Lulus dan memiliki gelar pendidikan tinggi tidak menjamin kita mudah dalam mencari pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa era globaliasai saat ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan global termasuk dalam dunia keperawatan. Adanya kesenjangan antara jumlah lulusan perawat yang tinggi dan kesempatan kerja yang terbatas di Indonesia, berdampak pada peningkatan minat perawat bekerja ke luar negeri. Beberapa alasan seperti gaji, karir yang menjanjikan, dan minat dengan budaya asing semakin memperkuat niat perawat untuk bekerja ke luar negeri. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019 menunjukkan lebih dari 70.000 perawat lulus setiap tahun yang berpotensi dalam pengiriman tenaga kerja perrawat ke luar negeri.
Memahami niat mahasiswa perawat untuk bekerja ke luar negeri menjadi hal penting yang harus diidentifikasi guna mempersiapkan perawat menghadapi persaingan global dan rekrutmen internasional. Terlepas dari adanya sejarah hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang, Jepang masih menjadi salah satu negara tujuan perawat bermigrasi. Identifikasi niat mahasiswa bekerja ke luar negeri sangat penting bagi negeri sumber dan tujuan untuk mempromosikan hubungan kerjasama bilateral migrasi perawat internasional. Bercermin dari konteks Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), maka peneliti ingin mengidentifikasi faktor-faktor niat mahasiswa keperawatan di Indonesia untuk bekerja ke Jepang.
Penelitian ini merupakan penelitian survei cross-sectional yang melibatkan 1.407 mahasiswa keperawatan tingkat diploma, sarjana, dan ners di Indonesia. Terdapat 5 institusi baik negeri maupun swasta di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi yang menjadi responden penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia, tempat tinggal, dan pengalaman ke luar negeri menjadi faktor yang terkait dengan niat mahasiswa perawat bekerja ke luar negeri. Faktor lain yang berhubungan juga dikaitkan dengan penghasilan keluarga, kemampuan bahasa asing, pengetahuan migrasi, dan motivasi individu.
Studi ini menunjukkan bahwa semakin tua usia maka keinginan untuk bermigrasi semakin kuat. Selain itu, hal menarik juga ditemukan dalam penelitian ini bahwa mahasiswa perawat di Jawa memiliki niat migrasi yang lebih kecil dibandingkan wilayah lainnya. Hal ini dapat terjadi karena peluang kerja di Jawa lebih tinggi diiringi dengan banyaknya jumlah rumah sakit nasional dan swasta yang didukung fasilitas yang baik. Adanya komitmen budaya Jawa untuk bertanggung jawab pada keluarga dan melakukan upacara budaya juga dapat menghambat perawat untuk bekerja ke luar negeri.
Temuan ini mengindikasikan pentingnya memahami konteks rekrutmen perawat internasional bagi negara sumber dan tujuan. Memaksimalkan manfaat migrasi perawat untuk Indonesia dan Jepang memerlukan kebijakan yang terstruktur dengan menargetkan sektor pendidikan dan menangani isu baru yang muncul.
Penulis: Ferry Efendi
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/nhs.12757 Efendi, F., Oda, H., Kurniati, A., Hadjo, S. S., Nadatien, I., & Ritonga, I. L. (2020). Determinants of nursing students’ intention to migrate overseas to work and implications for sustainability: the Case of Indonesian students. Nursing & Health Sciences. https://doi.org/10.1111/nhs.12757