Pseudomonas aeruginosa merupakan flora normal pada kondisi imun yang rendah. Faktor lingkungan dan stress yang tinggi dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan, antara lain pneumonia nosokomial akut, infeksi akut dan infeksi kronis paru-paru. Kejadian pneumonia pernah dilaporkan pada kuda dan anjing. Bakteri P. aeruginosa secara alami mengalami resisten pada beberapa tingkatan antibiotik terutama pada bakteri Gram Negatif, hal ini disebabkan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan dosis dan aturan pakai. Solusi permasalahan ini melalui penggunaan alternative pengobatan herbal.
Sirsak merupakan salah satu alternative pengobatan herbal sebagai antibakteri. Daun sirsak banyak ditemukan didaerah tropis dan menjadi pendukung ketersediaan bahan pengobatan alternatif. Bagian tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai antibakteri adalah daun karena tingginya senyawa metabolit sekunder antara lain alkaloid, saponin, flavonoid, steroid, dan tannin. Penggunaan bahan herbal sebagai antibakteri memberikan efektifitas yang baik dalam menanggulangi permasalahan resistensi antibiotic.
Penelitian yang dilakukan oleh tim FKH dari Universitas Airlangga menggunakan bahan alam daun sirsak dengan kriteria tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua yaitu berkisar dari daun ke-3 sampai ke-7 dari pucuk. Daun dikeringkan dengan panas matahari, kemudian digiling untuk dijadikan bubuk untuk selanjutnya diekstraksi senyawa aktif menggunakan pelarut klorofom. Hasil ekstraksi berupa ekstrak kental daun sirsak di uji cobakan secara in vitro pada media Muller Hinton Agar (MHA) terhadap isolate bakteri P. aeruginosa, Kosentrasi ekstrak dibuat dengan metode pengenceran ditambah CMC 0,5%, yaitu1.000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 65 ppm, 30 ppm, 15 ppm, 10 ppm, 5 ppm, 1 ppm,dan 0,5 ppm pada paper disk. Suspensi P. aeruginosa dituang sebanyak 0,2 ml pada permukaan media, dengan kertas disk yang telah direndam dengan ekstrak daun sirsak dengan berbagai konsentrasi dan paper disk Ciprofloksasin pada cawan sesuai masing-masing perlakuan.
Hasil penelitian membuktikan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak daun sirsak terhadap pertumbuhan bakteri P. aeruginosa yaitu pada perlakuan dengan konsentrasi ekstrak sebesar 125 ppm. Fitokimia ekstrak daun sirsak mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, seperti steroid, alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, dan glikosida. Senyawa yang terkandung pada ekstrak daun sirsak dapat digunakan sebagai terapi untuk beberapa penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri. esktrak daun sirsak memiliki potensi antibakteri dikarenakan senyawa aktif yang dimiliki.
Ekstrak daun sirsak memiliki senyawa metabolit sekunder antara lain tanin, saponin, alkaloid, dan steroid, perananan senyawa-senyawa tersebut dalam aktivitas antibakteri cukup besar. Mekanisme tanin dalam dalam aktivitas antibakteri baik secara langsung yaitu menghambat aktivitas enzim yang berikatan dengan substrat bakteri dan jamur atau secara tidak langsung yaitu menghambat mekanisme fosforilasi oksidatif, dan menurunkan ion-ion penting dalam metabolisme bakteri.
Senyawa saponin dapat masuk dan mengganggu sistem kerja bakteri dengan berdifusi melalui membran luar dan dinding sel yang rentan, kemudian mengikat membran sitoplasma dan mengganggu dan mengurangi kestabilan sel serta osmositias dari sel tersebut, hal ini menyebabkan sitoplasma bocor keluar dari sel yang mengakibatkan kematian sel. Aktivitas biologis senyawa alkaloid disebabkan adanya gugus basa yang mengandung nitrogen. Adanya gugus basa ini apabila mengalami kontak dengan bakteri akan bereaksi dengan asam amino yang berperan dalam dinding sel bakteri. Bertemunya kedua senyawa yang berbeda sifat tentu akan merubah susunan asam amino dan keseimbangan genetik sehingga DNA bakteri akan mengalami kerusakan.
Kerusakan DNA pada inti sel bakteri akan mendorong terjadinya lisis pada inti sel, sehingga akan terjadi kerusakan sel. Kerusakan sel mengakibatkan sel-sel bakteri tidak mampu melakukan metabolisme. Kandungan senyawa metabolit steroid dapat menghambat sintesis protein pada sel bakteri sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan pada komponen penyusul sel bakteri. Senyawa steroid dapat menembus dinding sel bakteri Gram negatif yang relatif tebal dengan mudah dikarenakan sifatnya yang mudah larut dalam lemak, hal ini yang menjadikan ekstrak daun sirsak dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa.
Penulis: Faisal Fikri, Imas Hapsari Rahmaningtyas, Muhammad Thohawi Elziyad Purnama
Referensi: https://ivj.org.in/users/members/viewarticles.aspx?Y=2020&I=802
Fikri, F., Rahmaningtyas, IH., Purnama, MTE. 2020. Antibacterial Activity of Annona muricata Linn ethanolic Extraction Against Pseudomonas aeruginosa in vitro. Indian Vet. J., 97(04), 38-40.