UNAIR NEWS – Ketika sang mentari belum menampakkan wujudnya, segenap tim perwakilan Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia (Sasindo) Fakultas Ilmu Budaya UNAIR memberangkatkan diri menuju Desa Kemloko, Kec. Nglegok, Blitar. Desa yang berada di kaki Gunung Kelud itu merupakan desa binaan departemen Sasindo sejak tahun 2012.
Perjalanan yang menempuh waktu sekitar lima jam itu terasa begitu cepat dan sedikit melelahkan. Sesampainya di Kemloko, rasa lelah yang dirasakan tim terbayarkan oleh senyuman dan semangat dari siswa-siswi yang menyambut dengan penuh kehangatan di Aula Madrasah Ibtida’iyah Asysyafiiyah Kemloko I.
Dra. Dwi Handayani, M.Hum selaku kepala departemen Sasindo UNAIR menyampaikan rasa bahagianya setiba di Kemloko. Menurutnya, kedatangan tim ke Kemloko adalah untuk menindaklanjuti kegiatan pengmas daring perihal pelatihan menulis kreatif cerpen dan puisi pada September lalu.
“Kali ini kita hadir langsung di antara para siswa, guna memberikan evaluasi serta dorongan semangat agar senantiasa mengembangkan keterampilan literasinya,” ujar Handa.
Era saat ini, sambung Handa, teknologi dan digitalisasi begitu mendominasi kehidupan hingga lapisan terbawah. Jika tidak dihadapi dengan baik, itu akan mengakibatkan disrupsi pada segala sektor, termasuk dunia literasi.
Senada dengan Handa, Bramantio, S.S., M.Hum, sekretaris Departemen Sasindo, mengungkapkan hal yang serupa. Menurut Bram -sapaan akrabnya- generasi saat ini lebih gemar mengonsumsi platform digital dan kurang membaca. Akibatnya, ketika hendak berbicara atau menulis, mereka kekurangan perbendaharaan kata.
“Untuk mengatasinya, siswa dapat belajar dan mulai peka terhadap peristiwa kesehariannya. Dari sana mereka dapat belajar mengembangkannya, terlebih hadirnya gawai dan internet memudahkan dalam mencari informasi untuk belajar,” tandasnya.
Bagi Bram, membiasakan membaca dan menulis sejak dini adalah suatu keniscayaan yang harus dimiliki setiap orang. Bukan tanpa alasan, hal itu disebabkan seiring bertambahnya usia, pengalaman dan pengetahuan akan sangat berguna dalam kehidupan.
Dosen peminatan Sastra itu juga menjelaskan bahwa kemampuan menulis dapat dipelajari dengan tekun, hal yang akan membantunya yakni dengan rajin membaca.
Mewakili para guru di MI Asysyafiiyah, Ibnu Syamsudin mengatakan bahwa kegiatan pelatihan menulis oleh Departemen Sasindo sangat bermanfaat untuk siswa dan juga para guru. Menurutnya, siswa menjadi lebih rajin dan mulai bersemangat untuk menulis.
“Dengan mengajak siswa menulis dan membaca, maka waktu yang terpakai untuk bermain gawai akan berkurang. Ini hal bagus dan harus berkelanjutan, terlebih siswa sangat senang dan menyukai materi yang diberikan,” ungkap guru yang akrab disapa Pak Ibnu itu.
Pada akhir, Ibnu berharap semoga kegiatan kolaborasi itu dapat terus berjalan hingga generasi seterusnya, supaya dapat mencetak jiwa literasi yang luar biasa dari anak desa.(*)
Penulis: Muhammad Wildan Suyuti
Editor: Feri Fenoria
PENYERAHAN Sertifikat pelatihan menulis kreatif secara simbolik oleh Bramantio, S.S., M.Hum kepada perwakilan siswa. (Foto: M. Wildan Suyuti)