UNAIR NEWS – Pada tahun 2010 Indonesia menempati peringkat ke sembilan sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penderita diabetes di Indonesia akan naik Indonesia akan menempati posisi ke lima sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Pada tahun 2007, sekitar 6 persen penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan menderita penyakit diabetes dan dua dari tiga orang dalam kelompok tersebut tidak mengetahui bahwa mereka menderita diabetes.
Diabetes merupakan penyakit degeneratif, penyakit yang tidak bisa disembuhkan namun bisa dikontrol dengan melakukan pola hidup sehat, mengkonsumsi obat sesuai saran dokter, dan rutin melaksanakan pemeriksaan ke pelayanan pusat kesehatan. Konsumsi obat yang teratur sesuai dengan petunjuk dokter dapat mengendalikan kadar gula darah pada pasien diabetes.
Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan bila terjadi luka pada tubuh penderita diabetes sulit sembuh dan meningkatkan kemungkinan kematian jaringan tinggi. Tingginya kadar gula dalam darah juga akan menyebabkan komplikasi. Komplikasi pada penderita diabetes ada bermacam-macam, dan yang terburuk adalah infeksi pada kaki. Infeksi pada kaki terjadi sebanyak 15 persen pada pasien diabetes. Kondisi ini sangat mempengaruhi kondisi kesehatan, kematian, dan kualitas hidup pasien yang dapat mengakibatkan cacat karena dilakukan amputasi.
Luka pada penderita diabetes sulit dan lama untuk sembuh. Luka yang terbuka cenderung rentan mengalami infeksi, karena luka pada penderita diabetes sulit mengering dan tertutup maka kemungkinan untuk terkontaminasi dan terinfeksi tinggi. Penanganan luka yang tidak tepat bisa memperparah kondisi luka dan menyebabkan luka mudah terkena infeksi dan membusuk sehingga untuk menyelamatkan nyawa pasien keputusan untuk melakukan amputasi diambil.
Oleh karena itu, program pengabdian masyarakat ini dilakukan berupa penyuluhan, pelatihan, dan pengawasan guna memberdayakan pasien dan keluarga pasien untuk mencegah terjadinya amputasi pada penderita diabetes.
Pengabdian Masyarakat di RSUA
Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama dua hari, yakni pada tanggal 20 Oktober 2020 berupa seminar online “A to Z Kaki Diabetes: What Should We Know” dan pada tanggal 21 Oktober 2020 pelaksanaan bakti sosial pengobatan luka kaki diabet di poli bedah BTKV. Acara tersebut diikuti oleh pasien dengan riwayat diabetes di wilayah Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya. Kegiatan seminar diisi dalam bentuk penyampaian materi secara online oleh para ahli di bidang ilmu penyakit dalam dan farmasi mengenai penyakit diabetes.
Acara seminar online dibuka oleh Direktur RS UNAIR Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD., K-PTI.FINASIM tepat pada pukul 13.00 WIB dan berakhir pada 15.00 WIB setelah pemaparan tiga materi dan diskusi selesai. Pemberian materi dan diskusi dilakukan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Materi dibawakan oleh dokter dan staf ahli yang kompeten di bidangnya yaitu Dr. Budi Suprapti, Apt.,MSi, Mutiara Rizki Haryati, dr.,Sp.PD, dan Niko Azhari Hidayat., dr., SpBTKV(K). Acara berjalan dengan lancar dan selesai tepat pada waktu yang direncanakan. Setelah penutupan acara, peserta diimbau untuk melakukan pengisian post-test guna mengukur tingkat pemahaman peserta atas pemaparan materi yang telah diberikan.
Jumlah kehadiran peserta sebanyak 110 orang dengan rincian 88 orang aktif dalam Zoom meeting dan 22 orang mengikuti melalui YouTube. Acara berjalan lancar dan menunjukkan adanya antusias peserta berdasarkan banyaknya pertanyaan yang diajukan saat sesi diskusi. Sesi diskusi dilakukan setelah seluruh materi disampaikan.
Setelah acara seminar, peserta akan diberikan voucer perawatan luka kaki diabet di Poli BTKV RS UNAIR. Peserta yang beruntung akan dihubungi melalui e-mail dan diberikan voucer untuk selanjutnya ditunjukkan pada petugas RS untuk memperolah perawatan luka kaki diabet secara gratis. Voucer dibagikan kepada 15 orang yang telah aktif selama kegiatan seminar dan merupakan pasien RS UNAIR.
Luaran Pengabdian Masyarakat
Dari pelakasanaan program pengabdian masyarakat ini terdapat tiga luaran penting. Luaran yang pertama adalah menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pencegahan kaki diabet. Luaran kedua adalah peserta meningkat pengetahuannya mengenai diabet dan serba-serbi kaki diabet. Luaran yang terakhir adalah terbentuknya komunitas pasien diabet yang di dalamnya terdapat kader yang bertugas sebagai kepanjangan tangan Tim Kesehatan RS UNAIR dalam mengingatkan pasien diabet untuk minum obat. (*)
Penulis: Dr. Anggraini Dwi Sensusiati, dr., Sp.Rad(K)