Nilai profesionalisme perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dapat dilihat dari perilaku caring. Caring adalah sentral praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada pasien. Penerapan perilaku caring oleh seorang perawat akan membantu perawat untuk mengenal lebih jauh tentang pasiennya, selain itu perawat juga dapat mengetahui masalah yang sedang dihadapi oleh pasien dan keluarga, sehingga perawat dapat membantu mencarikan solusinya. Apabila pelayanan keperawatan terutama dalam bentuk perilaku caring yang diberikan tidak memuaskan ataupun tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh pasien tersebut, maka pasien tersebut akan mengeluh terhadap pelayanan yang diberikan. Pasien dan keluarga tentunya akan menuntut kepada perawat agar diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas. Kepuasan pasien juga tergantung pada kualitas pelayanan dalam hal ini tindakan caring perawat yang diberikan kepada pasien memuaskan atau mengecewakan.
Self efficacy merupakan keyakinan seseorang mengenai kemampuan dan peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu. Self efficacy ini dinilai dapat memprediksi perilaku yang akan ditampakkan seseorang dalam aktivitas maupun perfoma kerja. Self efficacy perawat dipengaruhi oleh sifat tugas yang dialami individu, insentif eksternal, status atau peran individu dalam lingkungan, dan informasi tentang kemampuan diri. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa self efficacy dipengaruhi oleh pekerjaan dan peran perawat. Pekerjaan dan peran perawat untuk menciptakan hubungan yang baik antara perawat dan pasien tentunya harus terjadi adanya interaksi yang berkualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self efficacy mempunyai hubungan dengan perilaku caring perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Hubungan self efficacy dengan perilaku selalu positif, yaitu setiap self eficacy baik maka perilaku manusia juga baik. Keadaan ini menunjukkan bahwa self efficacy mempunyai hubungan positif dan cukup besar pengaruhnya terhadap perilaku caring perawat tersebut.
Keberhasilan peningkatan caring perawat juga dipengaruhi oleh karakteristik individu diantaranya berusia produktif (25-40 tahun), berpendidikan S1 Keperawatan, lama kerja lebih dari 3 tahun, dan sudah menjadi pegawai tetap. Karakteristik tersebut akan meningkatkan informasi yang dimiliki atau dapat dilihat dari pendidikan yang tinggi, dan didukung dengan pengalaman kerja akan memiliki pengetetahuan yang memadahi sehingga mempunyai keyakinan akan kemampuannya (self efficacy) untuk mengorganisasikan dan melaksanakan rangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan pencapaian tertentu.
Karakteristik yang lainnya yaitu sebagian besar perawat memiliki perilaku caring yang baik, tidak hanya pada perawat perempuan tetapi juga perawat laki-laki. Jenis kelamin tidak mempengaruhi caring perawat. Karakter caring perawat sebagian besar memang ditunjukkan pada perawat perempuan daripada perawat laki-laki. Karena memang jumlah responden perawat perempuan lebih besar daripada perawat laki-laki. Hasil penelitian ini berbeda dengan Hajinezad dan Azodi (2014) yang menyatakan bahwa faktor jenis kelamin juga mempengaruhi perilaku caring perawat. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber acuan dalam mengenal karakteristik self efficacy atau hubungan self efficacy yang positif dengan perilaku caring perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Karakteristik self efficacy dan Perilaku caring tersebut secara lengkap yang secara ilmiah dapat dilihat pada artikel aslinya.
Penulis: Dr. Abu Bakar, M.Kep., Ns.Sp.Kep.M.B.
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://www.psychosocial.com/article/PR290304/25014/
Roihatul Zahroh, Siti Nur Qomariah, Sri Utami Ningsih, & Abu Bakar; “Self Efficacy Associated with Nurse Caring Behavior in Nursing Services in Private Hospitals”; International Journal of Psychosocial Rehabilitation, Vol.24, Issue 09, 2020: 2710-2714