Perawatan saluran akar sering mengalami kegagalan karena adanya bakteri yang tumbuh kembali setelah gigi ditumpat, seperti enterococcus faecalis (e. faecalis). Ditemukan kegagalan perawatan saluran akar sebanyak 32-70%, dikarenakan bakteri fakultatif anaerobini mampu berpenetrasi ke dalam tubulis dentin dan ditemukan telah resisten.salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan penggunaan antibiotik atau bahan medikamen dengan mengembangkan alternatif penggunaan obat-obatan berbahan herbal yang memiliki kandungan antibakteri. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan adalah getah batang pisang ambon. tanaman pisang merupakan tanaman tropis yang sering dijadikan obat herbal. Pohon pisang ambon dapat dipakai sebagai alternatif dalam perawatan luka, demam, gigitan serangga, gangguan pencernaan, epilepsi, dan sebagainya.
Getah batang pisang ambon mengandung zat aktif yang bersifat antibakteri, berupa flavonoid dengan kadar 8.18%, saponin 6.73%, dan tanin 4.38%.flavonoid dapat menyebabkan pecahnya membran sel dan berakibat terhadap terganggunya pertukaran zat yang dibutuhkan bakteri untuk mempertahakan hidupnya sehingga terjadi kematian bakteri. Mekanisme saponin sebagai senyawa antibakteri yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan dinding sel bakteri dan merusak permeabilitas membran lalu sitoplasma bocor keluar dari sel yang mengakibatkan kematian sel.tanin dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga protein terdenaturasi dan mengganggu aktivitas fisiologisnya. Karena membran sel rusak, maka bahan makanan dan nutrisi yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi tidak dapat masuk, hal ini berdampak terhadap pertumbuhan bakteri yang terhambat bahkan mati. Salah satu metode untuk mengamati adanya kerusakan membran sel adalah menggunakan mikroskop fluoresen dengan memanfaatkan dna probe sebagai penanda.
Metode ekstraksi digunakan untuk memperoleh getah batang pisang ambon, dengan metode maserasi karena sederhana, mudah, dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat. teknik ini dilakukan dengan cara merendam sampel dalam pelarut. proses ini menyebabkan tertariknya zat aktif dalam pelarut.pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah air. Air dapat digunakan sebagai pelarut karena bersifat polar, murah, dan mudah didapat. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibuktikan daya antibakteri ekstrak batang pisang ambon yang dapat menghambat pertumbuhan e. faecalis. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan daya antibakteri ekstrak batang pisang ambon dalam menghambat pertumbuhan e. faecalis melalui pengamatan kadar hambat minimal (khm),kadar bunuh minimal (kbm) dan gambaran viabilitas melalui mikroskop fluoresen.
Sampel penelitian adalah koloni e. faecalis atcc 29212 yang dibiakkan pada media bhib, kemudian dilakukan serial dilusi dengan ekstrak batang pisang ambon dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.125%, 1.563%. dan 0.781%. Penghitungan jumlah koloni bakteri ditanam dalam media mueller-hinton agar. pemeriksaan dilanjutkan menggunakan mikroskop fluoresen untuk mengamati bakteri yang mati setelah penggunaan ekstrak batang pisang ambon.pembuatan ekstrak getah batang pisang ambon dilakukan dengan metode maserasi. Bagian bonggol nya dipotong secara miring, diblender hingga lembut, direndam dalam pelarut air 2×24 jam dan disaring dengan kertas whatman 42, lalu melakukan penguapan filtrat menggunakan rotary evaporator. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak getah pisang ambon dapat menghambat pertumbuhan enterococcus faecalis. Sesuai dengan pengertian khm adalah konsentrasi minimal yang dapat menghambat pertumbuhan 90% bakteri dan kbm adalah konsentrasi minimal yang dapat menghambat 99.9% pertumbuhan bakteri maka nilai khm berada pada konsentrasi 1,56% karena sudah dapat membunuh 92,22% bakteri dan kbm pada konsenstrasi 3,125% karena sudah tidak ditemukan lagi pertumbuhan bakteri. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak getah batang pisang ambon memiliki aktivitas antibakteri terhadap e. faecalis.
Hasil hitung koloni e. faecalis pada penelitian ini berbanding lurus dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ekstrak batang pisang ambon memiliki kemampuan antibakteri terhadap bakteri patogen manusia seperti staphylococcus aureus. Penelitian mengenai aktivitas antibakteri ekstrak getah batang pisang ambon terhadap e. faecalis juga sudah dilakukan sebelumnya dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96%, terdapat perbedaan konsentrasi yang besar untuk nilai khm dan kbm yang diperoleh, yaitu khm pada konsentrasi 70% dan kbm pada konsentrasi 72.5%. Perbedaan besar konsentrasi ini kemungkinan bisa terjadi karena perbedaan besar kandungan senyawa kimia pada tanaman pisang ambon yang dipengaruhi oleh topografi, iklim, jenis tanah, curah hujan, pemupukan, dan juga pelarut yang digunakan dalam ekstraksi. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa getah yang diperoleh dari ekstrak batang pohon pisang ambon efektif menghambat pertumbuhan bakteri e. faecalis pada saluran akar gigi.
Penulis: Hendrik Setia Budi
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
Https://Medic.Upm.Edu.My/Upload/Dokumen/2020070611180104_MJMHS_0109.Pdf
Hendrik Setia Budi, Wisnu Setyari Juliastuti, Brenda Regina Christy.Antimicrobial Activity Of Musa Paradisiaca Var. Sapientum On Enterococcus Faecalis Viability. Malaysian J. Med. Health Sci2020; 16(Suppl 4):17-21.