Glaukoma adalah penyakit yang mengakibatkan kebutaan permanen. Penyakit tersebut ditandai dengan glaukomatik optik neuropati akibat meningkatnya tekanan intraokuler. World Health Organization (WHO) pada tahun 2002 melaporkan, glaukoma merupakan penyebab kebutaan ke dua di dunia (Cioffi GA et al 2015, Stamper RL et al 2009).
Trabekulektomi merupakan prosedur operasi yang banyak dikerjakan untuk menurunkan tekanan intraokuler. Metode operasi tersebut banyak terjadi kegagalan akibat proses fibrosis vascular endothelial growth factor (VEGF). Ini merupakan faktor yang penting didalam proses penyembuhan luka pasca trabekulektomi, dengan cara merangsang terjadinya angiogenesis dan terbentuknya fibrosis. Pemberian anti VEGF (bevacizumab) dapat menghambat proses angiogenesis (Memarzadeh F et al 2009, Xiaoyan et al 2016).
Pada penelitian ini, peneliti mengevaluasi parameter angiogenesis dengan cara membandingkan jumlah dan densitas pembuluh darah antara kelompok yang di injeksi anti VEGF subkonjungtiva dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan pada kelompok perlakuan (di injeksi anti VEGF), jumlah dan densitas pembuluh darah lebih rendah secara signifikan dibanding kelompok kontrol (di injeksi BSS). Penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ozgonul C et al 2014, yaitu pemberian injeksi bevacizumab lebih efektif secara signifikan dibandingkan injeksi 5FU dalam modulasi proses penyembuhan luka pasca trabekulektomi. Lie et al 2010 membuktikan bahwa bevacizumab secara signifikan menurunkan angiogenesis dan deposisi kolagen.
Sebagai kesimpulan, injeksi bevacizumab secara efektif menurunkan jumlah dan densitas pembuluh darah pada hewan coba kelinci yang dilakukan trabekulektomi. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian tahap berikutnya.
Penulis: Nurwasis1,2, Diana Yuliawati1, Evelyn Komaratih1, Heriyawati3
Informasi detail dan riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://e.journal.unair.ac.id/FMI/
Judul: The Effect of Subconjunctival Bevacizumab on Angiogenesis in Rabbit Model