Potensi Kolagen Crosslinked-Chitosan untuk Penyembuhan Luka Usai Perawatan Gingivektomi pada Pasien yang Menjalani Perawatan Ortodontik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Klik Dokter

Perawatan ortodontik, atau yang secara umum dikenal sebagai perawatan untuk merapihkan susunan gigi (behel), digunakan oleh pasien yang memiliki keadaan oklusi yang tidak baik. Di Indonesia sendiri, keadaan maloklusi ini mencapai 80%. Oleh karena itu, perawatan ortodontik digemari atau populer di Indonesia untuk memperbaiki penampilan dan keteraturan susunan geligi. Seringkali, seseorang yang sedang menjalani perawatan ortodontik abai dengan kebersihan rongga mulutnya. Padahal, dengan adanya alat ortodontik di dalam mulutnya, akan lebih menyulitkan dalam membersihkan giginya, terutama di bagian sela-sela gigi. Hal ini dapat menyebabkan akumulasi plak atau sisa makan di sela-sela gigi dan menimbulkan keradangan pada gusi.

Bila gusi mengalami keradangan, ia akan mengeluarkan respon keradangan, salah satunya adalah pembengkakan pada gusi yang dalam istilah medis dikenal sebagai gingival enlargement. Bisa diperhatikan, apabila gusi berwarna kemerahan dan sedikit membengkak, itu adalah tanda-tanda gusi mengalami keradangan. Beberapa kondisi keradangan akan sembuh dengan sendirinya apabila pasien melakukan pembersihan gigi dengan baik. Namun, jika keadaan ini dibiarkan, akan terjadi pembengkakan gusi yang tidak dapat disembuhkan hanya dengan menjaga kebersihan rongga mulut. Bila sudah mengalami kondisi ini, maka perawatan yang dapat dilakukan adalah gingivektomi atau pemotongan gusi yang membengkak.

Perawatan gingivektomi dilakukan dengan memotong bagian dari gusi yang membesar. Tentu saja akan terjadi luka yang sangat besar dan membutuhkan waktu untuk proses penyembuhan. Untuk mempercepat proses penyembuhan, dibutuhkan kolagen dalam jumlah besar untuk segera menutup luka. Artikel ini mengkaji efek kombinasi kolagen dari crosslinked-chitosan untuk mempercepat proses penyembuhan luka (wound healing) pada pasien paska perawatan gingivektomi.

Pada proses penyembuhan, terdapat empat fase penyembuhan yang cukup memakan waktu hingga akhirnya benar-benar sembuh. Penggunaan kolagen yang berasal dari luar tubuh diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan tersebut. Kolagen ikatan silang kitosan memiliki kemampuan potensial untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Kolagen ikatan silang kitosan dapat berperan dalam fase proliferasi dengan meningkatkan faktor pertumbuhan dan IL-6 yang dapat merangsang angiogenesis, proliferasi fibroblast, diferensiasi miofibroblas, dan deposisi matriks sehingga penting untuk mempercepat penyembuhan luka.

Selain memicu agregasi trombosit, kolagen juga memicu pembentukan jaringan granulasi, dan pengendapan ECM. Pada agregasi trombosit, kolagen dalam kitosan crosslinked collagen berfungsi memicu pelepasan trombosit dan menyerang jaringan luka kemudian memicu perlekatan trombosit sehingga tubuh merespons dengan stimulasi produksi faktor trombin untuk menghasilkan protein untuk pembekuan darah. Proses angiogenesis akan terjadi dengan cepat sehingga dapat mensuplai oksigen dan nutrisi. Selain itu juga menginduksi pembentukan pembuluh darah baru juga bertujuan untuk meningkatkan permeabilitas vaskuler, dengan cara meningkatkan proliferasi sel endotel, meningkatkan mitosis sel endotel, mengatur migrasi sel endotel, pembentukan lumen pembuluh darah baru, kemotaksis makrofag pada sel yang rusak dan vasodilatasi.

Tujuan dari aplikasi crosslinked collagen chitosan pasca gingivektomi berupa kombinasi dengan periodontal pack tidak hanya untuk mengurangi nyeri atau ketidaknyamanan pasca operasi, tetapi juga dapat mempercepat penyembuhan luka jaringan periodontal. Kolagen pada cross-linked chitosan mungkin memiliki efek potensial untuk mempercepat penyembuhan luka setelah gingivektomi. Kolagen ikatan silang kitosan berperan dalam fase proliferasi dengan menstimulasi TGF dan IL-6, yang dapat merangsang angiogenesis, proliferasi fibroblast, diferensiasi myofibroblast, dan memicu agregasi trombosit, pembentukan jaringan granulasi, dan deposisi ECM. Harapannya, artikel kajian ini dapat ditindak lanjuti dengan uji klinis.

Penulis: Aisyah Rachmadani Putri Gofur1, Kemal Alif Athallandi1, Offia Meida Permata Hartamto, Aulia Ramadhani

Link terkait tulisan di atas: “Prospective of Chitosan Crosslinked Collagen for Postgingivectomy Wound Healing in Fixed Orthodontic Treatment Patient : A Narrative Review”

Biochem. Cell. Arch. Vol. 20, Supplement 1, pp. 2865-2869, 2020

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).