Status gizi wanita menentukan hasil akhir kehamilan. Dalam hal ini, berat badan sebelum kehamilan dan pertambahan berat badan ibu sering digunakan untuk memprediksi hasil akhir kehamilan. Dengan kata lain, kedua aspek ini menentukan sifat kehamilan dan memiliki konsekuensi jangka panjang baik bagi kehidupan ibu maupun bayi. Hubungan antara status gizi pada awal kehidupan dengan risiko terjadinya penyakit kronis telah berkembang, antara lain thrifty phenotype hypothesis, developmental plasticity, fetal programming. Pada dasarnya adalah sama berhubungan dengan pentingnya peran perkembangan manusia sejak konsepsi sampai dengan 2 tahun pertama kehidupannya dalam menentukan kualitas hidup selanjutnya.
Sebagian besar orang menganggap bahwa kenaikan berat badan kecenderungan akan menimbulkan masalah bagi kesehatan. Akan tetapi bagi ibu hamil kenaikan berat badan adalah merupakan keharusan yang mesti terjadi. Hal tersebut berhubungan dengan resiko dan komplikasi pada ibu, untuk menjamin pertumbuhan jaringan, sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan optimal. Kehamilan merupakan periode yang menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisi saat janin berada dalam kandungan. Status gizi ibu hamil berperan langsung dalam kondisi kehamilan dan bayi yang akan dilahirkan sehingga kekurangan gizi pada awal dan selama kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Bila ibu hamil mengalami kekurangan gizi selama kehamilan akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, yaitu anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal. Kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, premature, perdarahan setelah persalinan. Selain itu dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat badan bayi lahir rendah.
Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya. Pertambahan berat badan selama kehamilan sejak pra hamil sampai akhir kehamilan merupakan indikator yang paling sensitif untuk proksi hasil kehamilan.
Diketahuinya berat badan selama hamil menurut trimester akan dapat digunakan untuk menentukan kapan intervensi pada ibu hamil perlu dilakukan, khususnya untuk kondisi di Indonesia. Untuk mendapatkan data pertambahan berat badan selama hamil yang adekuat perlu diketahui data berat badan pra hamil atau IMT pra hamil. Untuk memperoleh data berat badan pra hamil biasanya sulit, namun melalui pendampingan hal tersebut dapat diperoleh dengan mudah.
Melalui pendampingan yang merupakan salah satu upaya dalam rangka mencapai goal yang diharapkan pada program Sustainable Development Goals (SDGs), Scaling Up Nutrition (SUN movement), serta Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), semua itu dapat dilaksanakan. Salah satu penelitian longitudinal yang dilakukan pendampingan mulai tahun 2017 sampai 2019 pada ibu sebelum hamil sampai hamil telah dilakukan di Wilayah Surabaya Barat yang melibatkan 12 Puskesmas dengan jumlah ibu hamil 191 orang.
Hasil pendampingan tersebut menunjukkan pertambahan berat badan dari pra-kehamilan adalah indikator paling sensitif untuk proksi dan secara signifikan mempengaruhi hasil kehamilan. Peningkatan berat badan rata-rata selama kehamilan adalah 9,7 kg, lebih tinggi dari studi kohort sebelumnya sebesar 9,0 kg di lokasi penelitian yang berbeda, Pendampingan terhadap ibu hamil yang dilakukan terlihat memberikan pengaruh pada kenaikan IMT ibu hamil (dari 21,9 kg/m2 menjadi 23,6 kg/m2 ) tersebut, sehingga status gizi saat hamil dapat dipertahankan tetap baik sampai masa kelahiran.
Itulah pentingnya kenaikan berat badan bagi seorang ibu hamil yang dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bayi saat dalam kandungan. Kenaikan berat badan ini juga memberikan pengaruh pada kondisi ibu saat proses kelahiran. Kurangnya kenaikan berat badan ibu hamil akan memberikan konsekuensi fatal baik bagi ibu maupun bayi yang dikandungnya bahkan dapat berlanjut sampai saat bayi telah dilahirkan. Sehingga akan muncul masalah baru yang harus dihadapi oleh keluarga pasca kelahiran bayi.
Penulis: Prof.Dr. Sri Sumarmi, S.KM, M.Si
Detail tulisan ini dapat diakses di: https://jphres.org/index.php/jphres/article/view/1845
Sri Sumarmi. The influence of monitoring activities on maternal weight gain among pregnant women. Journal of Public Health Research 2020; volume 9:1845
DOI Number: 10.4081/jphr.2020.1845