Operasi sesar adalah metode pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim. Sesar merupakan tindakan operasi terbanyak di bidang obstetri dan ginekologi. Tindakan operasi operasi sesar mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan sehingga menyebabkan pelepasan mediator-mediator inflamasi dan menimbulkan sensasi nyeri. Nyeri yang berlebihan paska operasi dapat menimbulkan gangguan mobilisasi pasien paska operasi, meningkatkan stres sehingga memicu keluarnya meningkatkan resiko infeksi dan mengganggu penyembuhan luka operasi.
Selama ini manajemen nyeri pasca operasi sesar menggunakan terapi obat jenis opioid. Namun penggunaan terapi opioid memiliki kelemahan yaitu dalam dosis kecil bisa memberikan efek samping mual, muntah, pruritus, retensi urin dan konstipasi. Sedangkan dalam jumlah besar dapat menyebabkan hipotensi dan gangguan napas. Sehingga kurang nyaman bagi pasien. Karena itu dikembangkan modalitas pengendalian nyeri paska operasi kombinasi antara opioid dan anastesi lokal yaitu Transversus abdominis plane (TAP) block dan infiltrasi luka untuk mengurangi dosis penggunaan opioid. TAP block diberikan dengan menyuntikkan obat anestesi dibawah otot dinding perut dengan panduan ultrasonografi (USG) setelah operasi sesar selesai, sedangkan dan infiltrasi dilakukan dengan menyuntikkan obat anestesi di tepi luka operasi.
Teknik anestesi ini menggunakan metode yang sederhana namun efektif dan ekonomis untuk memberikan analgesia yang baik pada berbagai prosedur operasi tanpa menyebabkan efek samping yang berat. Namun belum ada penelitian yang mengamati penyembuhan luka pada pemberian anestesi jenis ini.
Penelitian tentang efek pemberian berbagai modalitas anestesi ini dilakukan di Rumah sakit dr. Soetomo dengan sampel pasien yang dilakukan operasi sesar dengan berbagai indikasi sejumlah 30 sampel, yang kemudian dibagi menjadi 3 kelompok dengan jumlah yang sama yaitu diberikan anestesi metode standart dengan pemberian opioid saja, kombinasi opioid dan TAP block, kombinasi opioid dan infiltrasi menunjukkan hasil bahwa kombinasi opioid dan tap blok mempunyai hasil skala nyeri yang paling rendah dibanding 2 metode yang lain.
Penyembuhan luka diamati dengan menggunakan Skala REEDA dan perbandingan sel platelet dan limfosit. Skala REEDA yaitu skala untuk menilai penyembuhan luka dengan pengamatan pada 5 komponen adanya Redness (kemerahan/infeksi pada luka), Edema (adanya bengkak pada daerah sekitar luka), Ecchymosis (tanda perdarahan dengan warna kebiruan disekitar luka), Discharge (keluarnya cairan/serum dari luka), dan Approximasi (pendekatan antara tepi luka). Masing-masing kategori ini mempunyai nilai 0-3, sehingga total akan menghasilkan nilai paling rendah 0 yang artinya penyembuhan paling baik dan nilai total paling tinggi 15 artinya penyembuhan luka buruk.
Kelompok sampel TAP block mempunyai nilai skala REEDA paling rendah, disusul kelompok sampel infiltrasi dan nilai rata-rata paling tinggi pada kelompok opioid standar. Hal ini menunjukkan bahwa anestesi TAP blok menghasilkan penyembuhan luka yang paling baik diantara ketiga metode tersebut.
Demikian juga nilai perbandingan platelet dan trombosit, kelompok TAP block mempunyai nilai kurang dari 160, yang artinya mempunyai kadar inflamasi yang paling rendah dibanding 2 metode yang lain, sehingga penyembuhan lukanya paling baik. Dari 2 parameter ini dapat disimpulkan bahwa penyembuhan luka 72 jam pertama paska operasi sesar yang paling baik adalah metode TAP block. TAP block telah terbukti mampu mengurangi nyeri dan mengurangi kebutuhan analgetik opioid paska operasi sesar sehingga mengurangi resiko munculnya efek samping opioid. Dengan menajemen nyeri yang adekuat paska operasi sesar ini dapat membantu proses penyembuhan luka dengan mencegah stress akibat nyeri pasca seksio sesarea sehingga meningkatkan sistem imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Penulis: Aditiawarman
Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini: