Sepsis adalah sindrom klinis yang menyebabkan respon tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis juga diikuti oleh respon inang yang berlipat ganda terhadap infeksi yang akan menyebabkan disregulasi respon host. Sepsis ditandai dengan demam, gangguan mental, hipotensi, penurunan ekskresi urin, dan trombositopenia. Hingga saat ini, sepsis masih menjadi penyebab utama kematian di unit perawatan intensif.
Sepsis disebabkan oleh berbagai mikroorganisme antara lain virus, bakteri, jamur, dan protozoa. Bakteri gram positif, seperti E. coli, juga berperan dalam 30-50% kasus sepsis. Penyebab utama sepsis adalah pajanan lipopolisakarida (LPS). LPS adalah endotoksin proinflamasi. Eliminasi sel pembunuh alami (NK) dan aktivasi sel T juga dapat digunakan sebagai terapi sepsis. Antibodi anti-LPS digabungkan dengan statin. Statin berperan sebagai senyawa anti inflamasi untuk menghambat ekspresi TNF-α dan MCP-1 yang diinduksi oleh LPS serta menghambat aktivasi NF-kB dan AP-19. Efek samping pemberian statin adalah miopati, kemungkinan diabetes lebih tinggi, dan peningkatan serum transaminase. Statin biasanya diresepkan dengan aspirin untuk mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kadar serum lipid.
E. coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang umumnya menyebabkan infeksi ekstraintestinal, seperti meningitis neonatal, bakteremia, pielonefritis, sistitis, prostatitis, dan sepsis. Ironisnya, mikroorganisme ini juga merupakan anggota fakultatif yang dominan dari mikrobiota usus manusia normal. Adhesi merupakan langkah awal bakteri patogen menginfeksi sel inangnya. Lebih lanjut, peristiwa tersebut termasuk kolonisasi jaringan dan, dalam kasus tertentu, invasi seluler diikuti oleh multiplikasi atau persistensi intraseluler. Proses adhesi dimulai ketika struktur permukaan, yang dikenal sebagai adhesin, mengikat ligan spesifiknya, sel inang reseptor, atau protein matriks ekstraseluler.
Pada penelitian ini pemberian Ab-LPS dan kombinasi statin+Ab-LPS menunjukkan perubahan kreatinin yang signifikan pada jam ke-0 pemberian. Sedangkan pemberian statin dan kombinasi statin+Ab-LPS menunjukkan perubahan kreatinin yang signifikan pada jam ke-3 pemberian. Pemberian statin + Ab-LPS tidak memberikan perubahan signifikan terhadap SGPT dan SGOT, namun memberikan perubahan signifikan pada bilirubin pada jam ke-0 dan ke-3. Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara SGPT dan SGOT dalam hal waktu pemeriksaan. Peningkatan enzim SGPT dan SGOT terjadi setelah terjadi kerusakan hepatosit akibat inflamasi akibat E. coli. Peningkatan SGPT dan SGOT terjadi setelah lebih dari 24 jam infeksi E. coli.
Studi penggunaan statin sebagai agen terapeutik pada kasus sepsis telah mampu membuktikan bahwa statin dapat meningkatkan kelangsungan hidup, kemampuan, fungsi, dan perlindungan organ pada tikus sepsis yang diinduksi oleh LPS maupun yang disebabkan oleh CLP. Namun, untuk penggunaan pada aplikasi untuk manusia, masih banyak studi lanjutan yang perlu dikerjakan.
Penulis :
Emy Koestanti Sabdoningrum
Detail tulisan ini dapat dilihat di:
Dian Samudra, Sumarno Reto Prawiro , Sanarto Santoso , Aswoco A. Asmoro , Husnul Khotimah , Arif N. M. Ansori , Emy K. Sabdoningrum. Therapeutic Effect of Statins and LPS Antibody on Proinflammatory Mediator and Biochemical Markers of Sepsis Rat Model Induced by E. coli. Indian Jurnal of Forensic Medicine & Toxicology