Trauma maksilofasial berat sering dikaitkan dengan cedera lain, yang berdampak penundaan operasi rekonstruksi hingga keadaan pasien stabil. Tujuan rekonstruksi trauma maksilofasial adalah tercapainya fungsi dan tampilan yang baik pada pasien. Edema merupakan salah satu penyulit operasi rekonstruksi trauma maksilofasial. Semakin berat trauma maksilofasial, semakin berat edema yang terjadi sehingga kesulitan operasi akan semakin tinggi. Penundaan operasi yang terlalu lama pada trauma maksilofasial juga akan mempersulit tercapainya hasil pasca operasi yang optimal, kalus pada tulang mulai terlihat dua sampai tiga minggu pasca trauma.
Proses penyembuhan tulang wajah lebih cepat dari tulang di regio lainnya, karena vaskularisasi yang luar biasa pada wajah memungkinkan pemulihan yang lebih cepat. Pada umumnya penyembuhan tulang wajah berlangsung empat sampai enam minggu pada tulang wajah tengah, serta sepuluh sampai dua belas minggu pada tulang wajah bawah. Operasi pada tulang wajah tengah yang dilakukan empat sampai enam minggu pasca trauma, serta operasi pada pada tulang wajah bawah yang dilakukan sepuluh sampai dua belas minggu pasca trauma akan membutuhkan prosedur osteotomi, karena tulang wajah telah menyatu kembali . Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi waktu operasi dan parameter alternatif pada rekonstruksi trauma maksilofasial berat.
Sembilan pasien dengan trauma maksilofasial berat dilibatkan dalam penelitian ini. Lima belas parameter antropometri wajah dan 41 parameter sefalometri lateral diukur pada hari ke-7, 14, 21 pasca rekonstruksi dibandingkan dengan 3 bulan pasca rekonstruksi (kelompok kontrol), edema dianggap menghilang 3 bulan pasca rekonstruksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa edema pada wajah bawah menghilang 14 hari pasca rekonstruksi dan edema pada wajah bawah serta bawah menghilang 21 hari pasca rekonstruksi, sehingga rekonstruksi dapat direncanakan 14 hari setelah trauma pada fraktur rahang bawah dan 21 hari setelah fraktur rahang atas dan bawah. Terdapat 8 dari 15 parameter antropometri wajah, serta 37 dari 41 parameter sefalometri lateral yang memliki nilai konstan pada hari ke-7, 14, 21 serta 3 bulan pasca rekonstruksi, parameter ini dapat digunakan sebagai parameter pada rekonstruksi wajah, karena tidak terpengaruh oleh edema.
Sefalometri lateral adalah metode yang dapat diandalkan untuk mengukur edema wajah pasca trauma ataupun operasi dengan mengukur paramater Ls-NsPog’; A’- SS; Ls1u-Ls; Pog-Pog’. Parameter antropometri wajah dengan sefalometri lateral yang tidak terpengaruh oleh edema, dapat digunakan sebagai panduan alternatif dalam perencanaan rekonstruksi trauma maksilofasial terutama yang melibatkan fraktur pada kedua rahang atas dan bawah.
Penulis: Indri Lakhsmi Putri
Informasi detail penelitian ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
http://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/3160