Efek Pemberian Capsaisin untuk Menurunkan Ekspresi Matrix Metalloproteinase-8 pada Keadaan Periodontitis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Alodokter

Periodontitis adalah jenis penyakit inflamasi kronis pada tulang yang disebabkan oleh bakteri periodontopatogen Aggregatibacter Actinomucetemcomitans (Aa) yang juga dikenal sebagai bakteri black pigmented periodontopathogen. Bakteri periodontopatogen umumnya adalah bakteri dengan jenis bakteri gram negatif yang mensekresikan polysacharride (polisakarida) yang direspon oleh sistem imunitas tubuh (baik sistem imunitas alamiah/innate immunity dan sistem imunitas dapatan/adaptive immunity). Tubuh host memiliki kemampuan di dalam mengenal substansi asing yang masuk ke tubuh melalui Pathogen Associated Molecular Patterns (PAMPs) atau Danger Associated Molecular Pattern (DAMPs). Kedua jenis substansi asing ini akan dikenali oleh Pattern Recognition Receptors (PRRs) dengan salah satu PRR adalah Toll Like Receptors (TLRs). TLRs yang bertanggung jawab di dalam pengenalan terhadap LPS bakteri periodontopatogen adalah TLR-4.

Periodontitis menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan material remodeling tulang (osteoblas) dengan material resorpsi tulang (osteoklas).Dengan adanya periodontitis terjadi gangguan resorpsi tulang oleh osteoklas tanpa disertairemodeling tulang. Hasil akhir dari penyakit periodontitis adalah berupa terlepasnya gigi dari dalam mulut. Produk inflamatori yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respon terhadap bakteri periodontopatogen adalah sitokin, kemokin, dan interleukin dengan produk-produk inflamatori ini secara langsung mempengaruhi keseimbangan antara Receptor Activator of Nuclear factor κ B (RANK)-ReceptorActivator of Nuclear factor κ B Ligand (RANKL)-Osteoprotegerin(OPG)dan peningkatan aktivitasMatrix metalloproteinase-8 (MMP-8), hasilnya adalah peningkatansecara progesif  remodeling tulang olehosteoklasdan degradasi extracellular matrix (ECM).

Dewasa ini, penggunaan obat tradisional berbahan aktif herbal menjadi popular di kalangan tenaga medis karena kemampuannya di dalam merawat penyakit dan mengurangi efek samping dari penggunaan obat sintetik. Salah satu obat tradisional berbahan aktif herbal tersebut adalah capsaicin dengan rumus kimia C18H27NO3 dengan berat molekul 3-5.40 g/mol. Capsaicin adalah agonis reseptor Transient Receptor Potential Vanilloid-1 (TRPV-1).

Penelitian ini menggunakan tiga jenis kelompok terhadap dua puluh satu tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan dengan umur 8-12 minggu danrentang berat badan 150-250 grams. Angka 21 tikus wistar jantan tersebut diperoleh melalui rumus perhitungan besar sampel Lemeshow. Kelompok pertama (K0) kelompok tanpa perlakuan atau kelompok kontrol negatif, kelompok kedua (K1) adalah kelompok yang diinduksi oleh bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans pada bagian servikal dari gigi molar pertama rahang atas selama tujuh hari sehingga terjadi periodontitis, dan kelompok ketiga adalah (K2) yang sebagaikelompok treatment.

Pada K2 diberikan baik bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans pada bagian servikal dari gigi molar pertama rahang atas selama tujuh hari dan juga diberikan ekstrak capsaicin dengan dosis 0.0912 mg/kg per hari. Masing-masing kelompok tersebut terdiri dari tujuh tikus. Setelah tujuh hari, ketiga kelompok tersebut (K0, K1, dan K2) selanjutnya dilakukan dekaputasi dengan menggunakan obat anestesi thionembutal dengan dosis 30 mg/kg dan dilakukan pembuatan blok parafin pada daerah jaringan gingiva untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan teknik imunohistokimia (IHC). Hasil pemeriksaan IHC terhadap sel yang mengekspresikan TRPV-1 dan MMP-8 adalah pada K0, K1, dan K2 adalah33.01±7.10a, 37.63±10.60a, 43.06±14.98bdan 43.6167±14.57a, 36.75±22.53a, dan 28.83±18.45b. Huruf a,b menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna dengan menggunakan uji statistik ANOVA.

Ekstrak capsaicin di dalam penelitian ini memiliki kemampuan di dalam menurunkan tingkat kerusakan tulang yang disebabkan oleh MMP-8 dan meningkatkan terjadinya penyembuhan melalui peningkatan aliran darah ke daerah terjadinya inflamasi sehingga mempercepat terjadinya proses remodeling. Mekanisme peningkatan aliran darah disebabkan oleh peningkatan pelepasan ion Ca2+ dari reseptornya yang berada di dalam Retikulum Endoplasma yang diperankan oleh produk IP3 yang merupakan pemecahan dari PIP2 oleh enzim Fosfolipase C yang dimulai oleh protein Gα1βγ. Ion Ca2+ yang terlepas tersebut selanjutnya menginduksi pelepasan faktor angiogenesis seperti Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan basic Fibroblas Growth Factor (bFGF) untuk membentuk cabang pembuluh darah baru sehingga mendukung terjadinya proses remodeling.

Penulis: Prof. Dr. Jenny Sunariani, drg., MS., AIFM., PBO

Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://www.sysrevpharm.org/fulltext/196-1594117068.pdf

Jenny Sunariani, Titien Suhartini, Latief Mooduto, Gadis Meinar Sari, Ari Triwandini, Yuliati Yuliati [2020] Transient Receptor Potential Cation Channel Subfamily V Member-1 and Matirx Metalloproteinase-8 Expression of Capsaicin Administration in Periodontitis. Systematic Reviews in Pharmacy (Sys Rev Pharm) Vol. 11 No. 6, pp: 997-1000

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).