Kuda merupakan hewan yang memiliki sistem pencernaan berbeda dengan herbivora lainnya. Kuda memiliki tipe pencernaan hindgut fermenter dengan sekum dan kolon sangat besar yang berfungsi sebagai tempat fermentasi ingesta dan mencerna serat agar dapat diserap tubuh. Kuda bisa menghabiskan waktu selama 10-12 jam dalam periode 24 jam untuk merumput. Kebiasaan kuda memungkinkan lambung tetap terisi dan memberikan nutrisi secara berkelanjutan baik untuk host maupun komponen bakteri non patogen dalam saluran pencernaannya.
Domestikasi kuda dilakukan sejak 6000 tahun yang lalu dan dimanfaatkan sebagai alat transportasi dan diternakkan. Saat ini, kuda populer digunakan untuk olahraga berkuda dan program terapi berkuda. Berbanding lurus dengan manfaat kuda, transformasi manajemen yang modern saat ini membuat kuda lebih banyak menghabiskan waktu di kandang, diberikan pakan tambahan konsentrat beberapa kali dalam satu hari serta melakukan pelatihan secara intensif. Pemberian pakan harus diberikan dalam jumlah dan frekuensi yang tetap. Perubahan aktivitas dan diet baik frekuensi maupun kualitasnya dapat menjadi salah satu penyebab risiko terjadinya peningkatan kejadian kolik pada kuda.
Kematian kuda dewasa sebesar 50% disebabkan oleh penyakit pencernaan, seperti kolik, diare, atau enterotoksemia. Insiden kolik diperkirakan 13,6% per tahun pada kuda berusia 6 bulan atau lebih di 28 negara bagian AS. Meskipun 75% kasus kolik sembuh dalam waktu kurang dari 24 jam, 67% kuda dengan kolik diperiksa oleh dokter hewan, dimana 85% menerima perawatan intensif. Probabilitas tingkat kematian kuda sangat tinggi ketika dirujuk ke klinik hewan. Kolik adalah istilah umum yang digunakan untuk gejala sakit perut yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang berbeda. Sakit perut adalah gejala yang harus diantisipasi oleh pemilik kuda karena dapat menyebabkan kematian kuda. Dalam beberapa kasus, kolik bisa menyebabkan kematian dalam beberapa jam.
Tingkat keparahan kolik dapat bervariasi dari ringan hingga parah berdasarkan penyebab utama dan kecepatan penanganannya. Gejala kolik yang paling umum terlihat diantaranya anoreksia, berkeringat, gelisah, sering melihat ke abdomen, menendang atau menggigit abdomen, berputar-putar di dalam kandang, menggaruk-garukan kaki, cenderung ingin tidur, dan berguling. Gejala klinis yang muncul bersifat umum dan biasanya tidak bisa dibedakan antara kolik semu dan kolik sejati. Selain mengidentifikasi sejarah penyakit dan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan nilai hematologi dan kimia darah dapat dilakukan untuk menunjang diagnosa penyebab penyakit.
Kolik juga terkait dengan bahan makanan, infeksi parasit, penyakit gigi, akses ke air, tetapi penyebab mayoritas kasus kolik tidak diketahui. Flunixin, ketoprofen, dan phenylbutazone termasuk dalam kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) senyawa. Senyawa lain seperti salisilat (aspirin), asam propionat (ibuprofen, fenoprofen, ketoprofen dan naproxen), pirazolon (fenilbutazon), asam antranilat (Asam meclofenamic), dan asam aminonicotinic (flunixin) adalah juga termasuk sebagai turunan NSAID. Penggunaan NSAID adalah sebagai anti-piretik, anti-inflamasi, dan analgesik compound.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh kolaborasi peneliti dari FKH Unair dan FKH UGM menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan ketiga NSAIDs tersebut. Artinya salah satu NSAIDs saja dapat digunakan untuk mengobati kuda dengan gejala kolik. Variabel aspartate aminotransferase (AST), alkaline phosphatase (ALP), gamma-glutamyltransferase (GGT), kreatinin, urea, epinefrin, norepinefrin, dan kadar kortisol membuktikan tidak ada perbedaan signifikan untuk ketiga NSAIDs tersebut.
Obat NSAID penting bagi sebagian besar spesies mamalia. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan NSAID telah meningkat pesat untuk menangani kasus klinis. 10 NSAID dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan tanpa efek samping imunosupresif dan metabolik yang terkait dengan kortikosteroid. Flunixin meglumine digunakan dalam praktik dokter hewan sebagai obat analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi. Penggunaan flunixin dalam ruminansia untuk pengobatan berbagai kondisi inflamasi seperti endotoksemia, mastitis, dan gangguan muskuloskeletal. Flunixin menghambat pembentukan prostaglandin dan mediator inflamasi dengan menghambat Cox. Prostaglandin adalah komponen pelindung utama dalam fungsi hemodinamik ginjal. 63% NSAID dimetabolisme melalui glukuronidasi dan 34% melalui sulfasi di hati.
Penulis: Muhammad Thohawi Elziyad Purnama, drh., M.Si.
Berikut adalah link AIP yang dikirimkan: https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85087203893&origin=resultslist&sort=plf-f&src=s&sid=15d01cd1d9fda48814dfccdaeccc3792&sot=autdocs&sdt=autdocs&sl=18&s=AU-ID%2857207820067%29&relpos=5&citeCnt=0&searchTerm=