Perspektif Etis Akuntan Milenial dalam Menanggapi Peluang dan Tantangan Blockchain 4.0

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Economy.okezone.com

Perkembangan teknologi blockchain dimulai sejak satu dekade lalu yang diiringi dengan pertumbuhan cryptocurrency dan bitcoin pada tahun 2009 yang mempengaruhi siklus atau fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan.  Teknologi blockchain menawarkan cara baru untuk merekam, memproses dan menyimpan transaksi dan informasi keuangan sehingga berpotensi merubah perspektif profesi akuntan untuk membentuk kembali ekosistem bisnis yang terintegrasi.

Blockchain yang telah berkembang dan diadopsi oleh bisnis saat ini yang diharapkan akan berdampak juga pada bidang akuntansi dan profesi audit dimasa depan. Kemajuan teknologi ini memungkingkan profesi akuntan untuk berkembang dan membangun praktik akuntansi berbasis blockchain guna meningkatkan sistem informasi bisnis.

Profesi akuntan secara tidak langsung akan memperoleh manfaat dari teknologi blockchain yaitu beberapa faktor dari tingkat keamanan penyimpanan data, proses berbagi informasi yang relevan dan proses verifikasi transaksi akuntansi. Pentingnya etika dari implementasi teknologi bukan hanya sekedar manfaat yang diperoleh dalam proses bisni dan pemangku kepentingan. Hal yang digaris bawahi dalam implementasi blockchain adalah sistem yang terdesentralisasi, democratic dan disintermediary.

Tantangan moral dan etika perlu ditangani untuk pemahaman dari konsekuensi potensial yang mungkin disebabkan oleh implementasi teknologi blockchain. Peran profesi akuntan milenial guna mendukung revolusi 4.0, maka diharuskan meningkatkan kemampuan yang berhubungan dengan banyak data dan membuat keputusan berdasarkan data dengan metode complex problem solving, leadership skill dan interpersonal skill.

Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif. penelitian ini menggunakan wawancara mendalam yang tidak terstruktur telah digunakan secara luas untuk mengekplorasi dinamika perubahan dibidang akuntansi. Narasumber penelitian ini adalah tiga seorang akuntan muda. Peneliti menentukan narasumber tersebut dikarenakan, narasumber pertama ini merupakan seorang akuntan korporasi pada perusahaan ekspor dan impor, kemudian narasumber kedua adalah seorang asisten peneliti muda yang mendalami riset akuntansi keuangan kemudian narasumber ketiga ini merupakan seorang auditor internal perusahaan distribusi. Peneliti memodifikasi pertanyaan wawancara dari penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa blockchain menawarkan cara baru untuk mencatat, memproses, dan menyimpan transaksi dan informasi keuangan, tantangan, dan peluang bagi profesi akuntansi untuk membentuk kembali ekosistem bisnis yang terintegrasi dengan teknologi. Penelitian ini memberikan perspektif etika tentang profesi akuntan dalam menerapkan teknologi blockchain untuk meningkatkan profesionalismenya dan membahas masalah tantangan etika blockchain untuk profesi akuntan.

Blockchain menyelaraskan dengan manfaat etika adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan informasi yang lebih luas dan transparansi informasi. Penggunaan teknologi blockchain memperluas pendekatan etis untuk utilitarianisme ke tingkat sosial yang lebih luas dengan konsep desentralisasi untuk melayani kebutuhan informasi semua pihak. Seorang akuntan milenial di era revolusi 4.0 dituntut mampu beradaptasi dengan teknologi. Revolusi 4.0 menuntut untuk mengubah tugas dan fungsi profesi yang dulu akuntan menyiapkan informasi akuntansi menjadi terbatas pada informasi penutup. Meski tugas dan fungsi penghasil informasi sudah dialihkan ke blockchain, namun aspek cybersecurity tetap harus diperhatikan oleh akuntan untuk pendeteksian, respon, dan ketahanan.

Implikasi bagi akuntan milenial adalah membangun perspektif moral-etika dalam mengadopsi teknologi blockchain yang mencegah potensi dampak pada bisnis dan masyarakat serta dapat menggambarkan tantangan yang akan dihadapi oleh profesi akuntansi dalam mengadopsi blockchain dalam revolusi industri 4.0. Akuntan milenial akan menghadapi tantangan dari aspek sosial, etika, dan teknis untuk beradaptasi di era revolusioner 4.0. Kajian kedepan diharapkan bisa memperdalam tiga tantangan yang dihadapi para akuntan milenial di era revolusioner 4.0, kemudian menambah narasumber dari educator millennial akuntan.

Penulis: Erina Sudaryati
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada: https://journal.umy.ac.id/index.php/ai/article/view/9153

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).