UNAIR NEWS – Jalan Dupak Bangunsari, Dupak, Krembangan, merupakan salah satu tempat lokalisasi di Kota Surabaya. Selain lokalisasi dolly, wilayah ini menjadi sorotan publik atas kegiatan yang berlangsung sampai tahun 2012. Sejarah kelam pada masa itu yang terpatri pada stigma masyarakat seakan menjadi bayang-bayang yang menghantui hingga kini. Kekhawatiran akan kembali munculnya praktik serupa yang mengkontaminasi masyarakat khususnya generasi muda wilayah ini, memunculkan insiatif mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang melaksanakan KKN untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat Dupak mengenai kesadaran akan pentingnya pencegahan dan bagaimana menghadapi masalah kekerasan seksual.
Kelompok yang meliputi mahasiswa dengan background Hukum, Hubungan Internasional, dan Biologi pada momen KKN sebagai peluang menyelesaikan permasalahan sosial yang berpotensi muncul kembali secara preventif. Pada hari Senin (20/7), Kelompok 160 KKN BBM 62 UNAIR melakukan kegiatan sosialisasi dengan pembahasan kekerasan seksual. Menurut ketua kelompok Eka P. Fadhila, adanya sosialisasi dan edukasi mengenai kekerasan seksual dibidang hukum dan kesehatan ini dapat menyadarkan masyarakat akan berbagai bentuk tindakan dan konsekuensi dari kekerasan seksual.
“Sehingga dapat mencegah dan mengatasi masalah tersebut. Secara logis kegiatan yang menitikberatkan pada penyadaran ini akan berdampak menekan beberapa kegiatan yang mengarah pada pelecehan seksual,” ujarnya.
Mahasiswa yang akrab disapa Eka itu juga menerangkan, dalam pelaksanaan kegiatan lebih efektif diberikan dengan menekankan pemahaman masyarakat akan muatan materi yang disampaikan. Edukasi yang dilakukan, sambungnya, diberikan secara door to door dan ditunjang dengan penempelan poster sebagai upaya untuk mengingatkan pada masyarakat secara tidak langsung. Sejalan dengan program yang direncanakan, Imam selaku Ketua RTsetempat juga membenarkan bahwa dulu wilayah ini memang benar bekas lokalisasi.
“Beruntung beberapa tahun lalu walikota dapat membersihkakn praktik ini,” ujarnya.
Lebih lanjut pria yang sering disapa Pak RT menyatakan bahwa tujuan utamanya selama menjabat adalah menghilangkan prostitusi tersembunyi yang masih ada diwilayahnya. Apabila ada warga yang memang hanya bisa bekerja seperti itu (prostitusi, red), pihaknya dengan tegas untuk memberikan arahan dan tindakan.
Penulis: Dhimas Elham
Editor: Nuri Hermawan