UNAIR NEWS – Airlangga Global Talk akhirnya membuka seri webinar pertamanya pada Selasa (25/8/2020). Diselenggarakan secara daring, webinar internasional tersebut berkolaborasi dengan empat universitas partnership asal Taiwan, Jepang, Singapura, dan Malaysia. Bersama Direktur Airlangga Global Engagement (AGE) Dian Ekowati, Ph.D sebagai salah satu pembicara, turut hadir Prof. Chin Wee Shong dari National University of Singapore (NUS), Clement Angkawidjaja, Ph.D perwakilan Osaka University, Prof. Ying-Huei Chen dari Asia University, serta Prof. Yong Zulina Zubairi perwakilan dari University of Malaya.
Dalam webinar yang bertajuk Enhancing Global Academic Mobility During Pandemic: Lesson from Asian Countries tersebut, masing-masing perwakilan universitas memaparkan mengenai strategi mereka dalam menghadapi pandemi Covid-19 di lingkup perguruan tinggi.
Angkawidjaja pada kesempatan pertama menjelaskan bagaimana usaha internasionalisasi Osaka University tetap berjalan di tengah pandemi. Salah satu strategi mereka adalah online live promotions yang telah diimplementasikan di negara Tiongkok, Indonesia, dan Mongolia. Promosi universitas tersebut dilakukan dalam berbagai bentuk baik video promosi, simposium, summer online program, maupun berbagai kegiatan lain yang siap diselenggarakan secara virtual.
Begitu pula dengan Asia University, Prof. Chen mengungkapkan bahwa salah satu online summer program yang mereka adakan berhasil menggaet 924 mahasiswa dari 51 universitas partner di 11 negara. Pada Juni lalu, Asia University turut ambil bagian dalam Taiwan Education Fair yang digelar secara daring.
“Pada semester depan, kami juga tengah bersiap menggelar virtual exchange program bersama UNAIR, ITB, ITS, UNDIP, dan UNJ.” ujarnya.
Sementara itu pada sesi kedua, Dian Ekowati menyatakan bahwa UNAIR berusaha tetap membangun internasionalisasi melalui beberapa adaptasi dan inovasi. Untuk menyukseskan perubahan agenda internasional yang terjadi, UNAIR sendiri berusaha menggandeng erat universitas partnership terdekat di kawasan Asia Timur, Asia Tenggara, dan Australia.
“Ada program belajar bahasa Indonesia LINGUA yang tetap berjalan secara e-learning. Kemudian ada East Java Exploration kerja sama dengan WAEJUC universitas dari Jawa Timur-Australia Barat, virtual academic fair, serta tentu berbagai webinar internasional lain seperti halnya Airlangga Global Talk hari ini,” katanya.
Selanjutnya dari NUS, mereka menekankan manajemen internasionalisasinya dalam empat poin utama, yakni menguatkan kembali partnership terdekat, membangun program virtual yang berfokus pada intercultural, menjaga semangat eksplorasi antar mahasiswa, serta berbagai pengetahuan lintas negara.
Yang terakhir, Prof. Yong mengatakan bahwa University Malaya menekankan beberapa poin internasionalisasinya pada student mobility, projek riset regional, melanjutkan kolaborasi dan engagement dengan partner internasional, serta eksplorasi kolaborasi bentuk baru. Beberapa kolaborasi baru yang dibangun oleh NUS sendiri adalah co-teaching, online course, micro-credentialing, serta membangun platform online course bagi mahasiswa internasional.
Senada dengan berbagai strategi tersebut, Wakil Rektor IV Muhammad Miftahussurur dalam pidato pembukaannya juga mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 tidak dapat menjadi alasan perguruan tinggi untuk berhenti melakukan internasionalisasi. “Kita semua harus mampu beradaptasi, berinovasi, dan menemukan solusi. Kita buktikan bahwa pandemi bukanlah limitasi bagi kita semua untuk terus maju.” ujarnya. (*)
Penulis: Intang Arifia
Editor: Feri Fenoria