UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa (HIMA) Diploma Sistem Informasi (SI) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan webinar kewirausahaan Start Up Digital 3.0 bertajuk “How to Starting a Career to be a Start Up Technopreneur” pada Minggu (18/10/2020). Pada webinar tersebut, Niki Tsuraya Yaumi selaku COO dan CO-Founder Goers hadir sebagai pemateri utama.
Niki menjelaskan bahwa entrepreneur bukan sekedar pemilik usaha kecil, namun juga seseorang yang memecahkan suatu masalah. Untuk menjadi entrepreneur, hal pertama yang dapat dilakukan adalah mencari masalah. Ketika sudah mendapatkan suatu masalah, fokus untuk menyelesaikan masalah tersebut dan berusaha mengidentifikasi solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut.
“Jadi, entrepreneur adalah seseorang yang terus menerus mencari cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu, mau mengambil risiko, dan berusaha untuk mewujudkan hal tersebut,” terangnya.
Sebagai contoh adalah pengusaha ojek online, mereka fokus membantu orang-orang yang butuh berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau memindahkan suatu barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Usaha tersebut berusaha memudahkan consumer dan driver karena dimanapun driver berada driver bisa mendapatkan order.
Sebelum memulai bisnis, penting untuk menetapkan alasan kenapa harus memulai bisnis tersebut. Menurut Niki, ada beberapa hal yang menjadi alasan seseorang ingin menjadi tech entrepreneur. Alasan pertama adalah image bahwa tech entrepreneur itu glamor.
“Yang dilihat media, menjadi tech entrepreneur itu menyenangkan, bisa berpesta, glamor. Namun, realitanya, para pendiri start up harus menghabiskan waktu berjam-jam di depan laptop untuk membangun start up mereka,” ucap Niki.
Alasan kedua adalah, ingin menjadi bos. Puncak piramida tertinggi pada suatu organisasi. “Realitanya, ketika menjadi bos maka semua orang disekitar kamu adalah bos kamu,” terangnya.
Kemudian, fleksibilitas adalah alasan ketiga orang ingin menjadi tech entrepreneur karena waktu bekerja ditentukan sendiri. Kenyataannya, memang waktu kerja menjadi fleksibel namun juga memungkinkan individu bekerja selama 24 jam dalam sehari.
Alasan ke empat adalah, biasanya orang berpikir menjadi entrepreneur maka akan menghasilkan uang yang banyak. Namun, sebagai founder start up yang baru dirilis, untuk mencapai keuntungan finansial yang baik perlu waktu yang panjang untuk mewujudkannya.
Menurut Niki, alasan terbaik untuk memulai start up adalah ketika individu merasa tidak bisa jika tidak melakukan itu. Ketika seorang individu merasa harus memulai mengembangkan ide start up. Ada passion pada ide start up tersebut.
“Kemudian, pastikan kamu punya aptitude (bakat, red), kamu memiliki kemampuan dan pemahaman bahwa dunia butuh kamu melakukan ide tersebut, karena jika tidak dunia tidak akan berubah,” jelas Niki.
Niki menjelaskan, meski tidak memulai bisnis, seseorang masih bisa menjadi intrapreneur. Yaitu seseorang dalam organisasi yang memiliki mentalitas dari entrepreneur, fokus pada pemecahan masalah dan membangun solusi dengan upaya, kreativitas, dan inovasi.
Sementara itu, ketua pelaksana kegiatan Regita Rahma Izazi mengucapkan bahwa webinar tersebut adalah progam kerja bidang keilmuan HIMA Diploma SI UNAIR. Webinar dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan cara membangun usaha terutama start up.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan, pengetahuan, mengenai cara membangun usaha terutama start up,” ucapnya. (*)
Penulis : Galuh Mega Kurnia
Editor : Binti Q. Masruroh