Berat Tas dan Keluhan Nyeri Pungung pada Anak Sekolah Dasar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh parenting dream.co.id

Hasil studi pada Anak sekolah dasar di jumpai bahwa Ada perbedaan berat tas  yang sangat signifikan pada anak yang bersekolah di sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 dan tidak menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum ini berkaitan dengan penggunaan dan berat tas oleh siswa sekolah dasar di Manado, Sulawesi Utara.  Berat tas anak sekolah  berhubungan erat dengan kejadian nyeri punggung. Pada penelitian di Manado, Jumlah  berat tas yang memenuhi syarat (kurang dari 10% berat anak) adalah sebanyak 61,6 % dan jumlah  berat tas yang tidak memenuhi syarat 38,4 %, sementara itu  anak sekolah  yang melaporkan mengalami nyeri punggung 32,3 %  Hasil uji χ 2 didapatkan nilai = 43,168 dengan p < 0,001 artinya  ada hubungan  antara berat tas dengan keluhan nyeri punggung pada anak sekolah dasar.

Hasil penelitian menunjukkan berbagai faktor penyebab beban tas diantaranya tuntutan kurikulum, bekal (makanan dan minuman), membawa pekerjaan rumah, tugas lain (misalnya, peralatan olahraga), tidak rutin  membersihkan tas, dan memilih model yang tidak tepat. Batasan beban angkut pada tas model Backpack  menurut The Chiropactric Association USA adalah  10 – 20%   dari berat anak. Backpack atau ransel adalah sebuah wadah atau tempat yang digunakan seseorang diatas punggungnya yang dilindungi oleh dua tali yang memanjang vertikal melewati bahu. Garis pedoman yang telah dikembangkan dibanyak negara bertujuan untuk meminimalkan kesan buruk dari berat tas terhadap siswa sekolah. Kebanyakan garis pedoman merekomendasikan tas sekolah agar tidak melebihi 10% dari berat badansiswa.

Keluhan Nyeri Punggung mengacu pada rasa sakit yang terjadi akibat penggunaan tas dalam membawa alat dan perlengkapan sekolah dengan beban seberat 4,5-18 kg atau 10-40% dari berat anak. Menurut Asosiasi Internasional untuk Studi Nyeri (IASP), nyeri muskuloskeletal didefinisikan sebagai sensasi subjektif emosional dan sensoris yang tidak menyenangkan yang diperoleh dari kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang menggambarkan kondisi kerusakan saat itu.  Perilaku berulang kali membawa beban, terutama dalam keadaan posisi statis,  menyebabkan terganggunya aliran darah yang membawa oksigen. Oleh karena itu, hal ini terakumulasi menjadi oksigen diototous, yang berpotensi mengarah ke metabolisme anaerobic, diikuti oleh penumpukan asam laktat dalam tubuh, yang pada akhirnya memicu kelelahan otot rangka, yang dirasakan dalam bentuk nyeri otot. Direkomndasikan untuk Dinas pendidikan Manado untuk menerapkan kurikulum 2013 pada semua sekolah dasar, selain itu perlu disediakan fasilitas loker di sekolah. Pengunaan loker ini dimaskudkan  untuk menyimpan barang yang digunakan berulang kali oleh anak Sekolah Dasar. Dengan hal ini diharapkan keluhan nyeri punggung pada anak Sekolah dasar dapat berkurang.

Penulis : Tri Martiana dan Semuel layuk

Berikut link terkait tulisan tersebut: School bag weight and the occurrence of back pain among elementary school children https://jphres.org/index.php/jphres/article/view/1841/618 https://doi.org/10.4081/jphr.2020.1841

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).