Epitelisasi, yang merupakan komponen penting dari penyembuhan luka, sering digunakan sebagai parameter keberhasilan. Reepitelisasi dapat digambarkan sebagai pelapisan kembali luka dengan epitel baru, yang dimulai sekitar 16-24 jam setelah terjadi luka, yaitu, tepatnya selama fase proliferasi. Proses penyembuhan luka melibatkan pembentukan bekuan darah, inflamasi, reepitelisasi karena migrasi dan proliferasi keratinosit, pembentukan jaringan granulasi, neovaskularisasi, dan kontraksi jaringan. Keratinosit, komponen seluler utama dari epidermis, sangat penting untuk pemulihan luka melalui proses epitelisasi, terdiri dari protein pembentuk filamen khas dari sel epitel, yang disebut keratin atau sitokeratin yang penting untuk struktur jaringan sehat. Banyak faktor yang mengontrol diferensiasi keratinosit, seperti faktor pertumbuhan epidermal (EGF) melalui interaksi dengan reseptor EGF (EGFR).
Setelah terjadi luka pada jaringan, EGFR diregulasi secara kuat dalam keratinosit di tepi luka dan tetap ada sampai fase proliferasi berhenti. EGFR sendiri diatur langsung oleh epitel cadherin (E-cadherin), yang merupakan anggota dari keluarga cadherin dan memainkan peran kunci dalam sel-sel adhesi dan pensinyalan. Studi sebelumnya, dressing kombinasi seng oksida dengan ekstrak kunyit sudah terbukti memiliki sifat anti-inflamasi dan mampu mempercepat tahap inflamasi, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan. Namun demikian, efektivitas dalam proses re-epitelisasi masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dressing seng oksida dan ekstrak kunyit pada reepitelisasi luka melalui pemeriksaan ekspresi CK14, EGFR, dan E-cadherin.
Metode dalam penelitian ini menggunakan subjek empat puluh tikus Wistar jantan, yang secara acak dibagi menjadi delapan kelompok, masing-masing lima ekor tikus. Luka dibuat dengan cara mengeksisi area dorsal semua subjek dengan ukuran luka 6×6 mm. Setelah dilakukan eksisi, untuk kelompok perlakuan, daerah luka ditutup menggunakan dressing seng oksida-ekstrak kunyit selama 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 14 hari, sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan pemberian dressing. Pada hari ke 3, ke 5, ke 7, dan ke 14, jaringan sekitar luka diambil dan ditanam dalam blok parafin, selanjutnya blok parafin diiris tipis dan diletakkan di atas microscope slide. Pemeriksaan pada jaringan luka, dilakukan dengan pewarnaan imunohistokimia terhadap antibodi monoklonal CK14, EGFR dan E-cadherin dan menghitung jumlah ekspresinya.
Hasil penelitian pada hari ke-3, tidak ada perbedaan bermakna antara ekspresi kelompok perlakuan dan kontrol. Ekspresi pada kelompok perlakuan meningkat pada hari ke-5 dan mencapai puncaknya pada hari ke-7, selanjutnya menurun pada hari ke-14. Berbeda dengan kelompok kontrol, yang meningkat terus sampai hari ke-14, yang menandakan reepitelisasi pada kelompok perlakuan berlangsung lebih cepat. Penelitian ini membuktikan penggunaan dressing kombinasi bubuk seng oksida dan ekstrak kunyit cair, dapat mempercepat pembentukan keratinosit pada lapisan basal, epithel dan junctional epithelium, dan selanjutnya akan mempercepat reepitelisasi sebagai homeostasis epidermal.
Penulis: Asti Meizarini
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: http://www.veterinaryworld.org/Vol.13/October-2020/26.pdf
Meizarini A, Aryati A, Rianti D, Riawan W, Puteri A (2020) Effectivity of zinc oxide-turmeric extract dressing in stimulating the reepithelization phase of wound healing, Veterinary World, 13(10): 2221-2225.