Salah satu kelainan metabolisme yang cukup sering ditemui pada hewan adalah diabetes melitus dan jenis diabetes melitus yang umum ditemukan adalah diabetes melitus tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus), dimana kelainan metabolisme tersebut cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini yang kemudian menjadi suatu tantangan tersendiri untuk dapat mengendalikan kelainan metabolisme tersebut. Salah satu faktor yang penting dalam pengendalian diabetes melitus adalah dengan mengelola kadar gula yang terdapat dalam darah agar tidak menjadi terlalu tinggi.
Organisme yang menderita diabetes melitus biasanya akan diterapi menggunakan obat modern yang terdiri dari obat hipoglikemik oral, injeksi insulin, dan injeksi antidiabetes lainnya. Dari beberapa jenis obat antidiabetes tersebut, glibenklamid merupakan salah satu obat dari golongan sulfonilurea yang sering digunakan untuk mengobati diabetes melitus tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Meskipun glibenklamid sudah sering digunakan untuk mengobati diabetes melitus tipe 2, akan tetapi penggunaan glibenklamid ini mempunyai efek samping yaitu alergi pada kulit, hipoglikemi, dan beberapa efek lainnya.
Penggunaan glibenklamid yang sering dan terjadi secara berkelanjutan dapat menyebabkan hipoglikemi yang fatal dan terjadinya kelainan pada hepar dan ginjal. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi dalam pengembangan obat antidiabetes dan penemuan senyawa yang dapat digunakan sebagai obat alternatif yang dapat mengobati penyakit diabetes melitus.
Memperhatikan potensi sumber daya alam di Indonesia yang melimpah, maka perlu dilakukan eksplorasi terhadap potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia untuk dijadikan sebagai obat antidiabetes. Pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat antidiabetes dan salah satu bagian dari tanaman pepaya (Carica papaya L.) yang bisa dimanfaatkan sebagai obat antidiabetes adalah daunnya.
Selama 4 minggu perlakuan pemberian oral dosis tunggal (100, 500, 1000, 3000 mg / kg berat badan) daun Carica papaya L. pada mencit tidak membahayakan. Tidak ada kematian yang diamati setelah pengobatan dengan daun Carica papaya L., tidak ada tanda-tanda toksisitas atau perubahan berat badan yang terdeteksi. Temuan tersebut menunjukkan bahwa pada mencit nilai oral lethal dose (LD50) daun Carica papaya L. lebih besar dari 3000 mg / kg berat badan.
Ekstrak etanol daun Carica papaya pada mencit diabetes efektif menurunkan kadar gula darah setelah 14 hari pemberian ekstrak. Peningkatan efek terjadi bersamaan dengan peningkatan dosis ekstrak daun Carica papaya yang diberikan. Semakin tinggi dosis yang digunakan, maka semakin besar pula efek penurunan kadar glukosa darah yang dihasilkan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dosis paling efektif untuk antidiabetes Carica papaya yaitu pada dosis 1000 mg/kg BB.
Aktivitas antidiabetes ekstrak etanol daun pepaya terjadi karena aktivitas senyawa kimia yang terkandung di dalamnya yang bekerja secara sinergis dalam menurunkan kadar gula darah. Mekanisme penurunan gula darahnya tergantung kepada mekanisme dari masing-masing senyawa. Selain itu, zat aktif yang terkandung dalam daun pepaya juga berperan merangsang pelepasan insulin dari sel beta pankreas dan pelepasan somatostatin tetapi menekan sekresi glukagon.
Ekstrak daun pepaya dan glibenklamid memiliki aktivitas sebagai antidiabetes terhadap mencit yang diinduksi aloksan. Glibenklamid merupakan obat antidiabetes hipoglikemik oral derivate sulfonil urea yang bekerja aktif menurunkan kadar gula darah. Glibenklamid bekerja dengan merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel beta Langerhans pankreas. Rangsangannya melalui interaksi dengan ATP-sensitive K channel pada membran sel-sel beta yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan membukanya kanal Ca maka ion Ca++ akan masuk sel-beta, merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak etanol daun pepaya mempunyai kandungan kimia berupa saponin, flavonoid, terpenoid, tanin dan alkaloid yang berefek hipoglikemia. Flavonoid, terpenoid, saponin dan tanin memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas yang dihasilkan dari reaksi oksidasi aloksan serta menurunkan stres oksidatif yang terjadi. Alkaloid dan saponin dapat menstimulasi sekresi insulin dari sel beta pankreas. Serta terpenoid seperti triterpenoid dapat meningkatkan penyerapan glukosa dengan bertindak meniru kerja insulin dan sebagai insulin sensitizer.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) antara lain alkaloid, flavonoid, triterpenoid, tanin, dan saponin. Ekstrak etanol daun Carica papaya L. tidak bersifat toksik meskipun sampai dosis 3000 mg/kg BB. Pemberian ekstrak daun Carica papaya L. dan glibenklamid menurunkan kadar glukosa darah mencit Wistar diabetes yang diinduksi aloksan tetapi tidak berpengaruh terhadap perubahan berat badan.
Penulis : Tridiganita Intan Solikhah
Referensi terkait tulisan di atas: