Niat Berinvestasi dan Reaksi Investor: Pengaruh Informasi Kinerja CSR pada Pasar Bullish dan Bearish

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Paweltkaczyk.com

Pasar modal di Indonesia termasuk pasar yang masih berkembang. Selain itu umumnya, oleh karena lebih tingginya volatilitas return saham dan kurangnya diseminasi informasi yang kredibel, maka menyebabkan pasar modal yang masih berkembang seperti di Indoensia memiliki risiko yang lebih tinggi. Namun demikian di Indonesia, penelitian mengenai reaksi investor (pada pasar modal) terhadap informasi spesifik yang dimiliki perusahaan, menunjukkan hasil yang belum konsisten bahkan hingga saat ini. Terlebih, penelitian eksperimental mengenai bagaimana perilaku investor di Indonesia juga masih sangat terbatas.

Utamanya memang, perbedaan reaksi tersebut disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari aspek ekonomi. Namun demikian, penjelasan hanya berdasarkan pada aspek ekonomi saja tidak akan memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai reaksi investor yang sebenarnya. Penjelasan dari aspek non ekonomi dan psikologis juga memainkan peran yang penting dalam mengkonfirmasi perilaku investor di pasar modal.

Bagaimana perusahaan mengungkapkan fitur-fitur non keuangan seperti aspek lingkungan pada laporan keuangannya semakin meningkat dewasa ini. Satu area spesifik yang menunjukkan pertumbuhan cukup tinggi adalah yang berkaitan dengan corporate social responsibility (selanjutnya akan disingkat CSR). Cecil (2010) menemukan bahwa laporan CSR di Amerika Serikat meningkat dari yang hanya dua di tahun 1991, lalu 154 di 2001, dan menjadi 230 di 2006. Pun demikian di Indonesia, laporan mengenai CSR semakin meningkat terlebih setelah Indonesia melakukan konvergensi dengan.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengungkapan CSR menjelaskan beberapa aspek nilai perusahaan, misalkan yang ditemukan oleh Wang et al. (2000), bahwa pengungkapan kinerja sosial dan lingkungan mempengaruhi kredibilitas dari pengungkapan keuangan yang mana selanjutnya mempengaruhi pertimbangan harga saham oleh investor. Selanjutnya dari hasil literatur reviu, Malik (2014) menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja CSR yang kuat memiliki potensi yang lebih besar untuk meningkatkan shareholder value.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari informasi corporate social responsibility (dengan laporan performa yang baik atau buruk) pada kondisi pasar bearish dan bullish terhadap niat untuk berinvestasi dan respon investordengan menggunakan eksperimen laboratorium berpola 2×2 between-subject. Penelitian ini melanjutkan penelitian milik Cohen et al., (2017) yang menguji pengaruh dari corporate social responsibility information dengan menambahkan konteks kondisi pasar modal di Indonesia serta tambahan respon yang tidak hanya niat untuk berinvestasi namun juga reaksi investor. Variabel corporate social responsibility information dan kondisi pasar modal (bearish dan bullish) merupakan dua variabel yang penting untuk diinteraksikan mengingat CSR information adalah berkenaan dengan faktor nonekonomi sedangkan kondisi pasar modal yang diproksikan dengan pergerakan IHSG adalah berkenaan dengan faktor ekonomi.

Penelitian ini menemukan bahwa kondisi pasar modal, informasi keuangan, dan informasi nonkeuangan masing-masing memiliki main effect pada intensi individu untuk melakukan investasi. Namun demikian interaction effect hanya ditemukan untuk kondisi pasar modal dengan kinerja ekonomi. Penelitian ini memberikan implikasi secara teoretis maupun praktis. Penggunaan dari eksperimen dalam penelitian ini memungkinkan peneliti untuk menangkap data-data yang tidak dapat diobservasi secara langsung apabila hanya dengan menggunakan metode speerti archival data. selain itu metoda eksperimen juga memungkinkan peneliti untuk menginvestigasi kemujaraban dari intervensi manipulasi yang diberikan untuk membantu penilaian dan pengambilan keputusan investor, sehingga penelitian ini secara potensial dapat memperluas dan melengkapi studi archival sebelumnya dengan menyediakan pengujian lebih dekat tentang bagaimana pengaruh dari informasi keuangan (trend pencapaian laba bersih), informasi nonkeuagan (informasi kinerja CSR), dan kondisi pasar modal (pergerakan IHSG) terhadap intensi individu untuk melakukan investasi. Selain itu penelitian ini memberikan kontribusi dalam hal melengkapi bukti-bukti empiris terkait pengambilan keputusan investor individual nonprofesional  yang dipengaruhi oleh interaksi atas dua informasi yang berbeda, yakni informasi keuangan dan informasi non keuangan sambil turut mempertimbangkan kondisi pasar modal yang terjadi.

Secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat memberikan arahan bagi manajemen mengenai bagaimana pentingnya pencapaian kinerja CSR yang baik karena ternyata capaian tersebut juga turut dipertimbangkan investor dalam pengambilan keputusannya investasinya. Sesuai dengan theory of planned behavior, subjective norm merupakan evaluasi subjektif individual mengenai suatu perilaku apakah dapat diterima tau tidak oleh orang-orang yang berada pada lingkungan mereka. Dewasa ini, dimana isu lingkungan menjadi hal yang sangat gencar diperbincangkan, apabila perusahaan tidak mampu menunjukkan kinerja CSR nya yang baik, maka evaluasi individu – dalam hal ini investor – akan menjadi tidak optimal. Oleh karenanya, mempromosikan sikap positif perusahaan yang memperilhatkan perilaku pro sosial dapat dilakukan lewat pengungkapan kinerja CSR perusahaan tentunya dengan capaian yang positif.

Penulis: Niluh Putu Dian Rosalina Handayani Narsa, I Made Narsa, Kadek Pranetha Prananjay
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada: https://www.ijicc.net/images/Vol11Iss11/111139_Narsa_2020_E_R.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).