Lidah merupakan cermin dari keadaan tubuh. Lidah adalah organ otot yang memiliki fungsi penting untuk merasakan, fonasi, pengunyahan, memelihara kebersihan mulut dan memberikan perlindungan pada struktur yang lebih dalam serta memfasilitasi pertumbuhan orofasial. Lesi yang terjadi pada lidah mencerminkan kesehatan mulut dan umum tubuh dari seseorang. Lesi pada lidah dapat mendadakan suatu kondisi infeksi, keganasakn atau terkait kelainan sistemik. Keadaan anomali atau lesi yang tidak memerlukan terapi pada lidah termasuk jarang dilaporkan dan biasanya teridentifikasi pada saat pemeriksaan rutin di dokter gigi. Sebagian besar lesi ini dipicu oleh faktor lokal namun tidak jarang dapat menunjukkan adanya kondisi patologis atau sistemik. Beberapa penelitian epidemiologi terkait dengan lesi pada lidah yang dilakukan di seluruh dunia melaporkan adanya variasi prevalensi karena dipangaruhi oleh variasi etnik, perbedaan geografis, desain penelitian, dan jenis kelamin pada sampel penelitian.
Coated tongue terdiri dari akumulasi desquamasi sel-sel epitel mukosa mulut, bakteri, leukosit dari sulkus periodontal, metabolit darah, dan sisa makanan yang tidak tertelan pada permukaan dorsum lidah yang tidak disertai dengan pemanjangan papila filiformis yang berbentuk seperti rambut dan dapat menyebabkan bau mulut. CT merupakan lesi yang paling banyak dijumpai pada lidah, namun penelitian epidemiologi terkait prevalensi lesi pada lidah sangat bervariasi. Coated tongue dapat ditemukan pada individu yang sakit maupun sehat, paling sering ditemui pada lidah bagian belakang dan tengah, tidak dilaporkan terkait adanya predileksi jenis kelamin, lebih banyak dijumpai pada pasien lanjut usia dibandingkan dengan pasien yang berusia muda.
Hairy Tongue (HT) didefinisikan sebagai kumpulan dari struktur seperti benang/rambut dari epitel berkeratin yang berkembang dari papila filiformis pada dorsum lidah. Hairy tongue merupakan suatu kondisi yang didapat bukan genetik, bukan keganasan, ditandai adanya gambaran berupa pemanjangan atau hipertrofi papila filiformis pada dorsum lidah dengan warna bervariasi yaitu hitam, cokelat, putih, kuning, hijau, biru, merah muda, atau bahkan tidak berpigmen. Hasil penelilian lain menyebutkan bahwa prevalensi HT mayoritas terdapat pada usia dewasa (57%) dan sebagian kecil lainnya terdapat pada anak-anak dan usia lanjut. Prevalensi HT meningkat seiring dengan pertambahan usia, lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan dengan wanita. Predileksi HT tidak dipengaruhi oleh ras. Secara fisik, hairy tongue tampak seperti sekumpulan bentukan seperti rambut yang merupakan pemanjangan papila filiformis pada dorsum lidah terutama pada daerah midline sisi anterior papila circumvalata hingga berbatasan dengan daerah tepi anterior dan lateral lidah, warna bervariasi lebih sering coklat, kuning, atau hitam, dan asimtomatik meskipun terkadang dapat menimbulkan ketidaknyamanan seperti sensasi tersedak dan gangguan pengecapan.
Crenated tongue adalah gambaran pada pinggiran lidah yang irregular. Crenated Tongue adalah kelainan yang sering ditemukan yang ditandai oleh indentasi pada tepi lateral lidah. Crenated Tongue adalah kelainan dimana terdapat lekukan gigi pada marginal lateral lidah. Crenated tongue adalah kelainan yang sering ditemukan dan tidak menimbulkan keluhan. Crenated tongue dilaporkan terjadi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Prevalensi di Thailand dilaporkan crenated tongue masuk dalam tiga besar lesi yang ditemukan pada lidah yaitu sebesar 10,4 % dimana pada perempuan terjadi sebesar 11,4% sedangkan pada laki-laki sebesar 9% dimana usia terjadinya paling banyak terjadi pada usia 30-59 tahun yaitu sebesar 11,6%. Penyebab dari crenated tongue ini tergantung pada kondisi yang menyebabkan adanya tekanan abnormal pada lidah seperti pergerakan lidah menekan gigi-gigi, menjulurkan lidah, menghisap lidah, bruksisme atau pembesaran lidah. Pada gigi insisivus rahang bawah, sering mengalami atrisi dan mempunyai tepi yang sangat tajam akan mengakibatkan terjadinya trauma pada lidah.
Kondisi variasi–variasi pada lidah initidak memerlukan terapi khusus. Penanganan lebih diutamakan untuk perbaikan estetik permukaan lidah dan mungkin juga penanganan bau mulut yang mungkin muncul. Pengurangan dan eliminasi faktor-faktor predisposisi. Perbaikan kebersihan mulut sangat disarankan. Sehingga jika keluhan tersebut dan bau mulut tidak teratasi, segeralah berkunjung ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Penulis: Saka Winias
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: http://www.connectjournals.com/toc.php?bookmark=CJ-033216&&%20volume=20&&%20issue_id=Supp-01%20&&%20issue_month=July&&year=2020