Penyakit autoimun merupakan suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri. Salah satu penyakit autoimun yang menyerang saluran pencernaan adalah penyakit radang usus atau dalam istilah medis disebut sebagai Inflammatory Bowel Disease (IBD). IBD terdiri dari dua jenis yaitu kolitis ulseratif yang terjadi keradangan hanya terjadi di area usus besar, sedangkan pada penyakit Crohn, keradangan terjadi di seluruh saluran pencernaan seperti usus besar maupun usus kecil. Keradangan yang terjadi pada IBD berupa luka atau hilangnya lapisan terluar dari saluran cerna atau dalam istilah medis disebut sebagai ulserasi.
Gejala yang paling banyak yang dikeluhkan penderita IBD adalah diare kronik atau diare yang berlangsung cukup lama sekitar dua minggu atau lebih. Gejala lain yang cukup sering dikeluhkan penderita IBD adalah buang air besar berdarah, penurunan berat badan dan nyeri perut. Buang air besar disertai darah merupakan akibat adanya luka atau ulserasi pada bagian saluran pencernaan. Luka atau ulserasi yang terjadi tidak hanya pada saluran pencernaan, panderita IBD juga mengalami keluhan di rongga mulut,salah satunya adalah sariawan kambuhan atau disebut sebagai recurrent aphthous ulcer(RAU).
RAU merupakan salah satu lesi yang sering ditemukan dalam rongga mulut, dengan penyebab yang masih belum diketahui. Terdapat beberapa faktor yang dapat merangsang terjadinya sariawan kambuhan seperti faktor genetik dan penyakit sistemik, seperti IBD. Penelitian menunjukkan bahwa sariawan kambuhan muncul sebagai akibatproduksi mediator keradangan yang disebut sitokin, pada mukosa rongga mulut yang berhubungan dengan peningkatan respon imun terhadap mukosa rongga mulut berupa keradangan. Keradangan dan produksi mediator keradangan (sitokin) ini mengakibatkan kematian sel-sel pada mukosa rongga mulut yang disebut necrosis (kematian sel akibat proses keradangan), dan necroptosisi(kematian sel terprogram dan akibat proses keradangan). Nekroptosis merupakan salah satu bentuk kematian sel yang dapat diaktivasi oleh stimulus keradangan dan reseptor kematian sel. Aktivasi nekroptosis melalui reseptor kematian membutuhkan aktivitias protein-protein tertentu seperti RIP1 kinase dan RIP3 regulatori, yang merupakan mediator penting dari nekroptosis.
Timbulnya sariawan atau RAU pada penderita IBD diduga sebagai akibat proses kematian sel mukosa rongga mulut oleh necroptosis. Rongga mulut sebagai bagian dari saluran pencernaan akan memberikan respon atas keradangan yang terjadi di saluran pencernaan. Keradangan pada mukosa usus seperti yang terjadi pada IBD menyebabkan kematian sel epitel yang berakibat pada pembentukan ulser. Kematian sel epitel pada saluran pencernaan mengakibatkan pembentukan suatu mediator inflamasi yang disebut TNF-α. Pembentukan TNF-α tidak hanya terjadi pada saluran pencernaan saja, melainkan juga terjadi pada rongga mulut. Proses ini akan mengakibatkan pada proses kematian sel baik necrosis maupun necroptosispada sel epitel rongga mulut sehingga timbul manifestasi berupa ulcer atau yang disebut sariawan.
Penulis: Meircurius Dwi Condro Surboyo, drg., M.Kes
Informasi detail dapat dilihat pada tulisan kami di:
Meircurius Dwi Condro Surboyo, Diah Savitri Ernawati and Jenny Sunariani (2020). Mechanism of TRADD and RIP in necroptosis of recurrent apthous ulcers in inflammatory bowel disease. Biochemical and Cellular Archives; 20(Supp 1): 2951-2955