UNAIR NEWS – Kodrat manusia sebagai makhluk sosial menandakan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Setiap manusia harus memberikan manfaat bagi manusia yang lainnya, itulah makna hidup. Pandemi yang terjadi mengajarkan manusia untuk saling membantu satu sama lain agar bisa bertahan. Berdasar data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Sabtu (19/9/2020), terdapat penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 harian sebanyak 4.168 kasus. Hal tersebut menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 masih betah untuk menunjukkan eksistensinya di muka bumi. Namun hal tersebut tidak menjadi halangan untuk tetap berbagi dengan sesama.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (FV UNAIR) melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan menggelar acara Woman Social Empowerment. Acara tersebut dilaksanakan pada Sabtu (19/9/2020) berlokasi di Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Surabaya.
Acara yang sasarannya adalah pekerja perempuan tersebut memberikan pelatihan serta pelayanan kesehatan gratis. “Alasannya karena kurangnya perhatian dan wadah bagi perempuan, maka kami (Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Red) memberi wadah kepada perempuan untuk menyalurkan dan memberikan pengarahan dengan narasumber yang ahli dalam bidangnya,” terang Anjani Ayu Madinah selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM FV UNAIR.
Melakukan pemberdayaan perempuan secara langsung menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi panitia. Panitia harus merancang acara sebaik mungkin agar kegiatan yang dilaksanakan tidak menimbulkan klaster baru. dr. Inggrid Ayusari Asali yang merupakan dokter penanganan Covid-19 di RSUD Ibnu Sina Gresik dihadirkan untuk memberikan pelatihan. Selain itu Ratih Damayanti, S.KM., M.Kes selaku dosen Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja FV UNAIR juga turut dihadirkan sebagai narasumber pada acara tersebut. “Karena pandemi tidak memungkinkan untuk melaksanakan penyuluhan secara langsung, jadi kita buat pelatihan yang disampaikan secara virtual. Jadi masyarakat tetap kita hadirkan tapi untuk narasumber tidak,” ujar Anjani.
“Protokol kesehatan tetap kita lakukan diantaranya memakai masker, mencuci tangan sebelum maupun sesudah kegiatan, dan juga physical distancing kita terapkan,” imbuhnya. Pelayanan kesehatan gratis yang semulanya akan diberikan, dialihkan dengan kegiatan membagikan masker, handsanitizer, serta jamu kepada perempuan yang datang. “Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan, jadi kita alihkan kegiatan pelayanan kesehatan gratis dengan kegiatan membagikan masker, handsanitizer, dan jamu sinom,” tegasnya.
Pemberdayaan perempuan yang dilakukan memiliki harapan agar masyarakat terutama perempuan paham akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan sehingga bisa menekan angka penyebaran Covid-19. “Semoga masyarakat utamanya pekerja perempuan yang rata-rata bekerja sebagai nelayan, pedagang, dan pensortir kerang ini semakin sadar bahwa Covid-19 itu benar adanya. Diharapkan mereka bisa mentaati protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah,” tutupnya. (*)
Penulis: Icha Nur Imami Puspita
Editor: Feri Fenoria Rifa’i