Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan yang sering dilakukan dalam dunia kedokteran gigi, yang menyebabkan terjadinya luka baik pada jaringan lunak maupun jaringan keras, sehingga tubuh akan merespon secara fisiologis dengan penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka dari awal trauma hingga tercapainya penyembuhan melalui beberapa tahapan yang kompleks, terdiri dari fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi.
Percepatan proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah nutrisi. Nutrisi ini salah satunya dapat berasal dari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus ) yang memiliki kulit buah dengan kandungan senyawa aktif seperti sianidin 3-ramnosil glukosida 5-glukosida, flavonoid, tiamin, niasin, piridoksin, kobalamin, fenolik, polifenol, terpenoid, karoten, fitoalbumin, betalain. tanin , saponin dan vitamin C.
Seperti diketahui beberapa zat aktif yang bersifat antioksidan seperti yang terkandung dalam kulit buah naga dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Kandungan saponin dan tanin berperan dalam regenerasi jaringan dalam proses penyembuhan luka. Flavonoid mempercepat penyembuhan luka dengan menghambat peroksidasi lipid yang mampu meningkatkan serabut kolagen dan vaskularisasi, serta berperan dalam menangkap radikal bebas. Vitamin C sebagai antioksidan membantu proses penyembuhan luka dengan mempengaruhi sintesis kolagen, keutuhan dinding pembuluh darah, fibroblas, dan migrasi makrofag. Oleh karena itu perlu dibuktikan apakah kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat meningkatkan ekspresi TGF-β, jumlah sel fibroblas dan pembuluh darah baru pada proses penyembuhan luka.
Penelitian ini menggunakan hewan coba Rattus norwegicus strain Wistar sebanyak 20 ekor ,berjenis kelamin jantan ,usia 2-3 bulan dengan berat 200-300 gram. Semua hewan coba diberi perlakuan yang sama yaitu di ekstraksi gigi insisiv bawah menggunakan tang khusus yang sebelumnya dianestesi dengan Ketamin, yang kemudian dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol diberi gel CMC dan kelompok perlakuan diberi gel ekstrak kulit buah naga dengan konsentrasi 15%, 30% dan 60%. Pada hari ke empat hewan coba dikorbankan dan diambil jaringan bekas luka pencabutan untuk diamati ekspresi TGFβ , jumlah fibroblast dan pembuluh darah baru.
Hasil menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan yang diberi gel ekstrak kulit buah naga merah 15,30 dan 60% dapat meningkatkan jumlah ekspresi TGFβ, fibroblas dan pembuluh darah baru pada bekas luka pencabutan secara bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan ekspresi TGFβ, jumlah fibroblas dan pembuluh darah baru paling besar terjadi pada kelompok yang diberi gel ekstrak buah naga dengan konsentrasi 30%, pada konsentrasi 60% terjadi penurunan efek yang setara dengan konsentrasi 15%. Sehingga dapat dikatakan gel ekstrak buah naga 30% merupakan konsentrasi yang optimal untuk meningkatkan ekspresi TGFβ, jumlah fibroblas dan pembuluh darah baru.
Penelitian ini menunjukkan bahwa zat aktif yang terkandung dalam kulit buah naga yaitu flavonoid dapat menghambat kerja asam arachnidonat melalui jalur lipooksigenase yang diikuti dengan terhambatnya produksi prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien sebagai mediator inflamasi sehingga migrasi leukosit ke area inflamasi akan menurun. Hal ini akan mempercepat proses inflamasi menuju fase proliferasi, sehingga penyembuhan luka lebih cepat terjadi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat mempercepat penyembuhan luka.
Penulis: Wisnu Setyari J, drg., M.Kes.,
Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di : Hendrik Setia Budi, Wisnu Setyari Juliastuti, Rini Deviyanti, Yuliati Yuliati, Rofillah Putri Andhini (2020).The Potential of Red Dragon Fruit ( Hylocereuspolyrhizus ) Rind Extract Accelerates Wound Healing Process Post Tooth Extraction. Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences 16 (Supp 4) 37 -41, July 2020_ https://www.ejgd.org/temp/EurJGenDent93313-5336652_144926.pdf