UNAIR NEWS – Bagi sebagian orang, 2020 menjadi tahun yang sangat singkat. Bagaimana tidak, semenjak diumumkannya siaga pandemi Covid-19 pada awal Maret 2020, segala aktivitas dipaksa berlangsung secara daring.
Imbauan pemerintah tersebut hingga kini masih berjalan. Bahkan, per tanggal 28 September 2020 jumlah pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 275.000 jiwa. Lamanya pandemi, bekerja dan belajar dari rumah, berimbas pada rasa bosan dan malas. Mulai anak-anak hingga orang lanjut usia harus beraktivitas di ruang terbatas demi keselamatan bersama.
Di sisi lain, menjaga kesehatan dengan berolahraga adalah salah satu hal yang penting. Seperti yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR pada momen upgrading daring untuk kali pertama. Pihaknya melangsungkan berbagai kegiatan seperti lari, berdonasi, hingga ramah tamah secara daring.
“Salah satunya Stovit Run For Covid, kami bersama-sama melakukan kegiatan produktif meski tak bisa ke mana-mana,” ujar Ajda Duhita Ghasanni selaku ketua pelaksana pada Minggu (27/9/2020).
“Sebenarnya ini acara tahunan, biasanya dilaksanakan secara langsung dan menjadi bagian dari Stovit League. Kali ini secara virtual dan peserta mengirim bukti screenshot jarak tempuh dari aplikasi,” tambahnya.
Selain untuk menjaga imunitas, peserta dapat berdonasi. Nantinya disalurkan untuk warga Dusun Jumapet, Desa Planggaran Barat, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Hasil donasi digunakan untuk membuat sumur wakaf agar warga dapat memperoleh akses air bersih dengan mudah.
“Kami (BEM FKG, Red) bekerja sama dengan organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam penyaluran donasi ini,” ungkap Ajda.
Membangun sumur sengaja dipilih karena di daerah tersebut sering mengalami krisis air bersih. Selain itu, sumur tersebut diharapkan dapat memberi manfaat jangka panjang bagi kehidupan masyarakat setempat.
Sementara itu, Dewi Natasya mewakili BEM FKG UNAIR menyatakan bahwa situasi pandemi bukan berarti harus mengurung diri. Namun, sebuah kesempatan untuk berinovasi agar tetap produktif.
“Kalau hanya diam saja nanti malah membuang waktu. Makanya kami membuat event upgrading seperti virtual marathon, gathering, maupun berdonasi, supaya tetap aktif dan memberi manfaat,” ucap Dewi.
Ke depan, lanjut Dewi, sebagai generasi muda yang memiliki power dan inovasi kreatif, anak muda mesti selalu mengembangkan ide untuk kepentingan bersama. Baginya selagi masih ada waktu dan ruang, segala hal bisa dilakukan jika bersama-sama.
“Kami sudah rindu bersua dan canda-tawa bersama teman dan dosen kami. Selain semoga pandemi cepat berlalu, semoga ia membawa arti dan nilai berharga untuk bekal kehidupan mendatang,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Wildan Suyuti
Editor: Feri Fenoria Rifa’i