Mengkonsumsi makanan dengan menu gizi seimbang perlu dibiasakan pada anak usia sekolah. Anak usia sekolah memiliki aktivitas fisik yang banyak dan pertumbuhan fisik yang pesat, sehingga penting untuk memperhatikan kandungan nutrisi di setiap menu makanan yang dikonsumsi. Sayur dan buah merupakan salah satu kebutuhan nutrisi yang jarang disukai dan seringkali di abaikan oleh anak usia sekolah, mereka cenderung lebih menyukai makanan yang menarik dan enak namun tidak memiliki kualitas gizi yang baik. Sayur merupakan salah satu makanan penting yang harus selalu dikonsumsi setiap kali makan karena merupakan salah satu syarat dalam memenuhi menu gizi seimbang. Pola makan yang diterapkan pada usia anak-anak akan mempengaruhi pola makan ketika dewasa sehingga membiasakan anak untuk mengkonsumsi sayur sejak dini sangatlah penting. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS 2014) didapatkan 83,64% anak usia sekolah di Indonesia kurang mengkonsumsi sayur, karena anak sering mengalami fase sulit makan terutama susah makan sayur. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan RI tahun 2013 ditemukan rata-rata 93,5% dari penduduk Indonesia kurang mengkonsumsi buah dan sayur.
Banyak factor yang menjadi penyebab anak-anak kurang terbiasa mengkonsumsi sayur dan buah, diantaranya adalah dari factor karakteristik anak/individu, karakteristik orang tua dan factor lingkungan. Anak-anak lebih menyukai makanan junk food yang mayoritas tidak menyediakan menu sayur dan buah. Orang tua memiliki peran yang penting dalam menu makanan yang dikonsumsi oleh anak, selain orang tua juga perlu adanya keseimbangan dengan perilaku anak. Perilaku anak dalam mengkonsumsi sayur dan buah perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan kapasitas pengetahuan anak usia sekolah tentang pentingnya sayur dan buah melalui Pendidikan Kesehatan. Namun, Pendidikan Kesehatan jarang yang mampu menarik perhatian anak-anak jika dengan metode yang kurang tepat.
Anak-anak terutama anak usia sekolah merupakan individu yang aktif dan menyukai interaksi secara berkelompok dengan teman sebaya. Pendidikan Kesehatan dengan metode yang tepat akan mampu menarik perhatian anak dan nantinya mampu menjadi fasilitas bagi anak untuk belajar tentang perilaku mengkonsumsi makanan sehat dengan menu seimbang. Pendidikan kesehatan dengan metode Think Pair Share (TPS) ini sesuai untuk anak usia sekolah karena anak akan berusaha berpikir, saling merespon dan membantu dalam berdiskusi. TPS merupakan salah satu metode Pendidikan Kesehatan yang mampu meningkatkan daya Tarik anak usia sekolah. Model pembelajaran kooperatif TPS ini merupakan metode pembelajaran yang memiliki tujuan agar anak usia sekolah melalui proses dan mampu untuk berpikir (think), berdiskusi secara berpasangan (pair), serta berbagi pengetahuan (share) untuk menyelesaikan dan mempelajari suatu topik bentuk kerjasama kelompok.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan Sebagian besar responden sudah memiliki pengalaman mendapatkan Pendidikan Kesehatan tentang pentingnya mengkonsumsi sayur namun masih ditemukan lebih dari setengah responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang konsumsi sayur dan juga masih ditemukan responden yang memiliki sikap negatif. Kondisi ini berubah setelah diberikan Pendidikan Kesehatan dengan TPS, mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang konsumsi sayur. Tidak hanya pengetahuan responden yang mengalami perubahan, namun juga sikap. Setelah pemberian Pendidikan Kesehatan tentang pentingnya mengkonsumsi sayur dengan metode TPS ini mayoritas responden menunjukkan sikap yang positif untuk mengkonsumsi sayur sebagai salah satu menu makananan. Model pembelajaran TPS ini mengajak anak usia sekolah untuk memiliki kemampuan dalam memposes informasi dan komunikasi serta berkontribusi dalam pengembangan kemampuan berfikir. Selain itu metode pembelajaran TPS ini mampu mengajak anak usia sekolah untuk aktif dan kooperatif dalam partisipasi dan kerja sama dalam kelompok, anak-anak semakin memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dari teman usia sebaya dan adanya motivasi untuk saling menolong.
Penulis: Praba Diyan Rachmawati
Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada: Journal of Global Pharma Technology, Volume 12, Issue 2, February 2020, Pages 774-779. Think pair share (TPS) method improves knowledge and attitude of school-age children in vegetable consumption https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85088140721&origin=resultslist&sort=plf-f&src=s&st1=Rachmawati&st2=Praba+Diyan&nlo=1&nlr=20&nls=count-f&sid=4d5ec6d22aef3361661825888c92ff31&sot=anl&sdt=aut&sl=44&s=AU-ID%28%22Rachmawati%2c+Praba+Diyan%22+57201182562%29&relpos=3&citeCnt=0&searchTerm=