negatif yang merupakan kebalikan dari locus of control positif (Galvin et al., 2018). Lebih tepatnya, para peneliti seperti Pavalache-Ilie & Ursu (2016) menyarankan bahwa internalitas dikaitkan dengan kesejahteraan positif, yang merupakan kesejahteraan subjektif secara kausal terkait dengan kepuasan kerja. Hal tersebut dapat dikatakan merupakan alasan yang cukup baik untuk mengemukakan gagasan bahwa internalitas dalam locus of control terkait dengan kepuasan kerja juga.
Karyawan dengan locus of control internal akan berjuang dalam mengubah faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja mereka sedang mengalami penurunan. Jika mereka tidak dapat membuat perubahan dan situasi tersebut dapat mempengaruhi kehidupan mereka secara negatif, para karyawan akan cenderung meninggalkan pekerjaan mereka dan pindah ke pekerjaan lain yang akan membuat mereka lebih bahagia dan tidak menurunkan kepuasan kerja mereka. Menurut Omukhango (2016) juga menyatakan bahwa individu yang memiliki locus of control internal percaya bahwa hasil akhir dari aktivitas mereka adalah hal yang tepat dari kapasitas mereka sendiri. Selanjutnya mereka dapat menigkatkan kepuasan kerja mereka ketika mereka telah menggunakan kepercayaan diri tersebut.
Ketika kepuasan kerja para karyawan dengan locus of control eksternal, menurut Çelik & Sarıçam (2018) mereka akan mengaitkan tanggung jawab peristiwa yang mereka alami dengan kekuatan lain, kepada orang-orang yang lebih kuat dan dengan faktor-faktor seperti keberuntungan dan keyakinan, rendah dan mereka akan mengabaikan situasi atau bersabar dan berharap bahwa itu akan diselesaikan oleh kekuatan eksternal. Lalu , mereka yang memiliki locus of control eksternal mungkin akan merasa bahwa pengambilan keputusan membuat mereka stres karena kurang percaya diri pada hasilnya (Akirmak & Ayla, 2019). Jika mereka yang memiliki locus of control eksternal menganggap hasil pekerjaan yang diinginkan sebagai kejadian kebetulan di luar kendali mereka, mereka mungkin merasa sulit untuk menerima bahwa upaya mereka atau pekerjaan itu dapat membuat dampak yang berarti bagi pekerjaan yang mereka lakukan.
Penelitian yang telah dilakukan menemukan locus of control internal yang dimiliki karyawan GraPari Telkomsel Surabaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Sedangkan karyawan GraPari Telkomsel Surabaya yang memiliki locus of control eksternal berpengaruh negatif dan signifkan terhadap kepuasan kerja mereka. Sehingga untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja, karyawan GraPari Telkomsel Surabaya lebih baik memiliki locus of control internal yang tinggi dan locus of control eksternal yang rendah. Selanjutnya, diketahui pada hasil analisis bahwa variabel locus of control internal merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan kerja. Hal tersebut diketahui melalui nilai original sample yang tertinggi yang berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan kerja diperoleh 0,518 oleh variabel locus of control internal. Sesuai dengan penelitian Pavalache-Ilie & Ursu (2016) yang menyatakan bahwakaryawan dengan locus of control internal akan lebih puas dengan pekerjaan mereka. Dari semua dimensi kepuasan kerja, komunikasi paling baik dikaitkan dengan internalitas. Diketahui karyawan dengan locus of control internal, meminta dan memberi informasi adalah cara untuk mengatur kegiatan mereka, mengidentifikasi solusi untuk masalah-masalah terkait kerja yang mereka hadapi.
Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan rekomendasi oleh jajaran manajemen perusahaan dalam meningkatkan kepuasan kerja melalui pengembangan locus of control. Hal tersebut dapat mempengaruhi karyawan untuk lebih dapat menunjukan kontrol diri yang lebih besar melalui percaya diri yang tinggi dalam memecahkan suatu masalah, dan lebih termotivasi dalam meraih prestasi. Yang selanjutnya dapat mempengaruhi evaluasi kerja yang lebih baik seperti peningkatkan job satisfaction.
Penulis: Prof. Dr. Anis Eliyana, S.E., M.Si.
Artikel selengkapnya dapat diunduh pada: http://www.sysrevpharm.org/index.php?fulltxt=129463&fulltxtj=196&fulltxtp=196-1598613702.pdf
(The Effect of Locus of Control on Employees’ Job Satisfaction)