Probiotik adalah produk pangan fungsional yang mengandung bakteri hidup jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup mampu memberikan dampak yang menguntungkan bagi kesehatan. Probiotik dapat menghasilkan berbagai senyawa yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen, meliputi asam organik (asam laktat dan asam asetat), bakteriosin, dan reuterin. Asam organik tidak hanya menurunkan pH yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri patogen, tetapi juga bisa menjadi racun bagi mikroba patogen. Secara alami probiotik dapat ditemukan dalam makanan fermentasi, sayuran, dan buah-buahan tropis Indoneisa, salah satunya adalah buah markisa.
Buah markisa merah (Passiflora edulis Sims.) adalah buah asli Indonesia yang mengandung banyak nutrisi potensial untuk bakteri probiotik. Buah markisa (Passiflora edulis), anggota keluarga Passifloraceae, memiliki lebih dari 500 spesies. Tanaman ini berasal dari Brasil dan telah tersebar ke negara-negara lain di Asia, Australia, Afrika, India, Amerika Selatan, dan Karibean. Markisa memiliki varian lain yang dapat diidentifikasi dari warna buahnya, seperti kuning (P. edulis var. Flavicarpa), ungu (P. edulis var.edulis), dan oranye (P. edulis var. Caerulea).
Buah markisa memiliki kandungan senyawa fitokimia glikosida termasuk flavonoid, luteolin-6-C-chinovoside,luteolin-6-C-fucoside, glikosida sianogenik passibiflorin, epipassibiflorin, passicapsin, passicoriacin, epipassicoriacin, cyanogenic-b-rutinoside, epitetraphilin B, amygdalin, prunasin, glikosida triterpenoid dan glikosida salisilat. Senyawa kimia lain seperti b-karbolin alkaloid harman, harmine, harmaline dan harmalol, fenol, karoten dan g-lakton juga ditemukan dalam buah markisa. Oleh karena itu, buah markisa adalah habitat yang cocok untuk pertumbuhan bakteri probiotik, karena kandungan nutrisinya yang memadai.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Isolasi dam identifikasi fenotip (biokimia) dan genotip (16 s rRNA) isolat bakteri kandidat probiotik dari buah markisa merah, karakterisasi probiotik isolat bakteri dari buah markisa merah, selanjutnya isolat yang menjukkan karakter probiotik berdasarkan uji tersebut dilanjutkan dengan uji sensitivitas terhadap antibiotik erythromycin dan vancomycin, dan uji kompatibilitas isolat bakteri kandidat probiotik.
Isolasi bakteri kandidat probiotik dari buah markisa merah dilakukan dengan menimbang 5 gram pulp buah markisa merah kemudian disuspensikan ke dalam 45 mL media de Men Rogrosa Sharpe Broth (MRS-broth) dan dikocok dengan shaker selama 24 jam. Kemudian dibuat seri pengenceran sampai 10 kali dan diinokulasi ke media MRS-agar, inkubasi selama 24-48 jam. Isolat murni kemudian dipilih sepuluh isolat (MM1-MM10) dilanjutkan sengan identifikasi fenotip (biokimia) yang meliputi uji katalase, uji sulfide indol motility (sim), uji methyl red voges proskauer (MR-VP), uji triple sugar iron agar (TSIA), dan uji simon sitrat. Kemudian dilakukan karakterisasi probiotik isolat bakteri dari buah markisa merah yang meliputi uji ketahanan terhadap pH rendah, ketahanan terhadap garam NaCl, dan phenol. Isolat positif dilanjutkan dengan uji sensitivitas terhadap antibiotik erythromycin dan vancomycin, dan uji kompatibilitas isolat bakteri kandidat probiotik dengan metode dirct test yaitu menggoreskan masing-masing dari isolat bakteri secara tegak lurus. Apabila tidak terjadi zona bening pada area persinggungan masing-masing isolat bakteri menunjukkan bahwa isolat bakteri tersebut kompatibel satu sama lain.
Hasil penelitian menyatakan lebih dari 50 isolat bakteri yang diisolasi dengan media selektif agar de Man Rogosa Sharpe (MRS-agar). Diambil sepuluh isolat (MM1-MM10) yang memiliki bentuk morfologi dengan ukuran kecil, koloni berukuran sedang, elevasi cembung, tepi rata permukaan berkilau, berwarna putih susu, kemudian diidentifikasi secara fenotip (biokimia) dan uji karakterisasi probiotik diperoleh tiga isolat yang positif yaitu MM 1, MM 2, dan MM 3. Selanjutnya ketiga isolat diidentifikasi secara genotip yaitu identifikasi 16s rRNA. Tiga isolat tersebut berdasarkan hasil identifikasi 16s rRNA yaitu; Bacillus subtillis strain IAM 12118 (MM1) dengan homolog % identity sebesar 97,44% , Bacillus wiedmannii strain FSL W8-0169 (MM2) dengan homolog % identity sebesar 85,80% , dan Bacillus cereus ATCC 14579 (MM3) dengan homolog % identity sebesar 100%.
Ketiga isolat tersebut juga menunjukkan resistensi terhadap dua antibiotik erythromycin dan vancomycin pada 5 µg/mL dan 2,5 µg/mL. Ketiga isolat bakteri kandidat probiotik juga menjukkan sifat yang saling kompatibel berdasarjan uji kompatibilitasnya yang ditunjuukan dengan koloni ketiga isolat bakteri tersebut yang tetap tumbuh (tidak ada zona bening) meski saling bersinggungan, yang artinya ketiga bakteri tersebut apabila dikombinasikan dalam satu media tidak saling menghambat.
Simpulan penelitian ini menyatakan buah markisa merah dapat dianggap sebagai sumber probiotik potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber obat baru.
Penulis: Iif Hanifa Nurrosyidah, Ni Made Mertaniasih, Isnaeni
Informasi detail riset ini dapat dilihat pada tulisan kami melalui link sebagai berikut:
https://www.ejmanager.com/mnstemps/196/196-1599218994.pdf?t=1599344057