UNAIR NEWS – Pandemi Covid 19 membawa dampak pada banyak sektor kehidupan, tak terkecuali bidang Pendidikan. Proses pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka langsung di kelas, mendadak menjadi pembelajaran jarak jauh berbasis penggunaan teknologi aplikasi pembelajaran. Akibatnya, baik guru maupun siswa termasuk pihak sekolah mengalami kegagapan karena ketidaksiapan penggunaan teknologi dan kurangnya penguasaan konsep dasar pembelajaran jarak jauh.
Menanggapi hal tersebut, Prodi Bahasa dan Sastra Inggris yang pada peringatan 17 Agustus 2019 lalu meraih peringkat sebagai Prodi terbanyak menggunakan aplikasi elearning, berusaha menawarkan solusi dengan melakukan pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan pembelajaran jarak jauh. Bermitra dengan SMPIT Al Uswah Surabaya, pelatihan tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 dan 19 September 2020. Konten utama pelatihan adalah penjelasan mengenai konsep dasar dan metode pembelajaran jarak jauh meliputi e-learning, blended learning dan flipped learning serta pelatihan mengenai aplikasi pembelajaran daring Discord dan Moodle.
Pada kesempatan itu, Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Inggris, Dr. Layli Hamida, S.S., M.Hum., yang sekaligus menjadi salah satu pembicara dalam pelatihan mengatakan bahwa Perguruan Tinggi, dalam hal ini Prodi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga yang memiliki pengalaman lebih dan sumber daya yang cukup mumpuni dalam penggunaan aplikasi e-learning, seyogyanya mengulurkan tangan untuk lembaga-lembaga pendidikan di sekitarnya.
“Terlebih bagi lembaga yang menghadapi kesulitan dalam mengelola pembelajaran jarak jauh akibat karantina Covid 19,” tandasnya.
Sementara itu, menambahkan pernyataan Layli, salah satu pembicara yang turut hadir, Yuni Sari Amalia, Ph.D., dalam pelatihan tersebut menyampaikan bahwa belum banyak guru yang benar-benar memahami konsep dasar e-learning, blended learning dan flipped learning. Padahal, sambung Yuni, metode PJJ tersebut adalah metode yang bisa dikatakan sangat cocok untuk diterapkan pada saat ini.
“Selain karena cocok dengan tuntutan pembelajaran daring, metode-metode tersebut juga selaras dengan perspektif Pendidikan abad 21, yaitu salah satunya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah,” ujar Yuni.
Dari kegiatn tersebut, Kaprodi Bahasa dan Sastra Inggris UNAIR berharap bahwa pelatihan e-learning yang dilakukan dapat membantu para guru dalam mengahadapi tuntutan perkembangan jaman dan kondisi pendidikan. Terlebih, untuk pembelajaran jarak jauh agar lebih efektif dan mengurangi kemungkinan dampak adanya lost generation karena terhambatnya pendidikan di tingkat dasar dan menengah akibat pandemi Covid 19. Pada akhirnya, sinergi antara perguruan tinggi dan lembaga-lembaga sekolah dasar dan menengah diharapkan dapat terus ditingkatkan.
“Hal ini tentu saja berkelindan dengan konsep merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bahwa belajar dapat melalui berbagai sumber dan banyak jalan. Dosen memberikan pelatihan di sekolah menengah adalah salah satu jalannya,” pungkasnya.
Penulis: Adinugraha FR
Editor: Nuri Hermawan