Pada era globalisasi saat ini, pemerintah semakin gencar menengok bidang industri untuk meningkatkan daya saing. Kementerian perindustrian, telah menetapkan lima sektor industri prioritas diantaranya industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri elektronik, industri kimia serta industri tekstil. Kelima sektor produksi tersebut terutama dalam hal otomotif dan elektronik tidak lepas dari kebutuhan komponen untuk menunjang produk yang dihasilkan. Elektroplating adalah suatu proses pelapisan logam dengan secara elektrolisis yang terjadi karena ion bermuatan listrik berpindah dari suatu elektroda. Logam yang digunakan dalam pelapisan adalah kromium, nikel, perak, kadmium dan logam sejenisnya. Proses elektroplating melibatkan beberapa bahan kimia salah satunya kromium.Dampak kromium pada kesehatan antara lain mengakibatkan karsinogenesitas, gangguan sistem imun, gangguan susunan syaraf, gangguan dan kerusakan ginjal, efek terhadap pernafasan. Tujuan penelitian menganalisis hubungan karakteristik (umur, masa kerja, pemakaian APD masker, dan pemakaian APD sarung tangan)dengan kadar heavy metalkromium (Cr) dalam urine pada pekerja industri rumah tangga pelapisan logam di Kecamatan Candi Sidoarjo.Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan rancang bangun cross sectional. Kadar kromiumdi urine pekerja dianalisis di laboratorium dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Analisis data deskriptif analisis menggunakan coefficient contingency untuk mengetahui kuat hubungan antar variabel.
Pelapisan logam dapat dilakukan dengan metode elektroplating, bahan kimia salah satunya yaitu kromium. Pelapisan logam dengan metode ini banyak digunakan dalam pelapisan spare part kendaraan bermotor, alat perabotan rumah tangga, dan alat medis.Hasil pelapisan ini membuat benda tersebut menjadi mengkilap dan berkilau dengan tebal lapisan berkisar 0,25-0,5 mikron. Kromium yang merupakan unsur beracun pada manusia apabila masuk dalam tubuh akan berdampak pada kesehatan individu. Efek kesehatan tersebut seperti, munculnya karsinogenesitas, gangguan sistem imun, gangguan susunan syaraf, gangguan dan kerusakan ginjal, efek terhadap pernafasan.Tingkat keracunan krom pada manusia diukur melalui kadar atau kandungan krom dalam urine.Meningkatnya kromium dalam urine dapat digunakan untuk mengkonfirmasi terpaparnya fungsi ginjal. Jalur masuk kromium pada manusia dapat melalui inhalasi, ingesti dan kontak kulit.
Pada penelitian ini, semua pekerja berjenis kelamin laki-laki. Semua pekerja di industri ini memiliki waktu kerja yang sama yaitu 8 jam sehari pada hari Senin-Sabtu. Pengukuran kromium pada urine pekerja pada waktu istirahat. Pekerja dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian nonproduksi dimana terjadi proses pemolesan dan pengeringan yang tidak kontak langsung dengan kromium dan bagian produksi yang terjadi proses pelapisanlogam (nikel dan kromium) dan proses pembilasan. Pekerja yang memiliki kadar kromium melebihi angka normal sebagian besar adalah pekerja di bagian produksi yang terdiri dari kegiatan pelapisan dan pembilasan.Pekerja yang memiliki kadar kromium di urine melebihi nilai normal (> 1,8 μg/L) yaitu pekerja yang bekerja di bagian produksi sebesar 75%.
Hasil tabulasi silang karakteristik responden dengan kadar kromium di urine pekerja menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang moderat, umur dengan kadar kromium di urine dengan nilai coefficient contingency 0,447. Hubungan masa kerja diatas 10 tahun dengan kadar kromium di urine dengan nilai coefficient contingency sebesar 0,478. Sejalan dengan penelitian Ambreen (2012) yang menunjukkan hubungan signifikan lama kerja dengan akumulasi kromium di dalam tubuh. Semakin lama seseorang bekerja dalam lingkungan yang terpajan kromium, semakin besar risiko pekerja mendapatkan akumulasi pajanan lebih besar.
Pekerja di bagian produksi memiliki kadar kromium lebih tinggi daripada pekerja dibagian nonproduksi.Semakin lanjut usia dan masa kerja yang lama, memiliki hubungan terhadap tingginya kadar kromium dalam urine pekerja. Kekuatan hubungan karakteristik pekerja yang memilik tingkat tertinggi yang masuk dalam kategori hubungan moderat dengan kadar kromium di urine pekerja adalah masa kerja. Pemilik industri dibantu dengan pemerintah kabupaten dapat melakukan pemantauan terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkan. Perlu adanya upaya mengendalikan kadar kromium di lingkungan baik dari limbah cair maupun udara. Upaya untuk menekan logam berat Cr bisa dilakukan dengan metode pengolahan limbah yang mudah dan ramah lingkungan dengan berbagai cara, salah satunya yakni dengan adsorben alami seperti kitosan. Melakukan pengendalian paparan seperti adanya kepatuhan pemakaian APD yang sesuai terutama masker dan sarung tangan.
Penulis: Dr. R. Azizah, SH., M.Kes
Berikut link terkait tulisan diatas: Correlation Between Characteristics With Heavy Metal Chromium (Cr) Levels In Urine of metal Coating Workers In Sidoarjo East Java Indonesia https://www.psychosocial.com/article/PR201089/11625/