Ikan kerapu (Epinepholus sp.) Merupakan jenis ikan laut komersial yang paling banyak dijumpai dengan nilai konsumen yang tinggi dan kandungan protein yang tinggi. Mengingat kepentingan ekonomi yang kuat, ikan kerapu seringkali memiliki kemampuan untuk menjadi target penyakit bagi banyak agen bakteri seperti Streptococcus iniae, Vibrio alginolyticus, Vibrio carchariae, Pseudomonas sp. Flexibacter sp., Aeromonas sp. Infeksi ikan kerapu di Asia Tenggara juga telah dikonfirmasi.
Penyakit telah menjadi masalah serius dalam pembiakan dan pengolahan ikan kerapu dan sangat berpengaruh terhadap penurunan potensi hasil mereka. Berbagai penyakit ikan kerapu telah diidentifikasi dan patogen utamanya adalah bakteri dan virus. Namun pada budidaya air payau dari daerah pesisir menunjukkan adanya pengelompokan ikan, khususnya Vibrio sp. Bahkan hal ini memicu komplikasi medis yang parah. Vibrio alginolyticus, Vibrio harveyi, Vibrio vulnificus, dan Vibrio sp. Mereka telah digambarkan sebagai bakteri patogen dari kelompok ikan.
Tujuan penulisan review ini adalah untuk menjelaskan pengertian umum bakteri yang sering menyebabkan penyakit pada ikan kerapu yang juga bersifat zoonosis yang dapat menyerang kesehatan manusia, gambaran umum tentang bakteri patogen dan zoonosis pada manusia, cara penularan penyakit, dan juga membahas bakteri resistensi antimikroba (AMR). Diharapkan dapat diperoleh gambaran yang lengkap tentang potensi ikan kerapu dan cara mengurangi bahaya yang ditimbulkannya.
Streptococcus iniae adalah salah satu spesies utama yang bertanggung jawab dalam kaitannya dengan penyakit Streptococcus. Ini adalah bakteri terkenal untuk manusia dan ikan, yang merupakan coccus Gram-positif. Infeksi S. iniae pada manusia dianggap sebagai komplikasi dan telah didokumentasikan terutama di Amerika Utara, Timur Tengah, dan kawasan Asia-Pasifik. Bakteri ini dapat ditemukan di mulut, usus manusia, hewan dan ikan. Ada beberapa jenis yang bersifat patogen. Bakteri Streptococcus patogen dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia, meningitis, necrotizing fasciitis, erisipelas, radang tenggorokan, dan endokarditis pada manusia.
Infeksi manusia yang disebabkan oleh bakteri yang menyebar dari ikan atau ekosistem air sangat sering terjadi tergantung pada musim, interaksi pasien dengan ikan dan iklim, pola makan, dan keadaan orang yang terpapar sistem kekebalan. Ini juga merupakan organisme bakteri yang secara opsional bersifat patogen bagi ikan dan manusia dan dapat disingkirkan dari ikan tanpa tanda-tanda penyakit yang kuat. Penyebab infeksi dapat berupa ikan yang dibudidayakan untuk dimakan atau sebagai hobi. Latar belakang terperinci dan analisis mikrobiologis penting untuk diagnosis yang tepat.
Sangat sulit untuk mendeteksi agen penyebab penyakit tertentu yang tumbuh lambat secara in vitro seperti kontaminasi mikobakteri atau kontaminasi yang dipicu oleh patogen anaerobik. Penyakit mikobakteri sering salah didiagnosis dengan terapi yang tidak efektif berikutnya. Akibatnya, penyakit ini akan bertahan selama bertahun-tahun. Infeksi streptokokus yang dipicu oleh Streptococcus iniae pertama kali tercatat pada ikan rainbow trout Jepang pada tahun 1958. Kemudian patogen telah diidentifikasi pada ikan kakap kuning, ikan kerapu (Epinepholus sp.) Dan nila. Aeromonas caviae adalah penghuni ikan sehat yang kurang populer tetapi merupakan patogen oportunistik signifikan yang menginfeksi ikan di bawah tekanan fisiologis dan lingkungan. Aeromonas caviae dapat menyebabkan motil Aeromonas septicemia dan kematian yang signifikan di peternakan salmon di Laut Hitam, Turki. Isolasi A. Caviae dari berbagai jenis ikan yang sakit termasuk ikan nila, lele dan ikan mas telah dicatat di seluruh dunia. Data menunjukkan bahwa kemungkinan bahaya Aeromonas caviae pada Kerapu Macan dan Ikan Marmer Goby tidak boleh diabaikan. Aeromonas rivuli, spesies yang baru-baru ini dideskripsikan dan diisolasi di Jerman, juga telah diekstraksi dari bagian berbeda dari Goby Marble dan sangat terkait dengan Aeromonas molluscorum dan Aeromonas bivalvium.
Bakteri zoonosis telah teridentifikasi pada ikan kerapu yang sebagian besar ditemukan berupa Streptococcus iniae, A. hydrophila dan Vibrio vulnificus karena strain tersebut dapat menular ke spesies ikan lain dan manusia. Namun, kerapu ini juga memiliki bakteri antimicrobial resistant (AMR). Manusia yang pernah bersentuhan langsung dengan ikan kerapu yang mengandung bakteri zoonosis memiliki risiko tertular oleh bakteri tersebut. Pemantauan kasus infeksi bakteri zoonosis yang sering terjadi pada ikan kerapu dan manusia perlu dilakukan untuk mengamati perubahan epidemiologi dan menentukan tindakan pengendalian infeksi bakteri zoonosis yang efektif, tanpa perlu meningkatkan kejadian resistensi antimikroba yang diperoleh dari ikan kerapu.
Penulis: Dr. Mustofa Helmi Effendi
Informasi detail dari artikel ini dapat diakses pada laman berikut: https://www.sysrevpharm.org/fulltext/196-1600859302.pdf
Helmi, AM., Mukti, AT., Soegianto, A., Mahardika, K., Mastuti, I., Effendi, MH., Plumeriastuti, H. A Review of Bacterial Zoonoses and Antimicrobial Resistant (AMR) on Grouper fish (Epinepholus sp.). Sys Rev Pharm 2020;11(9):79-88.