UNAIR NEWS – Sejak ditemukannya kasus pertama Covid-19 di Indonesia yakni 2 Maret 2020, tidak sedikit masyarakat yang masih belum paham seberapa urgensi kasus tersebut. Terutama anak-anak yang juga berisiko terkena Covid-19. Disamping itu, mengenalkan hal baru kepada anak-anak bukanlah perkara mudah. Perlu media, suatu sarana penyampaian informasi, agar pesan yang ingin di sampaikan lebih mudah dimengerti dengan baik. Oleh karenanya, KKN 62 UNAIR Desa Pangkahwetan menciptakan media dari barang bekas berupa wayang boneka.
Wayang boneka merupakan gagasan terkait media penyampaian informasi kepada anak-anak oleh kelompok 233 KKN 62 UNAIR. Media tersebut berasal dari kardus dan kayu yang merupakan bahan bekas. Lalu kedua bahan tersebut dikaitkan dengan benang. Agar lebih menarik, kardus dilapisi oleh gambar tokoh Nussa dan Rara, kartun islam anak-anak. Hal tersebutlah yang membedakan wayang boneka tersebut dengan yang lainnya.
Menurut penuturan Ajeng Febrianti selaku penanggungjawab program saat dihubungi tim UNAIR NEWS, ide tersebut muncul lantaran melihat barang bekas di sekitarnya hingga akhirnya berkeinginan untuk memanfaatkan barang bekas tersebut. Ditambah lagi butuh media yang benar-benar dapat menarik perhatian anak-anak.
“Untuk menarik antusias anak-anak dalam belajar mengenai Covid 19 muncullah ide wayang boneka ini dengan tokoh yang sudah eksis sebelumnya, yaitu cerita kartun Nussa dan Rara,” tutur mahasiswa yang akrab dipanggil Ajeng tersebut.
Selain memberi informasi terkait Covid-19, mereka juga memberi informasi terkait manfaat memakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak serta memperkenalkan makanan sehat. Hal tersbut merupakan infomasi dasar yang perlu diketahui pada masa pandemi ini. Selain itu Ajeng juga menjelaskan bahwa informasi terkait kesehatan gigi diberikan karena penting mengajarkan sejak dini pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Tak hanya terkait Covid-19 dan informasi dasarnya, tapi kami juga melakukan edukasi terkait kesehatan gigi. Hal itu dilakukan karena penting untuk mengenalkan sejak dini pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” ujar Ajeng.
Terakhir, Ajeng mengatakan bahwa media tersebut nantinya akan disebarkan pada beberapa PAUD, TK dan Sekolah Dasar (SD) yang ada di desa Pangkahwetan.
“Setelah media dibuat dan mengalami proses dubbing serta editing, media ini akan kami upload ke kanal youtube dan sosial media kelompok kami. Terakhir, video akan kami bagikan ke beberapa PAUD, TK dan SD yang ada di desa Pangkahwetan,” pungkasnya. (*)
Penulis : Rista Novianti
Editor : Nuri Hermawan