UNAIR NEWS – “Kadang yang kita inginkan, nggak selalu kita dapatkan. Jadi kalau kamu udah mulai lelah, berhenti dulu, nanti kita lanjut lagi.” Itulah penggalan kalimat pembuka dari Podcast ‘Titik Jeda’ yang digagas oleh dua alumnus Universitas Airlangga, Afifah Nurrosyidah dan Aulia Anugrah Intani.
Podcast yang mengulas perjuangan penerima beasiswa itu ternyata dibuat dari pengamalan pribadi Afifah dan Aulia. Ketika itu, mereka tengah berjuang mencari beasiswa, namun merasa selalu menemui kegagalan.
“Kita pengen bikin podcast nggak hanya untuk hiburan, tapi juga buat mindblowing dan memotivasi pendengar dari perjuangan dan kerja keras awardee,” ungkap Afifah ketika dihubungi beberapa waktu lalu.
Menurut alumnus S1 Sistem Informasi UNAIR yang lulus tahun 2016 itu, Titik Jeda mengulas sisi pahit perjuangan awardee yang sangat jarang diekspos sebelumnya. Hal itu tentu jarang dibahas pada acara seminar.
“Kita pengen pendengar tahu bahwa ternyata kegagalan mereka masih belum se-strugle para awardee. Jadi harus berusaha lebih keras, working harder, gitu sih,” ujar Afifah.
Awalnya, Afifah memang berencana membuat podcast. Afifah dan Aulia memang cukup tertarik pada bidang itu. Sejak kuliah, keduanya pernah bekerja sebagai penyiar radio.
“Podcast kan, lagi booming, nah kepengen lah bikin. Aku ajak temenku alumnus Hukum, Aulia, dan dia mau. Akhirnya kita diskusi topik yang bakal diangkat apa. Awalnya berdua aja. Aulia ini jebolan Radio Surabaya dulunya, sedangkan aku pernah kerja di Radio UNIAR,” terang Afifah.
Meski produksi podcast bisa dibilang sederhana, namun Afifah dan tim mengaku cukup kesulitan karena perbedaan waktu. Bayangkan saja, saat ini Afifah sedang bersiap untuk studi S3 ke Taiwan. Sedangkan Arbi berada di Jepang dan Aulia di Yogyakarta.
Podcast yang direncanakan sejak Mei 2020 itu akhirnya terealisasi dua bulan kemudian. Seiring berjalannya waktu, tim pengelola Podcast Titi Jeda bertambah satu lagi. Dia adalah Arbi Surya Satria Ridwan, alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) yang tengah melanjutkan studi ke Jepang.
“Kita pilih podcast karena effortless. Cuman, kita susah banget ngatur jadwal dengan narasumber karena perbedaan waktu,” katanya.
Tidak jarang wawancara dilakukan pada waktu yang tidak terduga. Aulia bahkan pernah wawancara ketika sedang di bus. Afifah mengaku, ketiganya juga tidak pernah saling bertemu secara langsung selama produksi.
Kini podcast yang tersedia di aplikasi Spotify itu telah memasuki episode 10 dengan total lebih dari 1.000 pendengar. Selama itu, proses wawancara dilakukan melalui Zoom dan direkam. Dari sana, Afifah bertugas mengedit, sedangkan Ardi fokus mendesain, dan Aulia bertanggungjawab atas naskah.
“Kita rekam di Zoom kemudian aku edit dan potong bagian yang enggak perlu. Satu podcast editingnya bisa 2 jam,” pungkas Afifah.
Ke depan, Afifah ingin ada beberapa sesi dengan konsep yang sama, namun dikemas lebih kreatif. Dia juga ingin mengadakan sharing session secara live dengan topik yang sama.
“Sejauh ini respon pendengar oke, pembicara seneng dan feedback lumayan. Harapnnya sih Titik Jeda bisa menginspirasi dan memotivasi pendengar,” tandasnya.
Selanjutnya, Afifah juga terpikir untuk mendirikan start-up scholarship planner. Dia ingin membantu mahasiswa yang berencana studi lanjut agar dapat bersiap lebih baik dan terus memperjuangkan mimpi-mimpi mereka. (*)
Penulis: Erika Eight Novanty Editor: Binti Q. Masruroh