UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan Internasional Community Service 2020 (ICOSE 2020) pada Sabtu-Minggu (7-8/11/20) secara virtual. Fakultas Sains dan Teknologi (FST) selaku tuan rumah menggandeng Fakultas Vokasi (FV) dan Faculty of Information Sciences & Engineering (FISE)Management and Science University (MSU) Malaysia.
Konferensi yang diikuti oleh 300 peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia dan Myanmar. Terdapat empat materi yang dibagi dalam dua hari, yaitu Kahoot! Platform pembelajaran evolusi interaktif, Edmodo untuk pembelajaran online, Google platform untuk kelas manjemen online, dan Google platform untuk kelas dministrasi online.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Sukardiman Apt., MS., Direktur Pendidikan UNAIR menuturkan bahwa adanya pandemi Covid-19 yang tidak dapat dipredisi sebelumnya tidak menyurutkan semangat untuk menjalin kerja sama menghasilkan inovasi baru. Konferensi ICOSE 2020, sambungnya, dapat menjadi wadah bersuara bagi para peserta.
“Saat ini, kita dapat memberikan suara melalui virtual ICOSE 2020 dimana peserta bergabung dalam acara ini berasal dari Indonesia, Malaysia dan Myanmar. Artinya acara ini sebenarnya salah satu wadah untuk dunia bergabung menghasilkan inovasi baru bersama-sama,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Fatmawati, M.Si., selaku Wakil Dekan III FST UNAIR menambahkan bahwa ICOSE 2020 mendukung pembangunan berkelanjutan yang bisa digerakkan oleh bangsa terutama program pendidikan bermutu yang menjawab pembelajaran dan peluang pendidikan yang berkualitas inklusif dan merata bagi semua.
“Saya berharap para peserta di sini mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan khususnya IT (Teknologi Informasi) untuk pendidikan selama pandemi COVID-19 dengan adanya ICOSE 2020. Saya berharap acara ini menjadi pelopor ICOSE masa depan tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Dr. Fatmawati, Dr. Tika Widiastuti, S.E., M.Si., selaku Wakil Dekan I FV UNAIR menuturkan bahwa informasi digital yang dapat dengan mudah di akses internet berpotensi untuk mengembangkan literasi secara digital untuk meningkatkan keterampilan suatu pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki peserta. Secara digital Informasi, sambungnya, keterampilan literasi sangat bermanfaat penuh dari ledakan informasi dan proses teknologi.
“Kita tahu bahwa subtansi dari proses pembelajaran harus sepenuhnya berinteraksi dengan mahasiswa, dosen dan mereka bagian lain karena bukan esai secara praktis,” pungkasnya. (*)
Penulis : Asthesia Dhea Cantika
Editor : Binti Q. Masruroh