Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis pada Petani Tembakau

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Liputan6.com

Petani tembakau sangat rentan untuk mengalami penyakit akibat kerja. Salah satu penyakit akibat kerja tersebut adalah Dermatitis Kontak. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Faktor individu yang berhubungan dengan dermatitis akibat kerja pada petani tembakau adalah usia, pendidikan, dan keluhan  Green Tobacco Syndrome (GTS). Faktor pekerjaan yang berhubungan dengan dermatitis akibat kerja adalah jenis daun tembakau, masa kerja dan lama kerja. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat 36 orang (23,22%) petani tembakau mengalami dermatitis akibat kerja. Nikotin masuk ke dalam tubuh melalui kulit bersamaan dengan pestisida yang melekat pada daun. Nikotin daun yang memapar kulit petani bisa dalam bentuk butiran maupun bentuk cair. Dalam bentuk butiran, nikotin berwarna hitam dan bersifat lengket. Pada beberapa orang menyebabkan gatal-gatal. Nikotin yang melekat pada tangan akan meyebabkan reaksi persisten eczeme. Rekasi ini meluas seiring dengan Worsening-spreading Improvement off work.

Dermatitis kontak  adalah penyakit terkait pekerjaan yang paling banyak dikenal di banyak negara, dan dermatitis kontak akibat kerja tidak dilaporkan. Dermatitis adalah peradangan pada kulit. Istilah dermatitis identik dengan eksim. Kulit menjadi merah, gatal, dan bisa melepuh. Kulit yang mengalami dermatitis menjadi keras, menebal dan pecah-pecah. Dermatitis akibat kerja adalah gangguan kulit yang disebabkan oleh kontak dengan zat-zat tertentu di tempat kerja. Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam waktu 10 tahun setelah kondisi pertama kali terjadi pekerja masih akan memiliki beberapa masalah kulit. Occupational dermatitis banyak dialami oleh pekerja pertanian di seluruh dunia. Occupational dermatitis bisa dalam bentuk alergen dan iritan. Pertanian tembakau memperlihatkan bahwa pekerja terpapar atau kontak pestisida, fertilizer, dan nikotin yang berasal dari daun tembakau yang dapat menyebabkan dermatitis kontak. Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat meningkatkan risiko.

Occupational dermatitis adalah salah satu penyakit akibat kerja yang sering terjadi pada pekerja pertanian. Occupational dermatitis menyumbang proporsi yang signifikan dari penyakit akibat kerja. Meskipun dermatitis dapat terjadi dibagian tubuh mana saja, tangan adalah lokasi yang paling sering terkena. Paparan alergen dan iritasi jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan dermatitis yang dapat menurunkan kualitas hidup

Pertanian tembakau dalah salah satu tempat kerja yang terpapar bahan-bahan penyebab dermatitis kontak akibat kerja. Agent dermatitis berasal dari penggunaan bahan kimia baik bahan aktif mauapun bahan pasif pestisida, fertilizer maupun dari nikotin yang bersumber dari daun tembakau. Jika terjadi paparan dari bahan-bahan tersebut terhadap kulit akan dapat menyebabkan iritasi dan alergi pada kulit

Bahan toksik lainnya yang ditemukan pada pertanian tembakau adalah pestisida. Beberapa studi menyebutkan bahwa petani tembakau menghadapi bahaya pestisida dan nikotin sekaligus Bahan yang terkandung dalam pestisida tembakau umumnya adalah organophospate. Jenis daun yang ditanam akan menentukan kebutuhan pestisida. Dari keempat jenis daun tembakau yang ditanam, daun yang paling membutuhkan banyak pestisida adalah Na Oogst. Bahan kimia pertanian yang terdapat di pestisida dapat berpengaruh pada kesehatan.

Hasil lain dari penelitian ini menyebutkan bahwa dermatitis berhubungan dengan kasus Green Tobacco Sickness (GTS). GTS disebabkan oleh penyerapan nikotin yang berasal dari daun tebakau basah. Nikotin diserap melalui kulit yang kontak langusng dengan tembakau. GTS merupakan penyakit yang sangat banyak terjadi pada petani tembakau dan terjadi pada musim panen. Petani dengan dermatitis akan menyebabkan risiko lebih besar untuk mengalami GTS.

Sebagai upaya pencegahan, Occupational dermatitis dapat cegah melalui upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan dengan cara menjaga higiene indvidu dan penggunaan pelindung diri. Lebih luas lagi perlu adanya manajemen terintegrasi kesehatan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja oleh pihak yang terlibat yaitu dari yaitu petani, dokter, dan pemilik lahan pertanian. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan pemeriksaan occupational dermatitis dengan berbagai metode pemeriksaan dan jenis occupational contact dermatitis.

Penulis : Tri Martiana, Anita D.P.S.
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada: http://www.ijfmt.com/scripts/IJFMT_July-Sept.%202020_%20Final.pdf

(Factors that Correlation to Occupational Contact Dermatitis Among Tobacco Farmers in Jember District, East Java Province, Indonesia)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).